17 : Jaehyun aku takut

14.1K 3.1K 1.2K
                                    

"Ah! Jeno! Kumohon! Ah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Jeno! Kumohon! Ah!"

Taeyong berteriak rusuh, tatkala kedua tangannya yang dipegangi oleh lima orang wanita, dan kakinya yang dipegang tiga pria, mereka sama-sama kewalahan.

"Santai hyung, waxing-nya hanya sebentar. Setelah ini akan baik-baik saja kok."

Dan penyebabnya tak lain adalah, Taeyong yang kalah tanding bermain tembak-tembakan di zona bermain sebuah pusat perbelanjaan, mengharuskan Taeyong untuk menerima hukuman dari Jeno, melakukan waxing bulu kaki.

Bulu kaki Taeyong cukup lebat, sehingga Taeyong merasakan sakit yang teramat sangat waktu caramel kering itu ditarik dari permukaan kulit kakinya.

"Jeno... kau tega sekali." Taeyong sambil merintih kesakitan, bahkan ia menangis.

Melihat itu, Jeno yang bersandar di pilar penyangga terkekeh. Taeyong benar-benar menggemaskan.

"Jika hyung tidak kalah saat menembak musuh tadi, mungkin hyung tidak akan berbaring di sini."

Dalam hati Jeno merasa puas. Ya apalagi? Pasti Jaehyun tengah kebingungan mencari keberadaan Taeyong sekarang.

Setelah selesai, karyawan-karyawan yang memegangi Taeyong agar tidak bergerak ribut itu pun keluar dari ruangan tempat Taeyong di waxing, hanya menyisahkan si mungil dan Jeno seorang.

"Jeno, sakit~" si mungil merengek lucu dengan sisa air mata yang membasahi pipinya.

Si pemuda bersurai blonde tersenyum untuk kemudian duduk di pinggiran ranjang tempat Taeyong berbaring. Kaki si mungil sekarang lebih enak dipandang, ya walaupun Taeyong masih terasa kebas di kakinya.

"Aku minta maaf," Jeno menyeka air mata di pipi Taeyong, "sebagai gantinya, aku akan menuruti permintaan hyung. Kau mau apa hm?"

Si mungil yang sekarang tengah duduk mengulum bibir sambil berpikir-pikir hingga, "bolehkah Jeno mengambilkanku boneka hiu di mesin arcade?"

Permintaan yang kecil. "Sure, apa hyung tidak ingin sesuatu yang lain?"

Si mungil mengangguk lucu, "aku mau makan, aku lapar."

"Baiklah, ayo." Jeno berdiri, mengambil dompet dan tas kecil yang ia bawa.

Belum sempat Jeno pergi, Taeyong menahan lengannya. "Jeno..."

Pemuda itu segera menoleh, "hm?"

"Terima kasih ya. Maaf kalau aku dulu pernah jahat kepadamu, ternyata Jeno tidak seperti yang aku kira."

Wajah malaikat berhati iblis itu tersenyum manis, menampakkan seolah ia begitu tulus pada Taeyong. Tak tau saja bahwa si mungil sedang dibodohi.

"Tidak apa-apa hyung, ayo kita pergi ke pusat makanan."

Si mungil segera berdiri, ia sangat antusias begitu Jeno menyebut nama makanan. Dari dulu hingga sekarang, Taeyong paling suka jika pergi ke pusat perbelanjaan dan berkunjung ke bagian makanan, Taeyong suka bau masakan yang campur aduk di hidungnya.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang