26 : Aku mencintaimu, Lee Taeyong

14.7K 2.9K 649
                                    

VOTE!

🔞

***

Bugh!

"Ini untuk kelancanganmu."

Bugh!

"Ini untuk nafsu bejatmu!"

Bugh!

"Bajingan sialan!"

Mark terus membabi buta Jeno dengan pukulannya. Sementara pelaku yang menjadi korban pemukulannya, sudah berpeluh darah. Dari hidung, sudut bibir, dan mulut.

Tangan Mark yang terkepal bahkan tak jarang terlumur oleh darah dari hidung Jeno, namun Mark sama sekali tak memedulikannya.

Ia terlalu sibuk membabi buta sosok yang sudah berbuat hal bejat pada Taeyong sekarang.

Jeno seolah seperti masokis sekarang, tertawa padahal wajahnya sudah babak belur, sesekali ia meludah karena darah yang menggenang di dalam mulutnya.

"Mark.. kau memukulku untuk apa? Kau berlebihan.." ucap Jeno dengan suara lirihnya, menyeringai memperlihatkan barisan gigi yang penuh akan darah.

Melihat wajah Jeno yang tak ada rasa bersalahnya sama sekali, membuat geraham Mark semakin mengeras. Matanya memerah menunjukkan urat-urat samar menatap tajam Jeno yang bertelanjang dada sambil bersimpuh di lantai rumahnya.

"Kau benar-benar bajing-"

"Mark."

Ucapan Mark terpotong, ia menoleh ke belakang mendapati Jaehyun yang berjalan ke arahnya sambil menggendong Taeyong di punggungnya.

"Hyung, kau tak apa-apa?" Buru-buru Mark menanyai Taeyong yang bersandar nyaman di bahu Jaehyun.

Si mungil kepalanya terbenam oleh jaket milik Jaehyun yang cukup besar di badannya. "Mark aku takut.." Taeyong memberingsut di balik punggung Jaehyun.

"Bawa Taeyong keluar," tatapan elang Jaehyun tak lepas dari Jeno yang terduduk lemah di atas lantai dengan nafas yang tersengal.

Segera Mark mengambil Taeyong dari gendongan Jaehyun, membawa si mungil keluar karena tak ingin membuat Taeyong semakin merasa ketakutan berada di dekat Jeno.

Menyisahkan Jaehyun yang berdiri sambil menyakukan kedua tangan di celananya, menatap Jeno dengan tatapan menyedihkan.

"Jaehyun hyung, kau sudah mendapatkan bekasku. Taeyong sudah kucicipi lebih dulu." Jeno terkekeh aneh, membuat suasana kian menegangkan.

Jaehyun diam, wajah datarnya membuat semua saja terintimidasi, termasuk Jeno.

Tak perlu dijelaskan kalau Jaehyun marah, karena diamnya seorang Jung Jaehyun sudah memberikan seluruh jawabannya.

"Bangun." Titah si pemilik lesung pipi.

Kening Jeno berkerut, "apa?"

"Bangun ku bilang."

Jeno menyeringai meremehkan, "hyung kau sudah kehabisan kata-kata bukan untuk mengataiku-"

Bugh!

Bugh!

Duakh!

Tubuh Jeno terpental hingga dagunya tertabrak oleh kerasnya lantai marmer dirumahnya sendiri. Meringis nyeri, mendapati tiga pukulan telak di wajahnya yang sudah babak belur.

Jaehyun meluruskan rahang, melemaskan otot tangannya yang kaku dan memandang enggan Jeno.

"Ya, aku kehabisan kata-kata." Jaehyun menarik rambut Jeno yang posisinya tengkurap, membuat sang empu memekik dan memaksa diri untuk bangun dan berdiri.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang