Chapter 21

1.4K 51 2
                                    

Terkadang ada beberapa momen dimana Dante merefleksikan kembali kehidupannya dan disaat pikirannya mulai jatuh ke dalam tempat yang sangat gelap, ia selalu memikirkan wajah Eve yang membuatnya merasa lebih tenang.

Hari itu Dante sedang berendam di bathub rumahnya dan menemukan bahwa dirinya sedang merasa gelisah tanpa sebab. Entah kenapa sejak semalam ia kesulitan tidur, ia tidak tahu apa yang sebenarnya salah, karena sejauh yang ia tahu, tidak ada apapun yang salah dalam kehidupannya. Malah sebaliknya, sejak kencan mereka berdua yang terakhir, Dante merasa bahwa Eve sudah benar – bena rmenjadi miliknya jadi seharusnya ia bisa merasa sedikit lebih tenang. Namun ia memiliki perasaan yang kurang enak, seolah – olah ada sesuatu yang hendak mengambil Eve dari kehidupannya.

Pertanyaannya saat itu adalah, siapa yang bisa berlaku seperti itu? Siapa yang kira – kira hendak mengambil Eve dari kehidupannya?

Pikirannya melaju ke beberapa pria yang berpotensial menjadi pengganggu dalam hubungan mereka semua, ia belum sempat mencari tahu semua pria yang dikenal oleh wanita itu, namun ada beberapa nama yang langsung muncult di pikirannya, salah satu dari nama itu adalah Elliot. Ia masih ingat bahwa sekarang Eve bekerja untuk pria itu dan hal itu membuatnya cukup kesal, karena bagaimanapun juga, Eve adalah wanita yang menarik dan berdasarkan pengetahuannya, pria itu masih single.

Seorang wanita cantik seperti Eve pastilah sangat menggoda, jika Dante bisa jatuh ke dalam pelukannya, bagaimana dengan Elliot? Selain itu ia juga pernah melihat sendiri dengan mata kepalanya betapa Elliot begitu menaruh perhatian yang lebih terhadapnya. Terlihat jelas ada sesuatu diantara mereka berdua dan hal itu membuat Dante tidak tenang.

Bagaimanapun juga, ia harus menjauhkan Eve dari Elliiot, tetapi jika ia mengatakannya secara langsung dan terang – terangan, melarang Eve untuk dekat dengan pria itu, Eve pasti akan sangat marah dan kecewa kepadanya, padahal Dante sudah berjanji untuk tidak bersikap seperti itu lagi, jadi Dante harus memikirkan cara lain untuk memutuskan hubungan antara Eve dan Elliot tanpa membuat wanita itu marah.

Dante belum pernah merasakan perasaan seperti itu sebelumnya, ia sangat mencintai wanita itu, walaupun mereka berdua belum pernah berhubungan badan sama sekali, sesuatu tentang wanita itu begitu memikatnya.

Biasanya sulit bagi para pria untuk mencintai seorang wanita yang belum pernah ia tiduri, setidaknya begitulah situasi di dunia barat, namun Dante berbeda, ia tahu persis perasaan yang ia rasakan bagi wanita itu nyata. Hanya saja, banyak gangguan yang berusaha merusak hubungannya dengan wanita itu.

Ia tidak suka memikirkan bahwa seseorang akan mengambil Eve dari dirinya, hal itu membuatnya sangat marah. Jadi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu, ia tidak bisa hanya berdiam disana, menunggu kemungkinan seseorang mengambil Eve dari dirinya.

Ia harus mulai bergerak. Tidak ada yang boleh memiliki Eve selain dirinya. Tidak ada.

***

Elliot berpikir untuk mengajak Eve kencan lagi akhir pekan itu, ia melihat Eve yang sedang duduk di kursinya, wajahnya terlihat serius ketika ia membalikan berkas – berkas yang harus ia periksa hari itu, sebagai sekretaris Elliot, ia memiliki banyak kesibukan dan ia selalu mengerjakan segala sesuatunya dengan baik. Itu adalah salah satu karakter yang ia sukai dari wanita itu.

Ia berpikir untuk mengatakannya langsung saat itu juga, namun melihat kondisi Eve yang seperti itu, ia memutuskan untuk menunggu hingga mereka sudah selesai kerja. Hari itu waktu berjalan begitu lama. Namun tetap saja petang itu datang. Ketika petang itu datang, Elliot tidak membuang banyak waktu. Ia langsung menghampiri Eve dan menanyakan kepadanya apakah ia ingin pergi kencan lagi dengan pria itu.

Namun kali itu wajah Eve menjadi sedikit gelap dan ekspresi ramah di wajahnya langsung menghilang, Elliot menyadari perubahan ini dan Eve juga menyadarinya, ia langsung memberikan Elliot sebuah senyuman palsu sambil membalasnya.

"Maaf, aku tidak bisa, Elliot, sebenarnya aku sudah memiliki seseorang, aku harap kita bisa menjaga hubungan kita tetap professional saja." Mendengar perkataan Eve, eskpresi Elliot langsung berubah secara drastis juga. Beberapa detik pertama ia tidak mengerti apa yang wanita itu bicarakan. Seseorang katanya? Ia telah memiliki seseorang? Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi, siapa orang itu? Tidak ada pria lain di dalam hidup Eve sepengetahuan Elliot yang cukup untuk membuat wanita itu memilihnya dibandingkan seseorang seeprti Elliot. Ia memejamkan matanya dan menarik nafas yang dalam. Elliot tidak mengerti kenapa, tetapi hal itu membuat hatinya terasa sangat sakit. Seolah – olah seseorang baru saja menumpahkan ember berisi es ke atasnya.

"Kalau aku boleh tahu, siapa pria itu?" tanya Elliot berusaha untuk terlihat tetap tenang, Eve memandang Elliot dengan ekspresi tidak percaya, ia tidak menyangka bahwa pria itu akan menanyakan hal semacam itu. Ia pikir pria itu akan menerimanya saja dan mundur, menjaga hubungan mereka tetap professional.

"Maaf, aku tidak bisa memberitahukannya kepadamu." Balas wanita itu. Ia tidak mengerti kenapa Elliot melakukan hal itu, kenapa pria itu terlihat begitu tertarik kepadanya. Ia tidak tahu, bahwa sejak pertama kali Elliot menjatuhkan pandangannya kepada Eve di kafe, pria itu sudah menyukainya, ia tidak tahu berapa banyak waktu yang pria itu habiskan memikirkannya ketika tidak ada hal lain yang dapat dipikirkannya. Ia tidak tahu betapa pria itu sudah begitu bersemangat untuk berkencan dengan wanita itu dan betapa ia sudah membayangkan sebuah masa depan dengannya.

Hal terburuk dari harapan adalah, ketika kau sudah membuat begitu banyak rencana, ketika kau kira seseorang sudah menjadi milikmu, kau mulai memikirkan masa depan dengan mereka, kapan kalian berdua akan menikah, berapa banyak anak yang akan kalian miliki, apakah kalian akan tinggal di sebuah rumah atau apartemen, siapa nama anak pertama kalian nanti dan sebagainya.

Namun terkadang realita berbeda dengan harapan, ketika kau berpikir segalanya baik – baik saja dan berjalan dengan lancar. Satu atau dua kalimat yang dilontarkan bibir seseorang dapat mengubah segalanya. Terkadang hal itu datang secara tiba – tiba, tanpa peringatan, menjatuhkan semua mimpi dan harapan yang kau punya.

Tiba – tiba semua rencana yang telah kau buat hilang begitu saja. Seketika kau menyadari, bahwa semua rencana yang kau buat tidak akan pernah terjadi, tidak ada lonceng pernikahan antara kau dan dirinya, anak pertama kalian tidak akan pernah lahir dan semuanya terasa begitu gelap.

Itulah yang dirasakan Elliot saat ia mendengar perkataan Eve. Ingin rasanya ia tertawa, ia tidak tahu bagaimana harus bersikap, apakah ia harus terlihat baik - baik saja ataukah ia harus mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Ketika kau sedang berada di posisi itu, pikiranmu tidak berjalan dengan baik, karena emosi yang meluap dari dalam hatimu begitu kuat, sama halnya dengan emosi yang sedang dirasakan oleh Elliot saat itu.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia merasa sangat kecewa mendengar kalimat yang sudah dilontarkan beberapa wanita yang pernah menemani hidupnya sebelumnya, ia sudah tidak muda lagi, pikirknya, kali ini ia bisa membuat suatu hubungan yang berhasil dengan Eve. Ia menyukai wanita itu, sangat menyukainya.

Ada alasan kenapa patah hati dan penolakan cinta itu sakit. Elliot baru memahaminya.

"Wow, oke, maafkan aku, aku tidak tahu bahwa kau sudah memiliki seseorang." Katanya berusaha untuk tetap terdengar ramah, namun Eve tahu dari cara bicara pria itu bahwa ia sedang tidak baik - baik saja.

"Elliot..." Eve memanggil nama pria itu, namun Elliot hanya tersenyum kecil.

"Selamat malam, Eve." Balasnya sambil berjalan masuk, meninggalkan Eve sendirian yang memandangi punggungnya.

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang