(24) adik kecil?

3K 297 65
                                    

Tes ...

Tes ... Tes ... Tes ...

             Satu persatu tetesan hujan turun hingga derasnya, angin dingin menjadi teman hujan saat langit mulai menggelap.

JEDERRRR!!!

             Kilat petir semakin keras dan memunculkan kilatan-kilatannya, membuat semua orang berlindung untuk berteduh dan menghindar dari tersambarnya petir itu. Tapi tidak untuk seorang Halilintar, dia terus berjalan menembus hujan deras, tak peduli jika petir terus menyambar di sampingnya, yang terjadi di sekitarnya tidak membuatnya takut atau merasakan apapun, karena yang saat ini ia rasakan adalah yang ada dalam dirinya, lebih tepatnya ... hatinya.

"Tch! Ini lagi!"

             Sudah beberapa kali Halilintar berjalan melewati gang maupun jalanan besar, namun dia terus kembali ke rumahnya. Ada apa dengan dirinya? Tujuan Halilintar bukan ke rumahnya sendiri, tapi rumah Fang!

"Aaarrrggghhhh!!!" Halilintar menjambak rambutnya sendiri ketika untuk kesekian kalinya ia tetap menuju rumahnya. Apa Halilintar lupa jalan menuju rumah Fang? Ah tidak-tidak, Halilintar masih ingat ko, mungkin ini akibat hujan, ya, sebab hujan.

            Dan dengan kekesalannya Halilintar mencoba menggunakan kuasanya untuk sampai rumah Fang. Memang menggunakan kuasa yang akhir-akhir ini sulit dikendalikan memang menjadi tantangan, tapi tidak salah untuk mencoba, bukan?

        Menembus derasnya hujan, menghindar dari kilat petir yang menyambar, dan memokuskan penglihatan dalam kegelapan malam, itulah yang saat ini Halilintar lakukan.

Berhasil!

            Yap, kali ini dia berhasil, kini Halilintar berada di depan gerbang rumah Fang. Halilintar sedikit teringat masa lalu ketika dirinya dan kembarannya mengira kalau Fang tinggal di rumah hantu, dan berfikir kalau Fang lah hantunya. Bahkan terjadi adu kuasa di rumah ini.

"Huh ... baiklah ...." baru saja Hali memegang gerbang tersebut, tiba-tiba  ada gemuruh petir yang keras mengagetkan Halilintar.

JEDERRRR!!!

"Ugh!" ahaha~ untung saja tangan Hali terangkat kembali dari menyentuh gerbang besi itu, jika tidak, Halilintar sudah kesambar petir.

          Karena tidak mau itu terulang lagi, apalagi seluruh tubuh Halilintar basah, dengan cepat dia berlari membuka gerbang dan pintu rumah Fang dan menutupnya kembali tanpa mengetuk ataupun mengucap salam.

"Fiuh~"

         Tidak, Halilintar tidak takut, hanya kaget dan jaga aman saja dengan petir di luar, lagipula bukankah Halilintar adalah pengendali petir? Jadi Hali tidak takut.

        Dan saat asik dengan pikirannya sendiri, Halilintar memutuskan masuk lebih dalam rumah Fang. Tapi ...

Sepi?

       Ke mana Fang? Apa dia tidak ada di rumah? Bukannya tadi pintunya tidak dikunci? Dan kenapa rumah ini gelap? Apa Fang lupa bayar listrik? Atau memang rumah Fang listriknya padam? Sendiri? Karena rumah lainnya nyala lampunya, aneh.

Brak!

       Sebuah suara datang dari lantai dua, sepertinya dari kamar Fang. Dengan cepat Halilintar menuju kamar Fang takut terjadi sesuatu padanya.

     Dengan pakaian dan seluruh tubuhnya yang basah, Halilintar menembus ruangan-ruangan gelap dan menghindari benda-benda di sekitarnya agar tidak tersandung dan jatuh. Ternyata butuh perjuangan juga untuk ke kamar Fang.

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang