XVIII

58.4K 8.9K 3.5K
                                    

TAEYONG menatap Jaehyun yang terbaring di ruang isolasi dengan alat-alat medis yang menempel di tubuh. Sudah tiga hari berlalu sejak Jaehyun menyelamatkan Doyoung serta Ten, namun lelaki bermarga Jung itu belum mau membuka mata. Kondisi Jaehyun sangat buruk, fisiknya memang sudah pulih, bahkan tidak ada bekas luka di tubuh. Tapi organ dalam Jaehyun mengalami komplikasi; membutuhkan waktu untuk kembali seperti semula.

Itu karena Jaehyun memaksan diri, berusaha mengeluarkan seluruh kekuatan di hari pertama mencoba. Jaehyun tidak berlatih sebelumnya untuk mengontrol kekuatan dan kemarin; Jaehyun melewati batas. Tubuhnya belum sanggup menerima semua kemampuan Jaehyun sebagai Elder.

Taeyong tidak bisa masuk ke ruang isolasi, ia hanya bisa mengamati Jaehyun dari balik kaca. Satu jam sekali Luhan akan datang untuk memeriksa keadaan Jaehyun, memastikan bahwa lelaki bermarga Jung itu baik-baik saja dan bisa pulih dengan cepat.

"Aku sangat berterima kasih," Doyoung berdiri di samping Taeyong dan merangkul bahu si lelaki bermarga Lee. "Karena Jaehyun datang, menyelamatkanku serta Ten, melibatkan dirinya sendiri di dalam bahaya. Aku tidak tahu harus membalas Jaehyun dengan cara seperti apa."

Kondisi di bungker tidak jauh berbeda, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing walaupun Johnny dan Chanyeol selalu mengkhawatirkan Jaehyun. Kedua lelaki berstatus Alpha itu mengatakan bahwa Jaehyun sangat spesial dan mereka membutuhkan Jaehyun, melebihi apapun.

Iris hitam Taeyong menatap tatto yang tercetak di lengan Jaehyun, sedikit penasaran bagaimana tatto tersebut bisa muncul di sana. Rasanya tidak mungkin Jaehyun menghabiskan waktu untuk membuat tatto di tangan. Ini sangat janggal, Taeyong harus mencari tahu lebih banyak.

"Dimana Ten?" tanya Taeyong penasaran, ia menoleh, menatap Doyoung dengan wajah lelahnya.

Tiga hari ini Taeyong tidak bisa tidur, ia selalu terjaga, memikirkan bagaimana nasib Jaehyun. Selama lelaki tampan itu belum membuka mata, Taeyong tidak bisa tenang. Ia ingin percaya bahwa Jaehyun akan baik-baik saja, tapi rasanya begitu sulit.

Doyoung menarik napas dalam. "Bersama Johnny, kau tahu bukan mereka terikat? Keduanya menghabiskan waktu bersama tanpa henti."

Mendengar itu Taeyong tersenyum. Ketika Ten datang pertama kali ke bungker dan bertemu Johnny, mereka berdua saling bertatapan selama lima detik sebelum akhirnya berteriak kesakitan ketika simbol ikatan berupa tatto tercetak di tubuh keduanya. Berbentuk rantai yang cukup indah, Ten dan Johnny mendapatkan tanda di bawah tulang selangka, penanda bahwa mereka berdua terikat, bonded.

Taeyong menyentuh gigitan di leher yang masih terasa sedikit sakit, Jaehyun menandainya secara gegabah, tapi tidak bisa di pungkiri bahwa Taeyong merasa begitu senang. Setidaknya ia bisa memiliki Jaehyun untuk dirinya sendiri hingga waktu yang tidak bisa di tentukan.

Tangan Taeyong bergerak; mengusap kaca yang menjadi pembatas antara dirinya dan Jaehyun. Setelah itu ia mengajak Doyoung untuk pergi dari sana, ia sangat merindukan Jaehyun, Taeyong ingin memeluk lelaki tampan itu. Tapi ia harus menunggu sampai Jaehyun sadarkan diri.

Doyoung menepuk pelan bahu Taeyong. "Kau ingin minum? Aku merasa sedikit haus."

"Ya, mungkin?"

"Baiklah aku akan pergi ke dapur untuk mengambilkan minum." ujar Doyoung seraya berjalan menjauhi Taeyong.

Kondisi Doyoung ketika pertama kali datang ke bungker juga sangat menyedihkan, di penuhi luka dan begitu lemas karena tidak di beri makan. Untung saja semua sudah teratasi, walaupun masih ada bekas luka di tubuh Doyoung karena lelaki bermarga Kim itu tidak bisa beregenerasi seperti Alpha.

A L P H A《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang