Di kamarnya Ganesha merasa cemas karena Gwen tidak mengaktifkan teleponnya."Kayaknya dia beneran marah, deh. Apa aku samperin aja ke kamarnya? Tapi kalau ketahuan orang rumah, ntar dikira macem-macem. Gwen, Gwen. Kamu itu childish banget, sih! Tapi aku suka akhirnya kamu bisa cemburu sama aku," kata Ganesha bermonolog.
Setelah dari tadi sibuk berpikir, akhirnya Ganesha memutuskan untuk menemui Gwen di kamarnya. Ia mengetuk jendela kamar Gwen.
"Gwen, Gwen? Bukain, ini aku," panggilnya.
Tidak ada sahutan.
"Gwen, kamu udah tidur?" Ganesha mencoba memanggil Gwen lagi.
"Mau apa?" jawab Gwen.
"Aku mau ngomong bentar."
"Ya udah ngomong aja."
"Bukain dulu jendelanya."
"Mau apa lo? Nggak di sini nggak di rumah, gue kerjaan lo nyatronin gue mulu," gerutu Gwen dari balik jendela.
"Salah kamu sendiri kenapa ponselnya kamu matiin."
"Udah, lo balik aja, deh. Ntar ketahuan yang lain dipikir kita melakukan yang iya-iya," jawab Gwen yang tidak mau membuka jendela kamarnya.
"Gwen. Di sini banyak nyamuk," keluh Ganesha.
"Salah lo sendiri gak pake Autan," jawab Gwen seolah ia adalah brand ambassador Autan.
"Gwen, kamu masih marah?"
"Buat apa gue marah-marah di tempat orang?" sindir Gwen.
"Gwen, kamu jangan ngomong kayak tadi. Aku tulus sayang sama kamu, walaupun kamu nggak bisa masak, nggak pandai urus rumah, ambekan, terus ...."
"Lo mau ngerayu gue apa ngehina gue?" potong Gwen.
"Sory, tapi kamu udah nggak marah lagi 'kan?" tanya Ganesha.
"Nggak tau!"
"Gwen, ntar aku nggak bisa tidur, nih," rajuk Ganesha.
"Itu derita lo!" jawab Gwen ngeselin.
"Gwen. Jangan gitu, dong."
"Udah, lo balik ke kamar sono. Gue mau tidur," usir Gwen.
"Mimpiin aku, ya?"
"Males! Gue nggak mungkin mimpiin lo, karena gue udah baca ayat kursi sebelum tidur," ujar Gwen kejam.
"Kamu kira aku hantu? Nggak papa, deh. Aku memang hantu tampan yang menghantui hatimu," gombal Ganesha basi.
"Tampan dari Hongkong? Yang ada lo itu mantan, manusia setengah setan. Masih mending setan, dibacain ayat kursi udah kabur. Nah, lo! Biar kata dibaling kursi masih aja nggak mau pergi," ujar Gwen kesal.
"Halah, padahal dalam hati kamu aku ini mantan, manis di ingatan. Kayak si Nathan itu lho! Iya 'kan?"
"Dih, gila lo! Halu nggak kelar-kelar. Kasihan, mana masih muda," ujar Gwen pura-pura prihatin.
"Buktinya kamu suka ngeliatin aku diem-diem, halah ngaku aja!" kata Ganesha kepedean.
"Hei, ngapain kamu di sini?"
Tiba-tiba suara seorang wanita tua mengagetkan Gwen dan Ganesha.
"Nenek?"
"Bagus, ya. Udah malem bukannya tidur malah gangguin anak gadis orang. Udah ngebet banget, ya, kamu? Sana balik ke kamar!" kata nenek marah.
"Aduh, Nek. Sakit! Lepasin, bisa putus kuping aku," kata Ganesha ketika nenek menjewer telinganya.
"Biarin!" kata Nenek sambil menyeret Ganesha masuk ke dalam rumah.

ŞİMDİ OKUDUĞUN
Gwen(Complete)
Genel Kurgu"Mantan adalah orang yang paling egois, udah di kangenin tapi ga mau kangen balik," Ganesha. "Mantan ngajak balikan, katanya kita mulai dari nol. Dipikir gue pom bensin?" Gwen. "Balikan sama mantan ibarat baca buku dua kali, endingnya tetep sama. Bi...