Chapter 19

1.6K 83 3
                                    

Eve memutuskan untuk pergi kencan sungguhan dengan Dante. Sejak pertemuan terakhir mereka, Eve menerima kenyataan bahwa ia memang sudah seharusnya menerima pria itu, setidaknya ia harus memberinya kesempatan, karena Dante memiliki momen gelapnya, tetapi dia juga mampu menciptakan suasana yang tidak pernah gagal untuk memikat hati wanita itu.

Dia menyadari bahwa semenjak ia mengenal Dante, hidupnya jadi banyak berubah kearah yang lebih menarik. Ya, Dante menunjukan beberapa sisi kehidupan yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Bisa dikatakan hidupnya bersama Dante cukup menarik.

Hari itu Dante mengajaknya untuk kencan di Pier A Harbor, New York, sebuah area yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya walaupun ia sudah lama tinggal di sana, sebelumnya ia tidak pernah mau datang ke sana sendiri tetapi jika bersama Dante, ia mau. Itu akan menjadi salah satu pengalaman yang terbilang cukup menarik untuknya karena ia belum pernah ke sana sebelumnya.

Dia memakasi sebuah midi dress berwarna baby blue dan membiarkan rambutnya jatuh, ia memakai sedikit makeup dan menyemprotkan sedikit parfum beraroma vanilla dan amber di kulitnya. Ia terlihat cantik malam itu. Walaupuns ecara penampilan ia sudah siap, ia masih sedikit deg – degan ketika ia sadar bahwa ia akan menemui pria itu.

Dante bilang ia akan menjemputya, pria itu sudah tahu apartemennya dan sampai saat itu ia tidak tahu bagaimana caranya Dante bisa masuk ke dalam apartemennya begitu saj, namun bagaimanapun caranya, ia harus mengetahuinya nanti.

Ketika ia sudah siap, ia membuka pintu dan Dante sudah berdiri di sana. Ia merasa sedikit terkejut ketika melihat Dante. Pria itu memakai sebuah kaos polo berwarna hitam dan celana berwarna sama. Dia terlihat lebih tampan hari itu dan sedikit ebrbeda dari tampilan normalnya. Kenyataan bahwa Dante jauh lebih tinggi dari dirinya membuat Eve merasa lebih kecil, ketika mereka berjalan bersampingan, terkadang hal itu menarik perhatian, namun ia tidak begitu peduli.

"Kau terlihat cantik, Eve." Kata pria itu sambil tersenyum, jarang sekali Eve melihat Dante tersenyum seperti itu, ia sangat tampan ketika ia tersenyum, sudah seharusnya ia tersenyum lebih sering lagi.

Mereka berdua berjalan menuju Pier A Harbor naik mobil milik Dante, dan mereka sampai tepat jam lima sore, dimana mataharinya masih bersinar dengan cukup baik, namun mereka juga akan menikmati matahari terbenam nanti. Ketika sampai, mereka memilih untuk makan di meja luar yang dekat dengan lautan. Mereka menginginkan pemandangan yang lebih ekslusif.

Awalnya Eve sedikit bingung kenapa tidak ada lagi pelanggan lain di sana selain mereka, ternyata, Dante telah menyewa tempat itu untuk mereka sendiri, sehingga tidak akan ada yang makan di sana selain mereka, itu baru diketahuinya ketika ia duduk dan meletakan tasnya. Dante mengambil tangannya dan menatapnya dalam – dalam.

"Dengan begini, kau bisa melakukan apapun yang kau mau, kau tahu itu?" Eve tidak menyangka bahwa Dante akan melakukan itu untuk kencan resmi pertama mereka, kelihatannya ia belum sadar seberapa besar kekuatan yang dimiliki oleh Dante. Mulai saat itu, ketika bersamanya, ia akan mengalami lebih banyak hal yang lebih gila lagi.

Seorang pelayan datang menghampiri mereka dan bertanya apa yang mereka ingin pesan, dengan santainya, Dante memutuskan untuk memesan dua porsi kerang untuk mereka berdua. Eve bukan penyuka kerang namun terkadang ia masih akan memakannya. Ketika pelayan itu sudah pergi, sekali lagi Dante mengambil tangannya lalu pelan – pelan meletakannya ke bibirnya. Entah sejak kapan Dante belajar caranya menjadi pria yang romantic, jujur saja, hal itu sedikit membuat Eve takut karena ia sudah begitu terbiasa dengan sikap Dante yang lebih kaku. Perubahan kepribadian ini membuat Eve bingung.

Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh iblis tampan itu?

Eve tidak pernah bisa menebak pria itu, apa yang akan dilakukannya selanjutnya, ia tidak pernah tahu, Dante seperti sebuah misteri, ketika ia berpikir bahwa ia mengenal pria ini, ia selalu menunjukan sisi lain dari dirinya yang tidak pernah gagal membuat Eve kebingungan.

Terkadang ia berpikir, apakah yang ia lakukan benar?

Tidak lama kemudian, pelayan yang sama tadi kembali dengan makanan mereka, Eve mengucapkan terima kasih lalu orang itu hilang dari pandangan. Ia menatap santapan yang ada di depannya lalu mulai makan di saat yang bersamaan dengan Dante.

Sambil makan, mereka mengobrol tentang banyak hal dan untuk pertama kalinya, Eve melihat sisi yang berbeda dari Dante. Ketika tidak ada siapapun selain mereka, Dante menjadi seseorang yang jauh lebih menyenangkan, entah kenapa sesuatu tentang dirinya begitu menarik perhatian Eve. Ketika bersamanya, Eve merasa tenang dan aman, sebuah perasaan yang sangat berbeda dibandingkan dulu ketika ia baru pertama kali mengenal pria itu. Aneh rasanya melihat Dante seperti ini. Dia adalah seorang pria tampan tinggi besar yang memiliki aura yang sedikit menyeramkan, tetapi saat itu, Dante yang ada di hadapannya hanyalah seorang pria yang sedang jatuh cinta, begitu normal dan rapuh.

Mereka berdua tertawa santai hingga akhirnya Eve melihat langit dan menemukan bahwa matahari hampir terbenam. Ia berdiri dari tempat duduknya lalu perlahan berjalan menuju pinggiran deck dan meletakan tangannya di atas pagar tembok pembatas antara lautan dengan lantai yang sedang mereka injak. Ia menarik nafas dalam – dalam sambil menutup matanya, lalu membukanya lagi untuk menikmati keindahan pemandangan matahari terbenam.

Ia mendengar suara langkah kaki dari belakang, ia tidak perlu memutar tubuhnya untuk tahu siapa itu. Pria itu berhenti tepat di belakangnya, kemudian ia mengalungkan tangannya di sekitar pinggang Eve dan meletakan dagunya tepat di pundak wanita itu.

"Apa yang sedang kau lakukan, Dante?" Tanyanya kepada pria itu. Dia hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Pelukannya menjadi semakin erat, namun tidak cukup erat untuk melukainya. Akhirnya setelah Eve bertanya untuk kedua kali sambil tertawa kecil, barulah pria itu menjawabnya.

"Aku ingin memelukmu dengan erat seperti ini setiap saat, aku ingin menyaksikan pemandangan indah seperti ini beribu – ribu kali denganmu. Tidak peduli dimanapun kita berada, selama kau masih bersamaku, aku merasa seperti di rumah. Aku ingin selalu bersamamu, Eve. Kau segalanya bagiku."

Eve tidak mengerti apa yang sedang merasuki pria itu hingga ia bisa berbicara seperti itu, ia tidak pernah menyangka bahwa Dante adalah tipe yang romantis. Beberapa hari sebelumnya ia tidak akan pernah percaya bahwa ia akan menerima perlakuan seeprti itu dari Dante, tetapi entah kenapa ia tidak merasa marah ketika ia melakukan itu, sebaliknya, jantungnya berdebar dengan sangat kencang ketika ia merasakan pelukan Dante.

"Aku sangat menyukaimu, Eve. Jangan pernah pergi dariku. Jangan pernah berjalan keluar dari kehidupanku. Aku mencintaimu dan aku akan melakukan apapun untuk membuatmu tetap bersamaku, apapun itu." Saat itu, Eve tidak menyadari, bahwa ada arti lain dibalik kata – kata manis yang sedang dilontarkan Dante.

Sesuatu yang jauh lebih gelap disbanding yang bisa ia bayangkan.

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang