16. Ada apa dengan Arthur?

164K 20.1K 5.6K
                                    

Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti

Jangan lupa untuk vote dan coment~

Brakkk

Alexa membuka kasar pintu mansion membuat seisi mansion kaget. Kini Alexa menatap tajam ke arah Elang yang menyengir tak berdosa.

"DADDY KENAPA HAMILIN MOMMY!!!" jerit Alexa memukul lengan Elang kesal.

Bukannya merasa sakit, justru Elang malah tertawa kencang. "Ampun, daddy khilaf nak sampe kebobolan."

"Sangar euy cucu kakek." celetuk Bima.

"Sini duduk sama mommy. Jangan dipukulin terus daddy kamu, kasian pasti sakit itu," ucap Naya.

Elang menjulurkan lidahnya meledek Alexa. "Sana pergi!"

Alexa yang mendengarnya pun bertambah kesal. Tanpa perasaan Alexa mengigit tangan Elang membuat si empunya menjerit kesakitan. Alvaro yang melihat menantunya tersiksa pun tertawa terbahak-bahak. Buru-buru Naya menarik tangan Alexa menjauhi Elang dan membawanya untuk duduk di sofa.

Mata Elang berkaca-kaca seperti bocah yang akan menangis. Ia menatap tangannya yang memerah terdapat bekas gigitan Alexa.

"Apa? Mau marah?!" tanya Alexa galak. Sontak Elang menggelengkan kepalanya. Alexa bila sedang marah persis seperti Naya, sangat galak melebihi anjing yang tidak diberi makan.

"Nanti kalo daddy ngajak main, jangan mau." rengek Alexa pada Naya.

Elang melotot mendengar ucapan Alexa. "Ga bisa gitu dong."

"Bo-"

"Udah-udah, jangan berantem terus. Mommy pusing misahin kalian." desis Naya.

"Usia kandungannya berapa mom?" tanya Alexa.

"4 minggu." jawab Naya.

"Kamu harus banyak istirahat Nay, jangan terlalu banyak beraktifitas. Kalo perlu kamu pisah ranjang sama Elang," ucap Bella. Mendadak wajah Elang cemberut mendengar ucapan Maminya sendiri.

"Sukurin." ledek Bima.

Alexa tertawa puas melihatnya. Ia pun berpamitan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Saat melewati Elang, Alexa memasang wajah menyebalkan membuat Elang semakin kesal.

***

Alexa mendengus, Naya menyuruhnya membeli 10 es krim dengan alasan sedang ngidam. Mau tidak mau Alexa harus menuruti perkataan Alexa. Karena malas membawa motor, Alexa lebih memilih berjalan kaki menuju supermarket terdekat.

Alexa memasuki supermarket, ia mengambil es krim pesanan Naya lalu mengambil beberapa cemilan. Tidak lupa juga ia membeli roti sobek karena ia sedang datang bulan. Ia pun langsung ke kasir untuk membayar semua belanjaannya.

"Lima ratus peraknya mau di donasikan kak?" tanya kasir tersebut.

Alexa menggelengkan kepalanya. "Tanggung, donasiin semuanya aja kembaliannya."

Setelah mengatakan itu, Alexa keluar dari supermarket. Ia memakan beberapa yupi yang ia beli tadi.

Entah mengapa sedari tadi Alexa merasa seperti ada yang mengikuti dirinya. Tapi saat ia menengok ke belakang, tidak ada siapapun. Bulu kuduk Alexa berdiri, jalanan yang gelap dan sepi membuat dirinya takut.

Srettt!

Baru saja Alexa akan berteriak, seseorang sudah lebih dulu membekap mulutnya lalu membawanya ke gang sepi. Bahkan kini tubuh Alexa dihimpit oleh sosok laki-laki yang ada dihadapannya saat ini.

Penerangan yang minim cahaya membuat Alexa tidak mengenali laki-laki tersebut. Alexa membelalakkan matanya saat lelaki yang ada dihadapannya ini melepaskan tudung hoodie-nya.

Arthur menatap Alexa tajam dan intens. "Jangan menjauh!"

Alexa meneguk salivanya susah payah. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Jantungnya pun berdegup kencang saat baru menyadari posisi mereka saat ini begitu intim. Ingin rasanya ia mendorong tubuh Arthur agar menjauh, tapi rasanya sangat sulit.

Entah keberanian dari mana, Alexa mengigit tangan Arthur yang membekap mulutnya membuat si empunya meringis.

"Minggir!" ketus Alexa. Belum ada selangkah Alexa pergi, Arthur kembali menarik tangan Alexa membuatnya kembali dihimpit oleh Arthur.

"Jangan jauhi gue!" desis Arthur.

"Se-"

Cup

Setelah mengecup pipi Alexa sekilas, Arthur langsung membalikkan badannya pergi meninggalkan Alexa yang diam mematung.

"ARTHUR SIALAN!" teriak Alexa kesal.

Arthur yang mendengar itu pun menyunggingkan senyum tipis, sangat tipis. Senang rasanya melihat rona merah di pipi Alexa tadi.

Alexa mengumpati Arthur dalam hati. Ia menatap punggung Arthur yang mulai menjauh, sedetik kemudian ia memegangi pipinya yang terasa memanas. Ingin rasanya Alexa menghilang dari bumi.

***

Mengingat kejadian kemarin, Alexa benar-benar malu. Sebisa mungkin Alexa menghindar dari Arthur, ia tidak peduli pada ucapan Arthur kemarin. Bahkan saat jam istirahat, Alexa tidak ke kantin. Ia hanya menitip makanan pada Disya.

Alexa merasa bosan. Jam istirahat masih berlangsung, teman-temannya pun belum kembali dari kantin. Ia memutuskan untuk mengerjakan tugas-tugas yang seharusnya dikumpulkan minggu depan.

Mendadak Alexa ingin buang air kecil. Ia pun menutup bukunya lalu lari terbirit-birit keluar kelas menuju toilet. Sangking cepatnya Alexa berlari, ia tidak sengaja menabrak beberapa siswa-siswi yang berlalu-lalang.

Brakk

Alexa membuka pintu toilet kasar membuat beberapa perempuan yang ada didalamnya kaget. Tanpa menghiraukan cibiran mereka, Alexa masuk ke dalam salah satu bilik toilet.

Setelah selesai membuang air kecil, Alexa keluar dari dalam toilet. Saat akan kembali ke kelasnya, tiba-tiba Alexa merasa gugup. Pasalnya didepannya saat ini ada Arthur yang berjalan ke arahnya.

Alexa mencoba tenang. Ia berjalan santai berlawanan arah dengan Arthur.

"I love you." bisik Arthur saat melewati Alexa.

TBC

Hallo readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo readers...
Pasti kalian nungguin part uwu-uwu ye kan:v

Jangan lupa untuk vote dan coment agar Author semakin semangat nulis ceritanya hehe♥️

Follow Instagram @aniintnputri_
Spam like juga postingan aku

NEXT?

COLD KETOS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang