Chapter 32

8.7K 1.3K 43
                                    

***

Beneran?

Kau akan memberikan ini kepadaku?

Sebuah sertifikat?

Ini sertifikat toko mainan terbesar, bukan?

Tenanglah.

Aku tahu betapa menyakitkannya memiliki sesuatu di luar kemampuanmu karena aku pernah menjadi anak takdir palsu.

Aku tidak bisa membawanya saat aku pergi dari sini dan karena aku masih muda dan tidak bisa menjalankan toko sebesar itu, orang lain akan mengambil alih. Bagaimanapun, aku tidak akan bisa menyentuh uang itu.

Dengan berat hati, aku mengembalikan sertifikat tersebut kepada Duke.

"Aku tidak isa mbaca bebelapa hurup." (Aku tidak bisa membaca beberapa huruf)

Lea tertawa penuh kasih, berkata, "Aku akan membacakannya untukmu."

"Oh, ini sertifikat toko mainan, nona kecil!"

Aku berkata dengan nada suram. "Bwaine tidyak menginginkan keltas."

"Ini bukan sekedar kertas, nona kecil. Jika Anda memiliki ini, Anda bisa memiliki semua mainan di toko."

Aku menggelengkan kepalaku dengan tatapan sedih.

"Tidak mau... Aku mau lebih banyak mainan."

Henry dan Isaac menatap sang Duke.

"Untuk seorang anak kecil, arti sertifikat toko mainan berada di luar pemahamannya."

"Yah memang, sebuah busur dan gaun akan membuatnya lebih senang."

Duke terlihat seperti disambar petir. Sedangkan, dua bersaudara itu menyeringai dan menggaet kedua lenganku.

"Ayo pergi ke kamarmu, Leblaine."

"Ya, kami akan mengantarmu."

Aku mendengar suara Duke di belakangku, yang memperhatikan kami tanpa daya.

"Mereka yang menangani ini, bawakan aku daftarnya."

Ternyata, ada hadiah lain yang sudah disiapkannya.

***

Aku bangun sebelum matahari terbit dan meninggalkan ranjang empuk.

'Oke, aku sudah mengurus busur yang diberikan Isaac padaku.'

Untuk berjaga-jaga, aku bahkan memasukkan alat pelacak yang diberikan Lea di sakuku.

Ada banyak orang di luar sana yang sangat menginginkanku sampai-sampai membawa seorang pedagang manusia ke dalam kastil, jadi aku harus berhati-hati.

Aku menyusup ke penjara bawah tanah.

Para prajurit sedang berpatroli, namun aku berhasil menyelinap masuk, memanfaatkan pengalamanku saat menjadi pengemis. Tentu saja, mendapatkan kunci juga merupakan keterampilan yang dipelajari karena pengalaman itu.

"Seria."

Sebuah suara kecil menyebabkan gadis yang berjongkok itu mengangkat kepalanya.

"Nona kecil....!"

"Ssst!"

Saat aku meletakkan jari telunjuk di bibirnya, Seria kemudian merendahkan suaranya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Ada tempat yang ingin aku kunjungi bersama Seria."

Aku meninggalkan penjara bawah tanah sambil memegang tangan Seria, berkedip polos

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang