𝑭𝒊𝒇𝒕𝒆𝒆𝒏

3.3K 441 15
                                        

Perkiraan Rose melahirkan seminggu lagi,Taeyong memutuskan untuk cuti karena Rose mulai mengalami kontraksi palsu jadi lebih baik dirinya menemani Rose dirumah sampai istrinya itu melahirkan

"Bangun" Rose menggoyangkan badan Taeyong pelan

"Masih pagi yang" Taeyong menolak saat Rose hendak menarik tangannya

"Kopernya dipindahin sekalian carseatnya" jika Rose masih kuat mengangkatnya ia tak perlu susah-susah membangunkan suaminya

"Nanti bisa yang,kamu mending istirahat aja" Taeyong merengkuh badan Rose pelan

"Mami mau nginep,nyiapin kamar tamu buat mami papi" Rose berdiri dari duduknya

"Mau diapain lagi kamar tamunya?udah rapi" Taeyong tahu,istrinya sangat antusias jika Taeyeon menginap atau mampir ke rumah

"Mami bakal nginep lama Yong" jika Rose sudah memanggil nama Taeyong maka ia sudah di ambang kemarahan

"Iya bawel" Taeyong mencium pipi Rose gemas

"Apa dibiarin gitu aja ya?kamu mending naruh koper sama carseat deh" Rose mulai berjalan menuju kamar bayi tepat disebelah kamar mereka

"Perkiraan lahirnya masih seminggu yang" Taeyong menyenderkan badannya pada kursi menyusui di kamar bayinya

"Persiapan,kalau aku tiba-tiba kontraksi gimana?kamu mau lari-lari bawa koper sambil nenteng carseat gitu?" tanya Rose dengan sedikit sebal

"Nanti aku pindahin" Taeyong kembali tertidur di atas kursi menyusui Rose

"Bunda sebentar lagi dateng loh yang,kamu mandi sana" Rose tak lelah membangunkan Taeyong yang pada saat hari libur suka bermalas-malasan

"Iya sayang iya" ujar Taeyong dengan gemas saat melihat wajah cemberut Rose

"Kamu kalau dibilangin suka gitu" Rose menggerutu,kebiasaan Taeyong yang sering membuatnya kesal

"Udah sana kamu istirahat" Taeyong tak lupa menyempatkan mencium perut buncit Rose sebelum memindahkan koper dan carseat

"Rose masih suka angkat-angkat barang mah kalau Taeyong lagi ga ada di rumah" ujar Taeyong sambil melirik Rose yang asik dengan cemilannya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Rose masih suka angkat-angkat barang mah kalau Taeyong lagi ga ada di rumah" ujar Taeyong sambil melirik Rose yang asik dengan cemilannya

"Rose suka ngeyel kalau dibilangin,keras kepala banget anaknya" Min-Young terkekeh saat menantunya mengadu padanya

"Padahal ada Yeeun lagi main ke sini" Taeyong tahu jika Rose tak mau merepotkan orang lain tapi posisinya dia sedang hamil besar

"Yeeun kesini buat main bukan ngangkut barang" cibir Rose yang menatap Taeyong tajam

"Nurut kalau dibilangin suami" nasehat Min-Young saat putrinya membalas ucapan menantunya

"Belain aja terus!" hormon Rose masih naik turun jadi ia sering marah jika ibunya lebih membela Taeyong

"Mau kemana Rose?" Seojoon yang baru saja keluar kamar melihat putrinya berjalan menuju depan

"Nyari angin" Rose lalu menutup pintu kencang

"Kenapa lagi?" tanya Seojoon memandang istri dan menantunya heran

"Biasa hormon bumil" Min-Young hendak menghampiri putrinya tapi tak jadi karena Taeyong sudah lebih dulu berpamitan

"Akhirnya,Rose bahagia sama pilihannya" Seojoon sejak awal bertemu pun sudah menyukai Taeyong,terlihat dari pembawaan menantunya itu

"Rose selalu bahagia yah" Min-Young tersenyum samar

"Sebentar lagi kamu seneng ada sasaran kegemesan kamu" Seojoon tak sabar menanti lahirnya cucu pertamanya

"Kamu juga,cucu pertama cowok pula" Min-Young setuju dengan ucapan suaminya,sebentar lagi dirinya akan menjadi nenek

"Jadi pengen" gumam Seojoon dengan sengaja

"Kamu mau aku getok pake centong?" Min-Young melirik Seojoon sinis

"Kamu mau aku getok pake centong?" Min-Young melirik Seojoon sinis

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Ngambek nih ceritanya?" Taeyong menyenggol bahu Rose pelan

"Berisik" Rose sudah memberi ancang-ancang untuk memukul Taeyong

"Ada yang ngambek nih dek" Taeyong berkata sembari mengusap perut Rose

"Gausah pegang-pegang" Rose menepis tangan Taeyong

"Sensi banget sih yang" Taeyong kembali mencium Rose dengan gemas

"Sakit ih!" Rose menepuk pipi kiri Taeyong dengan sebal

"Kok aku ditampar sih?" Taeyong menatap Rose dengan sendu

"Mulai deh alay" Rose memutar bola matanya jengah,tak sekali dua kali Taeyong berperilaku begitu

"Ga sabar liat adek" Taeyong mengusap perut Rose senang

"Sabar,pasti ntar mirip mamahnya" Rose menggoda Taeyong,ia tahu jika dirinya membahas hal ini pasti Taeyong akhirnya akan kesal

"Mirip papahnya" Taeyong menghembuskan nafasnya,pasti ia akan kalah debat untuk kesekian kalinya

"Liat aja nanti waktu lahir mirip aku atau kamu" Rose mengusap pipi Taeyong dengan penuh kasih sayang

"Maaf" Taeyong memeluk Rose dengan erat seakan-akan tak mau melepasnya

"Masih kepikiran masalah itu?mereka ga berhak nuntut hal ini,aku yakin" ucap Rose mencoba untuk meyakinkan suaminya sekali lagi

"Aku takut kalau mereka bakal tetap nuntut" Taeyong pikir dengan pemutusan kontrak kerja cukup ternyata salah,mereka semakin berani melihatkan pemberontakan yang mereka sudah siapkan

"Ada ayah,bunda,mami,papi jadi mereka pasti bantu kita sebisa mereka" Rose tahu akhir-akhir ini Taeyong memikirkan hak asuh anaknya

"Keluarga Jung benar-benar mempermalukan diri mereka" Taeyong mungkin akan malu jika jadi mereka

"Soal malu itu urusan mereka jadi buat apa kita mikirin hal yang sebenarnya bukan masalah serius" ucapan Rose berhasil memenangkan Taeyong

"Makasih sayang buat semuanya dan sembilan bulan bukan waktu yang cepat menanggung beban seberat itu" Taeyong tak mau membohongi perasaannya jika ia merasa malu jika sudah meluapkan amarah pada orang yang mau susah-susah mengandung anaknya

"Anak mami" ujar Rose dengan kekehan kecilnya saat Taeyong menangis yang sedang memeluknya erat

"Rose,makasih sekali lagi" Taeyong berdoa semoga Tuhan mengizinkannya untuk hidup lebih lama bersama istrinya

"Harusnya aku yang ngomong gitu ke kamu,makasih buat seluruh perhatiannya selama ini dan mau menerima aku dan anakku apa adanya tanpa rasa malu mau merawatku" Rose tertawa pelan,tangis Taeyong semakin menjadi setelah ia mengucapkan hal itu

Jaehyun yang berada dalam ruang tamunya mengintip lewat jendela rumahnya,dirinya melihat saat Taeyong dengan senangnya memeluk Rose yang sedang hamil besar jika boleh berkata Jaehyun sangat ingin berada di posisi Taeyong jika Tuhan menghendaki tapi kecerobohan yang ia buat menghentikan posisinya dan digantikan dengan Taeyong

HIRAETH [1] JaeroseМесто, где живут истории. Откройте их для себя