05. Rasa Bersalah

96 22 0
                                    

Aku harus datang lebih pagi ke kampus hari ini karena harus menemui salah satu alumni kampus ini yang dulunya juga bergabung di grup fotografi. Katanya ada sesuatu yang mau dikatakan padaku mengenai kegiatan klub.

Walaupun aku sedikit bingung kenapa seorang alumni masih mengurusiku klubnya saat kuliah, tapi akhirnya aku tetap bangun lebih pagi untuk menemuinya.

Lagipula aku sebagai junior hanya bisa menurut, kan?

"Kei! Disini!"

Langkahku yang tadinya menyusuri cafeteria tanpa arah akhirnya terhenti. Segera mencari sumber suara lalu berlari kecil untuk mendekat, "Sudah lama, sunbae? Maaf kalau sudah menunggu lama, aku-"

Kata-kataku terhenti ketika melihat siapa yang duduk di sebelahnya.

"Eoh? Kau terkejut, ya? Maaf tidak memberitahumu sebelumnya, Kei. Ini Ha Seojun. Dia ada urusan denganku nanti, jadi kami pergi bersama, sekalian dia juga ingin tahu bagaimana kabar klub fotografi."

Tidak perlu dikenalkan aku juga tahu siapa orang ini.

Ha Seojun, si aktor yang sering sekali kulihat wajahnya di iklan subway. Sekarang aku jadi tahu kenapa Jaeho sunbae meminta kami bertemu ketika pagi-pagi seperti ini.

"Annyeong hasseyo, Kei imnida." Ucapku setelah membungkukan badan.

Walaupun dengan posisi duduk, Seojun sunbae juga menunduka sedikit badannya lalu berakata, "Astaga, kau tidak perlu terlalu formal begitu. Aku ini juga seniormu, tahu. Bukan hanya Jaeho saja."

Iya aku pun tahu dia seniorku, tapi rasanya kami berada di dunia yang berbeda. Aktor yang sukses, memiliki ibu seorang penyanyi opera yang luar biasa, ayahnya seorang penggila seni da ditambah lagi seluruh tempat ini adalah miliknya.

Seandainya dia tahu bahwa adik perempuannya tidur di tempatku semalam, kira-kira apa yang akan dia lakukan padaku?

Kami duduk dan berbicara cukup lama. Intinya Jaeho sunbae meminta beberapa anggota klub fotografi untuk ikut ke Wina, Austria, tempat School of Arts International Competition akan dilaksanakan.

Sebenarnya 'pekerjaan' ini diberikan pada studio foto yang dimiliki olehnya, tapi karena jadwal semua fotografer sudah penuh sampai bulan agustus, Jaeho sunbae memutuskan untuk meminta klub fotografi saja yang menggantikan. Ia sudah berbicara dengan pihak kampus dan semuanya telah disetujui.

Tinggal keputusanku, katanya.

"Baik, sunbae. Nanti aku akan meminta Dobin untuk menjadi penanggung jawab."

Kening pria tersebut berkerut, "Dobin? Untuk apa aku memintamu datang kesini kalau kau memberi tanggung jawa pada Dobin?"

Napasku tercekat. Sejujurnya aku sudah tahu bahwa pada akhirnya aku yang akan diminta sebagai penanggung jawab project ini disana. Aku hanya berusaha menghindari kenyataan ketika berkata bahwa Dobin akan mengambil alih.

Tapi pergi ke Wina sekali lagi rasanya berat bagiku.

"Aku tahu Dobin wakilmu di klub, tapi tetap saja kau ketuanya kan? Mau bagaimanapun kau harus ikut pergi bersama anggotamu kesana."

Setelah mengiyakan masalah tanggung jawab, kami membicarakan teknis yang cukup rumit. Dan setelah itu, semuanya berakhir.

Bayang-bayangku tentang apa yang akan kurasakan ketika di Wina setidaknya berhenti.

Chasing the SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang