Canistopia - VIII

1.8K 387 351
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Cahaya menyilaukan memasuki kaca jendela tanpa permisi, membuat seseorang di balik selimutnya menggeliat terganggu kemudian menyadari bahwa hari sudah pagi. Tak lama keningnya mengernyit saat terdengar suara pintu dibuka. Siapa yang memasuki kamarnya tanpa mengetuk lebih dulu? Tunggu ... mengetuk? Bukankah ia tinggal sendirian? Damien, si pemilik kamar terbangun dengan perasaan tak enak setelah mengingat kejadian aneh semalam yang menimpanya.

“WAAAAA!!”

“Apa? Kenapa kau berteriak?” tanya seseorang yang baru saja menutup pintu kamar dengan sedikit dorongan kakinya sementara tangannya sibuk membawa nampan.

“S-Sean?” Kedua mata Damien membola.

“Bagaimana perasaanmu?” tanya Sean seraya menyimpan nampan di atas meja nakas. “Matt sudah menyuntikmu semalam. Seharusnya kau sudah merasa lebih baik.”

“MENYUNTIKKU?! APA YANG- WAAAAAAA!!”

Sean mengernyit heran pada adik barunya yang sudah dua kali meneriakinya pagi ini. Bahkan Fred dan Mike tidak pernah melakukan itu padanya selama ini. “Kenapa lagi?”

“K-kemana pakaianku? Kenapa aku tidak mengenakan pakaian?”

“Oh, benarkah? Sehelai pun?” dengan refleks Sean membuka selimut yang menutupi Damien, membuat anak itu berteriak lagi.

“APA YANG KAU LAKUKAN?!”

“Kau sudah meneriakiku tiga kali, Ev.” Sean terkekeh kecil kemudian mencari pakaian dari dalam lemari. “Wajar saja. Kau newborn dan mungkin pakaianmu tertinggal di jalan.”

NEWBORN APA?!” kesal Damien.

“Berhenti berteriak atau Chris akan mendengar dan menggigitmu,” ucapnya memberitahu seraya memberikan pakaian yang baru saja didapat.

“M-menggigit apa?” cicit Damien.

“Bagaimana? Apakah sakit?” Sean duduk dipinggiran ranjang sementara Damien sibuk menutupi tubuhnya dengan selimut.

“Apanya?”

“Menjadi newborn,” jawab Sean. “Semalam obat biusnya habis di perjalanan. Kau ... um ... mengamuk di laboratorium milik Matt. Dia menyuntikmu dengan ramuan wolfsbane agar lebih tenang, dan kurasa semalam juga kau sangat lapar hingga berniat untuk memakan daging manusia.”

Penjelasan Sean membuat mata Damien membola lagi kemudian bergidik. “D-daging manusia?”

“Kau tidak ingat?”

“Aku ... hanya ingat ada sepasang mata yang mengejarku di jalanan gelap. Lalu ... apa yang kulakukan setelah itu ya? Kurasa aku melihat langit yang sangat terang, kemudian ....”

CanistopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang