Kedatangan Erina

5.4K 345 8
                                    

Farzan berlari menuju ruang rapat dengan terburu buru, bahkan Farzan sampai lupa membersihkan tangan nya yang masih berlumuran darah. Farzan langsung berlari menuju kantor setelah memastikan kondisi Zakiyah baik baik saja.

"Maaf, maafkan saya, saya terlambat karena ada sesuatu yang harus saya selesaikan." Ucap Farzan setelah memasuki ruangan dan langsung menuju mejanya.

Melihat tangan Farzan yang berlumuran darah, menjadi perhatian bagi semua orang yang ada disana. Mereka mengira bahwa Farzan benar benar mengalami masalah yang serius.

"Tuan Farzan apakah anda baik baik saja? Tangan anda berdarah." Ucap salah seorang investor.

Farzan langsung menutupi tangan nya dan sapu tangan.

"Saya baik baik saja, bisa kita mulai rapatnya?" Ucap Farzan.

Farzan dan Sekretaris Yan kemudian memulai rapat mereka dan menujukkan kepada investor dan pemegang saham bagaimana mereka akan memperbaiki jalan kerja perusahaan dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Farzan mencoba meyakinkan semua orang yang disana untuk membawa kembali para klien dan investor yang memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan. Farzan juga mencoba meyakinkan mereka untuk tetap memilihnya sebagai pemegang perusahaan, karena ada diantara para pemegang saham yang memberikan pendapat untuk memberikan posisi CEO kepada Aqmar. Farzan dan Sekretaris Yan mencoba menyusun berbagai taktik dan strategi yang mereka yakini akan berhasil.

"Saya sangat berharap atas suara Bapak dan Ibu semua, kita akan bertemu bulan depan untuk keputusan akhir dan penentuan apakah saya masih pantas untuk memegang perusahaan ini." Ucap Farzan.

Semuanya kemudian keluar dari ruang rapat setelah mendengar kan penjelasan Farzan dan memberikan pendapat mereka. Farzan langsung duduk di meja sambil menekan keras pelipisnya. Khansa kemudian berlari mendekati Farzan sambil membawakan kotak obat untuk mengobati luka Farzan.

"Aku akan mengobati lukamu." Ucap Khansa.

"Jangan Khansa, aku akan mengobatinya sendiri." Jawab Farzan kemudian meraih kotak obat dari tangan Khansa.

Sekretaris Yan berjalan mendekati Farzan dan meletakkan senampan makan siang untuk Farzan.

"Kenapa membawa ini kesini? Aku bisa makan diluar." Ucap Farzan.

"Tubuh anda sudah sangat lemah, anda bahkan melewatkan sarapan. Saya tidak yakin kalau anda masih bisa berjalan dengan baik." Jawab Sekretaris Yan.

Farzan hanya diam dan meneruskan membersihkan luka nya. Aydan yang baru saja masuk ke ruangan mendekati Farzan dan menepuk lembut bahu Farzan.

"Tenanglah, aku akan membantumu sekuat tenaga ku. Aku juga sudah meminta izin Ayah ku untuk memberikan semua kekuatan perusahaan kami kepadamu." Ucap Aydan.

"Jangan menyentuhku." Jawab Farzan.

"Haha aku benar benar ingin memukulmu. Disatu sisi, aku berharap kamu benar benar bangkrut agar aku bisa membalaskan sakit hati karena sifatmu selama ini. Cobalah untuk lebih ramah sobat, apa kamu pikir orang bisa tertarik jika kamu memperlakukan mereka dengan dingin begini?" Ucap Aydan.

"Kenapa aku harus ramah, aku bukan Marketing, aku juga bukan karyawan mall yang harus melayani pelanggan dengan ramah. Aku CEO, ingat C. E. O, perusahaan ku juga perusahaan besar yang bisa menjamin masa depan mereka. Sifatku tidak ada hubungan nya dengan itu." Jawab Farzan.

"Rayyan, tolong jadikan aku orang pertama yang kamu kabari jika dia benar benar bangkrut, aku akan benar benar membunuhnya." Ucap Aydan kemudian keluar dari ruangan.

Sekretaris Yan tersenyum dan melihat betapa konyol tingkah kedua sahabatnya itu.

"Jangan lupa pertemuan kita pekan depan, kita akan mengumpulkan strategi dan tugas kita masing masing yang sudah aku berikan." Ucap Farzan.

"Baiklah." Jawab Khansa dan Sekretaris yan.

Setelah selesai mencuci wajahnya di kamar mandi, Aydan keluar dan berjalan menuju lift untuk kembali ke kantornya. Namun,saat pintu lift terbuka Aydan bertemu dengan Erina didalam lift. Aydan berusaha bersikap santai dan biasa saja, seolah tidak terjadi apapun kemarin malam. Begitu pun dengan Erina, dia terlihat tidak tertarik sama sekali untuk membuka pembicaraan dengan Aydan.

"Hmm, untuk kejadian semalam, maafkan aku karena merepotkan mu." Ucap Aydan.

"Jangan ulangi jika kamu merasa bersalah." Jawab Erina.

Aydan langsung tersenyum dan menatap wanita yang berdiri di sampingnya itu.

"Apa kamu ingin mendengar kan sesuatu dariku?" Tanya Aydan.

"Tidak, aku tidak tertarik sama sekali." Jawab Erina.

"Aku akan tetap mengatakan nya walaupun kamu tidak tertarik." Ucap Aydan sambil tersenyum.

Erina hanya melirik tidak suka kepada Aydan dan mengalihkan pandangan nya dari pria itu.

"Ini sudah memasuki 2 bulan lamanya aku mengincarmu dan kamu tetap menolakku. Aku biasanya tidak akan pernah mengejar wanita lebih dari seminggu, mau bertaruh sesuatu denganku?" Tanya Aydan.

"Tidak." Jawab Erina.

"Aku bertaruh dalam 3 bulan kamu akan menyukai ku kembali dan menerima ku, tapi jika kamu tetap menolak ku dalam 3 bulan itu, aku akan menyerah dan tidak mengganggu mu lagi." Ucap Aydan.

Erina menatap Aydan dengan tatapan kosong, membuat Aydan semakin tersenyum lebar.

"Sudah aku katakan aku tidak ingin mendengarnya, aku pikir ada masalah dikepalamu." Ucap Erina kemudian langsung berjalan keluar lift setelah pintu lift terbuka.

***

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya, Farzan berjalan keluar dari kantor bersama Sekretaris Yan untuk kembali kerumah. Tiba tiba, Erina berlari mendekati Farzan saat Farzan akan membuka mobil.

"Maaf Tuan Farzan, saya sudah tidak bertemu dengan Zakiyah hampir 3 minggu. Bolehkah saya mengunjunginya?" Tanya Erina.

Farzan hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil dan duduk disamping Sekretaris Yan.

Setibanya dirumah, Farzan membawa Erina untuk masuk kedalam kamar, untuk melihat kondisi Zakiyah. Saat melihat Erina masuk kedalam kamar, spontan Zakiyah langsung berlari dan memeluk Erina dengan kegirangan. Farzan terkejut sampai membuka lebar mata nya dan memperhatikan apa yang dilakukan Zakiyah.

"Kaki mu sedang tidak terluka, tidak bisakah kamu lebih berhati hati?" Ucap Farzan.

"Maafkan aku, aku terlalu bersemangat melihat Erina tiba. Apa kamu yang membawanya kesini agar aku tidak kesepian? " Tanya Zakiyah kepada Farzan.

"Bermimpilah." Jawab Farzan kemudian keluar dari kamar.

"Aish, aku benar benar tidak bisa membaca fikirannya. Dia sangat hangat padaku tadi, dan sekarang dia berubah menjadi sangat dingin." Gumam Zakiyah.

Erina langsung membawa Zakiyah duduk di atas sofa, meihat kondisi kaki Zakiyah yang tidak begitu baik.

Farzan berjalan menuju dapur dan mengambil sebotol air mineral, kemudian Bibi Vardah berjalan di hadapan Farzan sambil membawa sepiring buah buahan dan minuman.

"Bibi, itu mau dibawa kemana?" Tanya Farzan.

"Untuk Nyonya Zakiyah dan tamu nya Tuan, saya tadi melihat Tuan membawa tamu Nyonya Zakiyah kekamar." Jawab Bibi Vardah.

"Tidak, jangan membawanya. Taruh kembali." Ucap Farzan.

"Kenapa Tuan?" Tanya Bibi Vardah.

"Kenapa lagi? Tentu agar mereka tidak berada dikamar terlalu lama. Jika memberi mereka minum, mereka akan bersemangat dan mengobrol sangat lama, kapan dia akan memperhatikan aku." Ucap Farzan yang suara nya semakin merendah.

Saat Bibi Vardah akan mengembalikan nampan, Farzan tiba tiba berdiri didepan Bibi Vardah.

"Aku akan mengantarnya." Ucap Farzan kemudian meraih nampan dari tangan Bibi Vardah.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now