JFNM | 14. Keputusan yang berat

73 10 85
                                    

Ada rasa yang terpaksa direlakan
demi sebuah persahabatan

-Alya-

"Gue ...," Alya menggantungkan kalimatnya.

"Gue gak bisa," ucapnya.

Mendengar itu, air muka Nayla berubah seketika. Jadi dugaannya benar, jika Alya menolak membantunya, berarti gadis itu juga memiliki perasaan yang sama terhadap Ken.

Alya terkekeh,"Gak bisa nolak," lanjutnya.

"Serius Al?!"

"Tapi, gue hanya bisa bantu semampu gue."

Nayla memeluk Alya erat, ia pikir Alya benar-benar menolaknya. Tapi dugaannya salah, Alya telah membuktikan peran sahabat sesungguhnya.

"Makasih Al!!"

Alya membalas pelukan Nayla, gadis itu tersenyum samar. Jujur, ini adalah keputusan yang berat. Namun ia akan berusaha kuat, ia tidak mau mengecewakan sahabatnya, meski harus ia yang kecewa.

Mereka menguraikan pelukan itu, Alya dapat melihat jelas ekspresi bahagia yang terpampang di wajah Nayla.

"Makasih Al, lo baaaik banget!"

"Gini nih kalo ada maunya," timpal Alya. Mencoba bersikap senormal mungkin.

"Hehe, ke kantin yuk, gue laper nih. Nanti gue yang traktir deh!" ajak Nayla, membuat Alya mengangguk.

Nayla menarik tangan Alya, menggandengnya selama perjalanan menuju kantin.

"Sakit sih, tapi gak papa deh!"-batin Alya.

*****

"Abang tukang bakso, mari-mari sini, orang ganteng mau beli!" nyanyi Raka, sambil memukul-mukul mangkuk mang ujang menggunakan sendok. Persis seperti abang tukang bakso, yang sedang menarik pelanggan.

"Satu magkuk aja, dua rebu yang banyak baksonya."

"Tidak pake cinta, tidak perlu janji, kalo ujungnya nyakitin," lanjutnya, mengubah lirik lagu itu. (Nyanyinya pake lagu abang tukang bakso ya:v)

"Bucin!" kompak Ken dan Bayu.

"Hujat aja teroos! Lo pada pasti bakal bucin juga pada waktunya!" balas Raka.

Ken mengangkat satu mangkuk berisi bakso pesanannya dari gerobak Mang Ujang. Ia berjalan duluan, meninggalkan Bayu dan Raka yang masih menunggu pesanan mereka.

"Duluan guys, Ka, jangan lupa bayarin!" teriak Ken, melambaikan satu tangannya pada Raka.

"Anjim, punya temen gak ada ahlak semua!" umpat Raka.

"Kayak punya aja!" hujat Bayu, mengeluarkan kalimat andalannya.

"Oh jelas, Raka anak soleh, rajin menabung dan banyak Ahlak."

"Serah lo, Ka. Gue duluan ye, jangan lupa bayar nih bakso!" teriak Bayu, ikut melenggang menyusul Ken. Raka yang melihat itu hanya bisa mengelus dadanya sabar.

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Where stories live. Discover now