Chapter 14

2.4K 122 6
                                    

Eve bersiap – siap hari itu untuk berangkat ke pesta bisnis bersama Elliot. Setelah mengenalnya Eve memberanikan diri untuk memberitahukan alamatnya kepada pria itu dan nanti sore ia akan menjemputnya. Itu adalah pesta bisnis pertama Eve dalam waktu yang cukup panjang, dapat dikatakan bahwa bulan itu berkesan cukup gila, banyak hal yang terjadi dan Eve benar – benar butuh untuk bersenang - senang. Elliot mengatakan bahwa Eve tidak perlu melakukan banyak hal ketika di sana, ia hanya butuh hadir dan bersikap manis, yang menurut Eve sedikit menyebalkan, namun ia juga mengerti, biarlah Elliot yang mengerjakan segala macam formalitas bisnis yang diperlukan.

Hari itu ia berdandan lebih rapi dari biasanya, ia mengenakan sebuah gaun shoulderless berwarna navy yang menunjukan potongan bahunya yang dibuat fitted sesuai dengan bentuk tubuhnya. Rambut pirangnya ditata dengan gaya formal bun. Makeupnya tipis saja karena ia masih ingin memperlihatkan kecantikan alaminya, dan terakhir ia mengenakan tas dan sepatu heels berwarna hitam. Dia melihat dirinya sendiri di cermin, ya, ia terlihat cukup baik, mmemang Eve selalu memperhatikan penampilannya, terlebih lagi ketika ia akan bertemu banyak orang penting, ia tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti, jadi lebih baik ia mempersiapkan diri terebih dahulu.

Tepat setelah ia selesai berdandan, ia mendapatkan telepon dari Elliot yang mengatakan bahwa dirinya sudah sampai di lobby apartemen Eve. Saat itu waktu menunjukan pukul 5 sore, artinya Elliot datang sedikit lebih cepat dari biasanya. Memang hotel tempat pesta bisnis ini diadakan sedikit jauh dari apartemennya sehingga bisa membutuhkan waktu tiga puluh hingga satu jam untuk sampai di sana jika tidak macet, tetapi semua orang tahu seperti apa situasi jalanan di New York, tidak ada salahnya jika mereka sampai lebih awal.

Eve turun ke lobby dan menemui Elliot yang saat itu sedang mengenakan jas yang terlihat lebih berkelas dibandingkan biasanya, memang biasanya ia berpakaian dengan cukup rapi ketika bekerja, namun malam itu ada sesuatu yang terlihat lebih spesial. Yang pertama ia mengenakan kemeja berwarna biru donker yang dibalut dengan jas berwarna abu – abu muda dan dasi yang dikenakannya berwarna hitam. Ia juga terlihat mengenakan pocket fabric berwarna putih yang ia selipkan di bagian atas jasnya, yang mengartikan bahwa pria ini memperhatikan detail, ia mengenakan ikat pinggang berwarna hitam dengan silver hardware dan sepatu kulit hitam yang ujungnya sedikit bulat, karena semua orang tahu bahwa sepatu berujung kotak adalah mimpi buruk bagi kaum pria maupun wanita. Tidak ada yang mengerti kenapa mereka diciptakan sejak awal, mungkin manusia telah kehabisan ide untuk membuat bentuk sepatu baru yang menarik, jadi mereka menciptakan ujung sepatu kotak.

Ketika melihat Eve, Elliot langsung terpukau dengan kecantikan wanita itu, kulit Eve terlihat bersinar dibawah cahaya lampu. Sekilas dia hampir terlihat seperti seorang malaikat, bukan manusia.

Elliot tidak sungkan untuk memuji penampilan Eve, ia sudah tahu bahwa Eve akan tampil cantik seperti biasanya, tetapi ia tidak menyangka bahwa Eve akan terlihat seperti itu. Eve mengucapkan terima kasih lalu mereka berdua berangkat dengan Porsche milik Elliot. Selama di perjalanan, mereka banyak mengobrol tentang hal – hal kecil, seperti apa yang mereka biasanya lakukan ketika tidak ada yang dapat dilakukan, sebuah skenario yang sangat tidak mungkin terjadi karena mereka berdua sama – sama sibuk, namun percakapan kecil semacam itu membuat perjalanan terasa sangat cepat.

Sebelum Eve sadar, mereka sudah sampai di hotel yang dimaksud. Hotel disana adalah sebuah hotel bintang lima yang sering dijadikan tempat pertemuan orang – orang penting di Amerika dan seluruh dunia. Ia tidak tahu orang – orang seperti apa yang akan ditemuinya di sana, namun ia cukup bersemangat ketika ia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam bersama Elliot.

Sebelum sampai lobby, Elliot meminta Eve mengalungkan tangannya di tangan pria itu. Alasannya agar mereka terlihat lebih natural, Eve tidak begitu paham kenapa ia ingin dia melakukan hal itu karena mereka bukan berkencan atau semacamnya, tetapi ia menurut saja karena pikirnya ia juga tidak dirugikan. Mereka dicek terlebih dahulu oleh seorang penjaga yang memastikan bahwa mereka memang benar salah satu tamu di sana, karena penjagaan dan keamanan nya cukup ketat.

Mereka berjalan masuk dan langsung dihampiri oleh salah seorang staff atasan yang menanyakan identitas mereka, kemudian mereka dibantu masuk ke dalam ruangan karena memang disana ada beberapa ruangan lain yang digunakan untuk pesta juga, walaupun malam itu hanya ada dua pesta yang berlangsung di sana dan yang satunya lagi berlangsung di lantai yang berbeda. Lalu keduanya diantarkan ke tempat duduk mereka yang bersampingan, setiap meja sudah diberi tanda dan nama tamu masing – amsing, sedetail itu host pesta mempersiapkan acaranya. Tempat tersebut sangat mewah dan luas, namun terkesan ekslusif. Tidak banyak orang yang berada di ruangan saat itu, mungkin jumlahnya hanya seratus, paling banyak seratus lima puluh orang termasuk staff.

Eve memiliki firasat yang baik akan malam itu, ia berpikir bahwa ia akan merasa senang di sana. Namun firasat itu berubah seketika ia tidak sengaja melihat papan nama yang berada tepat di seberang nya, di papan nama itu tertulis nama orang yang akan duduk di kursi itu dan ia sangat terkejut ketika melihat nama yang ada di sana.

Sebelum ia bisa memproses apa yang baru saja terjadi, tiba – tiba sosok itu masuk ke dalam ruangan dan berjalan menghampiri mejanya, Eve menoleh dan melihatnya berjalan ke arahnya dan tidak membutuhkan waktu lama untuk pria itu menemukannya. Mata mereka berdua bertemu. Eve membeku di tempat.

Yang sedang berdiri di hadapannya tidak lain adalah Dante Winston. Pria itu mengenakan sebuah jas berwarna hitam yang membuatnya tampak seperti ia baru keluar dari "The Matrix" namun ia tetap terlihat sangat tampan. Namun yang membuat Eve merasa gugup adalah fakta bahwa saat itu ia sedang duduk di samping Elliot dan Elliot meletakan tangannya di atas tangan Eve. Dante menyadari hal ini dan bisa dikatakan bahwa ekspresi pria itu tidak begitu senang.

Ia berjalan ke mejanya dan duduk di depan mereka, karena memang itu adalah tempat dimana ia didudukan. Eve berusaha mengalihkan pandangannya dari Dante, namun Elliot dengan bodohnya, ketika melihat pria itu duduk, langsung mengajaknya ngobrol. Eve tahu memang Elliot tidak tahu menahu dengan urusan mereka atau apa yang terjadi di antara mereka, namun tetap saja, bagi Eve dan Dante, situasi itu sangat tidak menyenangkan.

"Ah, Mr. Winston. Aku tidak tahu bahwa kau akan diundang di sini juga. Kau terlihat lebih baik di dunia nyata dibandingkan di sosial media." Kata Elliot selesai mereka berdua berkenalan. Kelihatannya Elliot sudah tahu siapa itu Dante, Eve tidak mengerti kebetulan gila macam apa yang sedang ia alami. Namun bertemu dengan Dante di tempat itu terlihat seperti mimpi buruk.

Bukannya merespon pernyataan Elliot, ia memalingkan perhatiannya kepada Eve, lalu memasang sebuah senyum palsu. Eve sudah tahu malam itu tidak akan berakhir dengan baik. Jantungnya berdegup sangat kencang. Dante adalah pria yang nekat, ia tidak tahu apa yang pria itu akan lakukan nanti. Apapun itu, ia tidak tertarik untuk mengetahuinya.

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang