Chapter 23

1K 47 0
                                    

Lucinda berpikir untuk mengunjungi kakak kesayangannya sebelum ia kembali ke Melbourne, ia tidak memberitahu pria itu sebelumnya, seperti biasa, bahwa ia akan mengunjunginya. Lucinda sudah membawa sebungkus coklat di tangan sebagai hadiah perpisahan sementara mereka. Sebuah senyuman manis terpancar di wajahnya. Ia berjalan santai ke lobby apartemen lalu mengeluarkan teleponnya, dengan santainya wanita itu menelepon Elliot, namun ia menjadi sedikit khawatir ketika pria itu tidak mengangkatnya. Ia mengulang teleponnya sekali lagi, untungnya, kali itu Elliot mengangkatnya.

Namun wajahnya langsung berubah ketika ia mendengar suara banyak orang di belakang. Ia mendengar beberapa suara tertawa pria dan wanita didampingi dengan suara music yang cukup kencang, entah kenapa firasatnya langsung berubah menjadi tidak enak. Ia langsung menanyakan kepadanya lokasi pria itu karena ia merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

Dari sisi lain Elliot menjawab bahwa ia sedang berada di bar. Ketika mendengar hal itu, Lucinda terkejut, kakaknya itu tidak pernah sekalipun bermain – main di bar jika tidak ditemani oleh orang lain atau melakukan keperluan bisnis.

Dari situ ia langsung tahu bahwa ada sesuatu yang salah dengan pria itu. Sesuatu benar – benar salah dengan Elliot dan hal itu membuatnya khawatir, ia langsung menanyakan nama bar itu, Elliot berpikir sejenak, seolah – olah ia ragu untuk mengatakannya. Lucinda tidak akan membiarkan Elliot berada sendirian di luar sana seperti itu, tidak ketika sepertinya pikirannya sedang tidak waras, ia terus menanyakan nama bar itu hingga akhirnya Elliot menyerah dan memberitahukan nama tempatnya.

Lucinda tidak membuang banyak waktu, ia langsung bergegas keluar dari apartemen dan memanggil taksi dan berjalan menuju ke tempat itu. Lucinda tidak tahu kenapa, jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Ia belum pernah merasakan perasaan semacam itu sebelumnya, kakak laki – lakinya itu selalu menjadi anak baik di dalam keluarga mereka. Lucinda, dia bisa dibilang sebagai anak pemberontak sejak dia masih kecil, walaupun dia tidak pernah melakukan sesuatu yang terlalu gila, tetapi tidak dengan Elliot.

Elliot anak manis, hingga dewasa pun tetaplah ia seorang anak yang manis, makanya ketika Lucinda mendengar bahwa saudaranya itu pergi ke tempat macam itu sendirian, hal itu membuatnya sangat khawatir. Walaupun dia adalah seorang pria dewasa, tetap saja ia khawatir.

Tidak lama kemudian, ia tiba di bar tersebut, ia langsung masuk dan berusaha mencari saudaranya, ketika ia menemukan Elliot, ia melihat pria itu sedang meneguk segelas minuman beralkohol dan bartender yang berada di hadapannya menatapnya dengan ekspresi khawatir. Ketika Lucinda berjalan mendekati Elliot, ia bisa mendengar bartender kulit hitam itu mengatakan kepada Elliot bahwa ia telah minum terlalu banyak, karena jelas terlihat bahwa Elliot bukanlah seorang pria yang terbiasa meminum alkohol dengan dosis yang ia nikmati hari itu.

"Apakah kau memiliki kontak seseorang, tuan? Kau tidak mungkin mengemudi dengan kondisi seperti ini." Kata bartender itu. Ekspresi Elliot kosong dan penuh dengan kesedihan, jelas matanya sudah terlihat lelah dan tidak sadar, mukanya sudah memerah, tanda ia meminum terlalu banyak dan ketika melihat hal ini, Lucinda langsung menepuk pundaknya dan ia terkejut melihat kondisi saudaranya yang seperti itu.

"Elliot, apa yang kau lakukan? Ya, Tuhan! Aku harus membawamu pulang sekarang!" Omel Lucinda. Elliot saat itu masih cukup sadar untuk menyadari kehadiran adikknya itu, namun ia tidak bisa berbicara apapun, karena setiap kata yang keluar dari bibirnya saat itu terdengar tidak jelas, seperti gumaman seorang pemabuk.

Lucinda mengucapkan terima kasih kepada bartender yang telah menaruh perhatian lebih kepada Elliot, memberikan pria itu tips senilai dua puluh dollar sebelum Lucinda membantu Elliot untuk berjalan keluar dari bar.

Ketika mereka berdua sudah berada di dalam taksi, barulah Lucinda menanyakan kepada Elliot apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kenapa Elliot bisa sampai melakukan sesuatu semacam itu. Tidak mungkin pria itu akan pergi ke bar dan mabuk – mabukan hanya karena ia merasa butuh hiburan. Lucinda tahu persis adikknya bukanlah pria semacam itu, pastilah ada sesuatu yang begitu mengganggu hati dan pikirannya, sehingga ia berusaha untuk membuat dirinya sendiri mabuk.

"Kenapa kau seperti ini? Ini tidak terlihat seperti dirimu sama sekali!" kata wanita itu, namun sekali lagi Elliot hanya diam saja, mungkin karena ia tidak ingin apapun yang ia bicarakan nanti terdengar oleh supir taksi tersebut.

Lucinda menarik nafas dalam – dalam lalu berkata dengan sangat tegas.

"Aku akan mendengarnya darimu nanti saat kita sudah kembali."

Lucinda tidak main – main ketika ia mengatakan hal itu, karena sesaat setelah mereka sampai ke apartemen, Lucinda langsung meminta Elliot untuk meminum segelas susu spesial yang bisa menetralkan kadar alkohol did alam dirinya, ya, susu itu membuatnya muntah – muntah dan Lucinda menunggu di depan kamar mandi hingga pria itu selesai, setelah Elliot keluar dari kamar mandi, Lucy menarik tangannya dan memintanya untuk kembali duduk dan berbicara apa yang sebenarnya terjadi.

"Bicaralah." Wanita itu tidak sedang memohon atau meminta, ia memberikan perintah. Elliot berpikir sejenak, dengan ekpresi menderita, ia menarik nafasnya dan membuka mulutnya.

"Kau ingat kan bahwa aku pernah memberitahumu sebelumnya, bahwa ada seorang wanita yang sangat aku sukai, yang tadinya ingin kuperkenalkan kepada keluarga kita?" Lucinda mengangguk. Ya, ia pernah mendengar itu sebelumnya. Memang Lucinda belom pernah menemui wanita itu sebelumnya dan ia juga tidak tahu seperti apa wajahnya. Yang ia tahu hanyalah, jika adiknya bisa menyukai wanita itu, pastilah dia wanita yang sangat spesial.

"Ia memberitahuku bahwa ia sudah memiliki seseorang. Kupikir selama ini dia masih sendiri. Memang dia tidak pernah berusaha menggodaku dan sejak awal, aku hanya menawarkan pertemanan kepadanya, namun sampai sekarang aku sangat menyukainya... sialnya kau sudah tahu, dia adalah sekretarisku. Aku akan selalu bertemu dengannya setiap hari dengan perasaan ini, hanya untuk mengetahui bahwa dirinya sudah menjadi milik seseorang."

Lucinda tidak percaya kata – kata tersebut bisa keluar di bibir saudaranya itu, ia tidak pernah menyangka bahwa akan datang hari dimana pria itu menderita karena seorang wanita. Namun dilihat dari penampilan Elliot, terlihat jelas bahwa ia tidak sedang bercanda. Lucy berpikir sejenak, bagaimana ia dapat menghibur pria itu.

"Kenapa kau tidak berhentikan saja dia?" tanya Lucinda. Wanita itu memang tipe semacam itu, ia selalu straight to the point dan bukanlah seseorang yang pandai basa – basi. Elliot tercengang mendengar sugesti itu. Tidak bisa, Elliot tidak sejahat itu, Eve adalah wanita yang pandai dan rajin, ia selalus serius saat bekerja dan selalu melakukan tugasnya dengan baik.

"Aku tidak bisa melakukan itu, apa saja kecuali itu." Lucinda menghela nafas. Kelihatannya memang saudaranya itu terlalu baik. Kelihatannya saat itu tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membujuk Elliot menyingkirkan wanita yang begitu mengganggu hatinya. Ia harus segera pergi ke bandara juga hari itu, ia tidak bisa mengobrol terlalu lama. Akhirnya ia hanya bisa memberikan sebuah saran.

"Apapun yang kau rasakan sekarang, itu tidaklah permanen. Suatu saat kau akan melupakannya dan saat hal itu terjadi, kau akan melihat kembali ke hari ini dan tertawa. Kau akan berpikir, 'betapa bodohnya diriku'. Sekarang, kau boleh menderita, hanya jangan terlalu lama saja kau terlarut dalam sakit hati ini. Wanita itu tidak akan ada dalam hidupmu selamanya. Kalau kau ingin menangis, menangislah, hanya jangan mabuk - mabukan seperti itu lagi." Elliot tidak dapat membalas perkataan saudaranya itu dengan kata - kata apapun.

Lucinda menarik nafas sekali lagi lalu berjalan keluar dari ruangan, sebelum ia menghilang dibalik pintu, ia menatap Elliot yang sedang menunduk sekali lagi, lalu menutup pintu.

"Kan... memang sejarah selalu terulang lagi..."

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang