- Part 8 -

1.6K 205 33
                                    

Rumah TayNew

Author POV

Setelah sabtu mereka dikacaukan, maka hari ini Tay dan New berniat mengunci pintu rumah mereka rapat-rapat, tidak akan membuka walaupun itu penting. Masa bodoh pikir mereka.

"Ingat ya, hari ini jangan ada yang keluar rumah, buka pintu juga haram hari ini!" New memberikan peringatan kepada Tay dan Pluem yang sedang asyik menikmati sarapan mereka.

"Memangnya kenapa Pa? Ini hari minggu memangnya Papa tidak kerja lagi? Biasanya hari minggu Papa sangat sibuk, syuting reality show sampai acara kuis." Ujar Pluem dengan mulut penuh dengan roti selai.

"Papa sudah bilang kan kalau Papa akan vakum sementara waktu dari dunia keartisan, Papa ingin mencurahkan seluruh waktu Papa untukmu dan Daddy." Jawab New lembut.

Bukannya senang, Pluem malah melihat New dengan tatapan heran. Jelas Pluem bingung, karena Pluem tahu New sangat mencintai pekerjaannya. Apakah semua ini karena yang ada di hadapannya itu bukan Papanya? Eh maksudnya, Papa jaman muda. Pluem sebenarnya ingin bertanya lebih jauh bagaimana mereka di masa muda tapi dia mengurungkan niatnya karena takut Papa dan Daddy nya akan bertengkar, Pluem sudah banyak mendengar cerita dari Gun bahwa Papa dan Daddy nya adalah musuh bebuyutan.

"Kenapa nak? Mau Papa buatkan makanan lain?" New menepuk pundak Pluem.

"Tidak Pa, nanti siang saja. Ini sudah cukup kok. Oh iya Pa, Pluem mau tanya tapi ehm... Papa jangan marah ya?"

"Tanya apa nak? Kenapa Papa harus marah?"

"Ehm... Om Gun bilang Papa dan Daddy adalah musuh bebuyutan tapi kenapa kalian bisa menikah? Maksudku saat ini kalian kan masih muda, kenapa kalian saling bermusuhan? Ada cerita apa di balik itu semua?" Pertanyaan yang cukup berat terlontar dari bibir anak usia dua belas tahun yang membuat Tay dan New terkejut. Terlalu belia untuk bertanya hal seperti itu.

"Kau saja yang jawab." Ujar Tay sambil menyenggol lengan New.

"Errr... Bagaimana ya... Sebenarnya kami tidak pernah saling membenci, justru waktu kecil kami adalah sahabat tapi sejak Papa pindah ke kota lain kami jadi tidak pernah bertemu dan kehilangan kontak lalu ketika kami bertemu kembali kami jadi salah paham."

"Salah paham bagaimana?"

"Salah paham karena Daddy mengira Papamu meninggalkan Daddy jadi setelah kami bertemu lagi di kampus justru kesalahpahaman itu menjadi semakin besar." Jawab Tay.

Pluem mengangguk tanda mengerti. Sebagian dari hatinya mengatakan bahwa orang tuanya saling mencintai sejak dulu itulah kenapa Daddy marah pada Papa karena meninggalkannya tanpa kabar selama bertahun-tahun.

"Jadi sebenarnya kau menyukai aku?" Pertanyaan yang dilontarkan New membuat Tay terbatuk dan menyemprotkan minumannya.

"Uhuk! Apa kau bilang? Siapa yang menyukaimu? Aku? Dalam mimpi pun aku tidak sudi." Tay membuang muka, tidak ingin New melihat kalau sebenarnya saat ini dia sedang malu.

"Lalu kenapa kau marah saat aku pindah? Mengaku saja kalau sebenarnya sejak kecil kau menyukai aku kan?" New bukannya berhenti malah semakin menggoda Tay.

"Tidak tidak dan tidak akan pernah. Jangan pernah bermimpi kalau aku akan menyukaimu."

"Kalau kalian tidak saling menyukai kenapa aku ada?" Pertanyaan Pluem membuat keduanya tidak bisa berkata-kata.

"Skakmat! Anak kalian saja tahu kalau kalian sebenarnya saling mencintai hanya saja terlalu gengsi!" Itu suara Off Jumpol.

"Heh? Bagaimana kau bisa masuk? Pintu rumahku terkunci! Kau mau maling?" Tay terkejut mendapati tetangga kesayangannya tiba-tiba sudah ada di dalam.

Fate Change - TayNewWhere stories live. Discover now