24. Menunggu

141K 16.5K 3K
                                    

Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti

Jangan lupa untuk vote dan coment~

Alexa melangkahkan kakinya dengan riang di koridor sekolah. Sesekali menghujat para haters yang menatapnya sinis. Bahkan ia tidak segan-segan menjambak dan mematahkan tangan para perempuan tukang nyinyir.

Tujuan Alexa saat ini adalah kelas Arthur. Setibanya di kelas Arthur, Alexa mencari keberadaan Arthur. Ternyata Arthur sudah tidak duduk di depan lagi melainkan pindah duduk di belakang. Alexa pun menghampiri Arthur lalu menyodorkan kotak bekalnya pada Arthur.

Arthur mendongakkan kepalanya. Ia menatap ke arah Alexa yang tersenyum manis padanya.

"Dimakan ya sayang, gue ke kelas dulu," ucap Alexa seraya mengacak-acak rambut Arthur gemas.

Alexa melangkahkan kakinya keluar kelas 12 IPA 1 dengan riang. Arthur yang diperlakukan seperti tadi pun diam mematung. Mencerna apa yang diucapkan oleh Alexa.

"Hati-hati jantungnya loncat." goda Kevin menyadarkan Arthur.

Arthur pun kembali melanjutkan membaca bukunya. Ia mencoba menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang.

Alexa sampai dikelasnya, ia pun langsung duduk di kursinya. Suasana kelas tampak riuh, mereka sibuk mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan hari ini.

Bel masuk telah berbunyi. Tidak lama pun Pak Rahmat datang bersama anggota OSIS dibelakangnya. Seketika suasana kelas tampak mencekam, mereka mulai gelisah.

"Taruh semua tas kalian di depan!" titah Pak Rahmat.

Hening. Tidak ada satu pun dari mereka yang membawa tasnya ke depan.

"CEPAT!" bentak Pak Rahmat.

Mereka menjadi panik. Satu persatu dari mereka mulai menaruh tasnya di depan dengan terburu-buru. Mereka hanya pasrah bila seluruh barang mereka di razia.

Para OSIS pun mulai memeriksa tas mereka. Alexa tampak tenang, tidak seperti teman-temannya yang gelisah. Fokus Alexa saat ini adalah Arthur, ia sibuk memandangi Arthur yang mengeledah tas. Alexa tidak memperdulikan barangnya ada yang dirazia ataupun tidak.

"ASTAGFIRULLAH, BAPAK INI BERDOSA BANGET." pekik Devi saat bedak dan lipstik mahalnya dihancurkan. Pak Rahmat menatap Devi tajam lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

"BAPAK JANGAN SOLIMIH!" pekik Lolita saat parfumnya dibuang isinya ke dalam ember.

"Sabun siapa ini?!" tanya Pak Rahmat saat ia menemukan sabun yang bolong ditengahnya. Seluruh murid pun mencoba menahan tawanya agar tidak pecah.

"AYO NGAKU! TAS SIAPA INI?" bentak Pak Rahmat seraya mengangkat tas ransel berwarna hitam.

Tidak lama pun Jaya si laki-laki paling heboh mengangkat tangannya membuat tawa mereka pun pecah. Bahkan beberapa OSIS laki-laki pun ikut tertawa.

"Kamu sering nyabun di sekolah?" tanya Pak Rahmat.

"Kadang-kadang Pak, kalo lagi gabut aja
" jawab Jaya.

"Jam istirahat kamu datang ke ruangan saya!" tegas Pak Rahmat.

Jaya mengangguk pasrah. Sepertinya nanti ia akan mendapatkan siraman qolbu dari Pak Rahmat dan juga ibunya.

Pak Rahmat kembali mengeledah tas mereka. Kali ini ia menemukan deodorant dan juga banyaknya masker wajah. Dengan santainya ia membuangnya ke ember membuat salah satu siswi menjerit.

Hari ini menjadi hari sial bagi kelas 11 IPA 1. Seluruh barang-barang mereka musnah, tidak ada yang tersisa kecuali buku dan tas sekolah.

Kali ini Alexa dan teman-temannya sudah berada di kantin. Seperti biasa, mereka duduk di pojok. Mereka makan diselingi canda dan tawa.

COLD KETOS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang