24 : I got you, Hyung!

12.2K 2.5K 793
                                    

VOTE YA!

***

Jaehyun dan Yunho kini duduk di bangku teras mini market milik Kun. Ditemani angin sore, surai si lelaki pucat tampak terhuyung terbawa angin.

Keduanya diam, ragu untuk saling memandang, entah karena malu, rasa takut yang begitu mendalam, mereka tampak enggan memulai pembicaraan.

"Bagaimana kabarmu?" Yunho bertanya akhirnya. Manik tampak gelisah, bibir ia gigit, dan kaki yang terus bergetar, merasa nervous.

Jaehyun, kedua tangan ia sembunyikan di bawah meja. Bermain dengan jari-jarinya, ia menunduk.

Bayangan ayahnya yang akan marah jika Jaaehyun melakukan kesalahan, selalu terngiang di pikirannya.

Orang yang sudah menjadi mimpi buruknya sejak sepuluh tahun terakhir, memunculkan lagi wujudnya pada Jaehyun.

Jaehyun menelan saliva lambat, apakah ayahnya akan marah karena Jaehyun sudah kabur? Meninggalkan Yunho sendirian?

Dan juga, penampilan Yunho sangat kacau. Berbeda dengan Yunho yang Jaehyun kenal dulu. Penampilan yang biasanya sangat rapi, stylist, kini berubah. Kotor, bahkan terkesan seperti seorang gelandangan.

"B-baik.." Si lelaki pucat seperti anak anjing yang ketakutan.

Disisi lain, Yunho menatap nanar sang putra yang sudah beranjak remaja. Begitu tampan, gagah, pekerja keras, mandiri, dan yang paling penting-Yunho bisa bertemu dengan sang putra setelah sekian lama ia mencari tau keberadaannya.

Ia menyesal, sangat.

Perbuatannya mungkin tidak akan mendapat ampunan dari Tuhan, ia sudah terlalu jahat. Jaehyun sang anak, sudah ia telantarkan. Bocah kecil yang begitu polos, harus terluka fisik dan batin karena sifat Yunho yang tak bijaksana dalam menjalani peran sebagai orang tua.

Yunho menjalani pengasingan dan hukuman dunia. Semua hartanya sirnah karena Yunho yang terlalu serakah, bermain judi dan kalah taruhan yang mengakibatkan rumah dan harta benda disita.

Di fase terpuruk, Yunho sadar, disaat semua harta duniawinya hilang, yang ia butuhkan hanya satu, Jaehyun sang anak. Bocah itu sangat berarti, tak tertanding dengan harta Yunho yang hanya seberapa.

Yunho, benar-benar menyesal.

"Apa kau masih takut pada ayah?"

Jaehyun cepat-cepat menggeleng, "t-tidak."

Bohong. Yunho membaca ekspresi wajah Jaehyun yang mudah dibaca, ia takut.

"Ayah..." bibir terasa kelu, Yunho merasakan beban yang begitu berat saat ia ingin berbicara, "ayah minta maaf."

Kalimat yang tak pernah didengar Jaehyun sebelumnya.

Apa ini mimpi?

Kepala Jaehyun terdongak, mungkin ia salah dengar bukan?

"A-a-ayah tadi bicara apa?" Tanya Jaehyun memastikan. Suara husky itu terdengar bergetar.

"Ayah minta maaf..."

"..ayah sudah jahat padamu Nak. Ayah bahkan tidak pantas kau panggil dengan sebutan ayah. Pasti hari-harimu selama sepuluh tahun ini sangat sulit kan?"

Yunho bangkit dari tempatnya duduk, memosisikan dirinya bersujud di kaki Jaehyun, membuat sang empu tersentak dan bangun, menarik kakinya dan menuntun bahu sang ayah supaya berdiri.

"Ayah, jangan seperti itu." Si lelaki berkulit pucat menahan bahu sang ayah, walau ia tahu-jauh di lubuk hatinya, Jaehyun masih memutar kenangan buruk setiap ia memandang wajah ayahnya.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang