44. Jika Aku Pergi

215K 26.7K 54.1K
                                    

support aku dan cerita ALAÏA dengan cara vote & comment sebanyaknya yaa! jangan lupa follow wattpad-ku jugaaa hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

support aku dan cerita ALAÏA dengan cara vote & comment sebanyaknya yaa! jangan lupa follow wattpad-ku jugaaa hihi. thank you so much 💜

baca secara keseluruhan ya, jangan ada yang di-skip.

— HAPPY READING MY BABYGENG —

— HAPPY READING MY BABYGENG —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44. JIKA AKU PERGI

Kobaran api membesar bersamaan Lila dengan berat hati melempar foto terakhir yang ia pegang. Itu merupakan foto dirinya bersama Langit yang sama-sama mengenakan seragam SMA. Bertahun-tahun Lila menyimpannya, lalu hari ini ia harus merelakan benda tersebut hangus hingga tak berjejak.

Lila mundur, kembali mendekat ke Daren yang berdiri di belakangnya. Daren menepuk bahu Lila dan meremasnya ringan. Dia melakukan itu karena melihat mata Lila berkaca-kaca hendak menangis.

Nampak biasa saja, membakar barang-barang yang Lila sebut kenangan. Tapi, rasanya sesak sekali mengetahui kenangan itu hanya bisa diingat dalam pikiran, tanpa bisa menyentuhnya lagi.

"Gue juga baru putus sama Kyra." Daren berucap tiba-tiba.

"Keliatannya gue santai aja, padahal nyesek juga. Tapi gue harus bisa ikhlasin soalnya gue yakin Kyra bakal dapet yang jauh lebih pantes buat dia. Gue ini nggak ada apa-apanya," lanjut Daren.

Sambil menatap percikan api yang beterbangan di udara, Daren kembali berkata, "Lo pernah ngerasain harus ngelepas seseorang demi kebaikan dia?"

Lila diam, ia tak menjawab dan malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Gue sayang Kyra. Ga mungkin gue ga sayang cewek sebaik dia. Emang gue sama dia pernah pacaran, tapi kenyataannya dia diciptain bukan buat gue." Daren memiringkan kepala. "Lo ngerti, kan?"

Cewek di samping Daren itu mengusap muka dan membuang napas perlahan. Ketika Daren membicarakan Kyra, maka Lila terbayang sosok Langit terus-menerus. Sesekali juga bayangan Bastian muncul dalam benak.

"Persis kayak lo sama Langit. Lo boleh nyimpen perasaan buat dia, tapi lo harus tau batesan. Dia udah punya istri, La." Daren bertutur.

"Nggak usah omongin itu." Lila membalas ketus.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang