Chapter 24

886 42 2
                                    

Wanita itu berjalan masuk ke dalam lobby kantor dengan mengenakan jaket bulu warna abu – abu putihnya yang membalut mini dress warna vanillanya dan sepasang kacamata berwarna coklat tua terpasang di matanya, memberikan kesan yang misterius. Ia juga mengenakan sepasang Chelsea's Boots, gayanya tersebut bisa dnegan mudah. Ia terlihat mempesona dengan style nya yang berbeda dari orang – orang di sekelilingnya, terlihat jelas bahwa sebenarnya ia bukan berasal dari sana. Pandangan orang – orang tertuju kepadanya. Dia adalah salah satu wanita yang ketika ia berjalan ke suatu ruangan, ia dapat dengan mudah menarik perhatian.

Saat itu yang ia harus fokus, ada sesuatu yang harus ia lakukan. Ia harus menemui pria itu. Sudah bertahun – tahun sejak ia melihatnya, butuh perjuangan untuk mendapatkan alamatnya dan segalanya, ia juga sudah mengeluarkan banyak uang dan tenanga, ia tidak akan mundur lagi kali ini. Tidak peduli apa yang terjadi, ia akan menemui pria itu.

Ia menanyakan resepsionis tentang Dante, resepsionis itu terlihat sedikit bingung, ia bertanya kepadanya apakah ia sudah membuat perjanjian sebelumnya. Lola melepas kacamatanya dan menatap wanita itu dengan ekspresi sedikit kesal, namun bibir merahnya tetap menekuk membuat sebuah senyuman yang sedikit sarkastis.

"Belum, tetapi dia akan senang ketika melihatku. Tolong sampaikan kepadanya bahwa ada seorang wanita Spanyol yang ingin menemuinya." Resepsionis itu sedikit ragu, apakah ia harus mengganggu bossnya dengan permintaan wanita ini, namun wanita itu terus memandanginya, sehingga ia luluh juga dan akhirnya menelepon Dante di kantornya. Namun sebelum ia selesai berbicara, Lola sudah berjalan masuk ke elevator dan menekan tombol lantai kantor pria itu. Ia sudah melakukan riset sebelumnya, ia tahu persis di ruangan mana pria itu akan berada.

Memang ia tidak dapat menemukan alamat rumah pria itu dimanapun. Namun itu bukanlah suatu masalah untuknya, selama ia mendapatkan alamat kantor pria itu, ia tahu Dante adalah miliknya.

Ia merasa cukup deg – degan juga, namun ia tidak membiarkan perasaan itu menghalanginya, karena ia sudah membulatkan tekadnya. Suara heels boots nya terdengar di udara ketika ia berjalan dan bahkan saat ia sudah sampai di lantai tersebut, yang dibilang cenderung sepi karena hanya ada beberapa karyawan yang bekerja di lantai tersebut, ia masih menarik pandangan.

Ia tidak memperdulikan semuanya itu, yang ada di pikirannya saat itu hanyalah Dante. Ia berhenti di depan pintu kantor pria itu dan membukanya dengan ekspresi yang senang, saat itu Dante sedang duduk di kursinya sambil menmilah beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani. Karena Dante baru saja memecat Leia, sekretarisnya yang tidak bertahan kerja selama sebulan di sana, perusahaan masih berusaha mencari pengganti untuknya, jadi untuk sementara ia harus memilah dokumennya sendiri.

Saat ia menyadari bahwa pintunya terbuka, Dante langsung mengangkat wajahnya dan ia terlihat sedikit bingung ketika ia melihat seorang wanita berdiri di sana. Saat itu Lola sudah mengenakan kacamata hitamnya kembali sehingga Dante tidak bisa mengenalinya. Pria itu menghentikan apa yang sedang ia lakukan. Ia keluar dari ruanganya menuju ruangan sekretaris bekas Eve dimana wanita itu sedang berdiri dan memandangi Dante dari balik lapisan kaca.

Dante langsung berdiri dan menghampiri wanita itu sambil menjaga jarak di antara mereka berdua karena Dante tahu persis bisa saja wanita itu seorang psikopat yang hendak menusuknya, ya, ia tidak ingin berpikiran terlalu buruk, tetapi ia sudah hidup terlalu lama untuk memiliki pikiran semacam itu. Ia sedikit terkejut karena sebelum ia bisa berkata apapun, seceptak kilat wanita itu memeluknya.

Pelukan yang datang secara tiba – tiba itu mengejutkannya, ia langsung mendorong wanita itu, memanggilnya gila dan hampir memanggil sekuritas hingga wanita itu melepaskan kacamatanya, memperlihatkan wajahnya secara keseluruhan. Dante menghentikan tangannya di tengah – tengah udara dan membeku melihat wanita itu, namun bukan dalam konteks yang baik.

"Dante, aku tidak menyangka kau sudah melupakanku begitu saja. Kau tidak tahu ya? Sejak kau pergi aku terus memikirkanmu." Dante mengambil selangkah mundur, kali ini wajahnya mulai terlihat gelap dan ia menjadi serius. Ia masih ingat siapa wanita itu, namun ia tidak pernah menyangka bahwa dia akan kembali ke dalam kehidupannya.

Dante tidak ingin membuang lebih banyak waktu sia – sia untuk berbicara dengannya, ia ingin langsung kembali bekerja, jadi tanpa banyak basa – basi lagi, ia menanyakan kepada wanita itu apa yang sebenarnya ia inginkan. Dante bahkan tidak mau menyebutkan namanya, karena ia tahu jika ia melakukan hal itu, maka Lola pastilah akan menyangka bahwa Dante masih peduli padanya. Sejak dulu wanita itu sudah banyak berubah. Dante bisa merasakannya, Lola yang berada di hadapannya bukanlah Lola yang sama dengan Lola yang dulu ia ketahui, ia tidak tahu apa yang wanita itu sudah jalani selama bertahun – tahun, namun auranya berbeda sama sekali. Namun Dante tidak peduli, ia tidak menyukai wanita itu dan ia hanya ingin agar wanita itu segera pergi dari hadapannya.

"Kau tahu, Dante, aku tidak pernah melupakanmu. Bahkan setelah kau meninggalkanku. Aku masih mengingatmu dan aku tahu aku akan selalu mengingatmu. Aku sudah berusaha mencari penggantimu, namun tidak ada yang benar – benar bisa menggantikanmu. Kau adalah yang pertama untukku. Kembalilah kedalam hidupku, Dante." Pinta wanita itu, matanya terlihat berbinar karena cinta. Ia berharap bahwa setelah melihat dirinya yang seperti itu, maka Dante akan menganggap dirinya layak.

Jika itu yang ia pikirkan, ia salah besar. Dante sama sekali tidak peduli dengan kenyataan bahwa saat itu wanita yang berada di depannya sudah berubah menjadi lebih cantik dan dewasa, ia sudah memiliki Eve, ia tidak akan melirik yang lain sejak saat itu, jadi yang wanita itu inginkan adalah sesuatu yang mustahil.

"Aku tidak bisa melakukan itu." Balas Dante dengan dingin. Pria itu membalikan punggungnya terhadap wanita itu lalu menelepon sekuritas. Entah kenapa belakangan ini banyak sekali wanita gila yang berusaha mendekatinya. Seolah – olah ketika ia sudah menemukan Eve di dalam hidupnya, semua wanita yang dulu pernah ia gunakan dan wanita lainnya berusaha untuk menjauhkan dirinya dari cinta sejati hidupnya.

Ya, Dante menganggap Eve sebagai cinta sejati dalam hidupnya. Ia tidak berniat untuk melihat wanita lain, yang ia inginkan hanya Eve. Ia tidak peduli kepada yang lain, Leia, Lola, siapapun itu. Hanya Eve yang penting dan ia tidak ingin wanita itu sampai melihatnnya bersama wanita lain. Nanti ia akan berpikir yang tidak – tidak.

"Kau tidak bisa melakukan hal ini kepadaku, Dante. Aku sudah jauh – jauh kesini hanya untuk menemuimu. Kau tidak bisa membuangku begitu saja." Kata Lola sambil menyentuh lengan Dante. Ia tidak tahu, bahkan setelah tahun – tahun yang mereka jalani mereka, Dante paling benci disentuh tanpa izin.

Ia melepaskan tangannya dari genggaman Lola dengan tenanga yang cukup kencang, membuat wanita itu jatuh ke lantai. Tidak lama kemudian pintu terbuka dan dua orang pria dari bagian security masuk, mengambil tangan wanita itu dan membantunya untuk berdiri sambil berusaha membawanya keluar.

"Kau tidak bisa begini, Dante. Tidak setelah apa yang kita lalui. Aku bersumpah aku akan kembali lagi, lihat saja nanti!" Teriak wanita itu ketika ia dipaksa keluar dari ruangan.

Itu terdengar sebagai ancaman untuk Dante, namun ia tidak peduli.

Ia hanya butuh Eve.

Dan jika ada seseorang yang berusaha mengganggu atau merusak hubungannya dengan Eve.

Orang itu akan menghilang dari permukaan bumi.

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang