Prolog

28 3 0
                                    

"Huft!"

Seruan lega di embus kan seorang gadis mungil berambut panjang menelusuri jalan yang di samping nya terdapat pepohonan yang sejuk nan indah. Di tangan nya terdapat formulir pendaftaran sekolah baru nya, setelah beberapa hari yang lalu Ia pindah sekolah di sebabkan oleh masalah pribadi yang di miliki nya.

"Alhamdulillah.. akhirnya Icha bisa masuk sekolah baru! Wah, jadi makin ga sabar!" Seru gadis itu bersemangat. "Kira-kira Icha bakal dapet teman yang seru ga ya? Hm, moga aja deh!" Tiba-tiba saja bunyi handphone berdering di dalam tas nya, menandakan ada yang menelfon nya.

Tut..Tut..

"Assalamualaikum kak Ryan!!"

"Wa'alaikumsalam Ichaa.. gimana? Sudah dapat belum, formulir pendaftaran nya?"

"Alhamdulillah kak! Icha sudah dapet nih! Icha jadi ga sabar mau ke sekolah baru! Hehe.."

"Yaudah gih, cepetan! Ntar malah terlambat lagi! Gapapa kan, kamu sendiri aja yang kesana? Kakak lagi banyak banget kerjaan nih"

"Iya kak, gapapa..yang penting Icha harus cepet nyampe kesana! Oke kak, Icha tutup dulu ya! Assalamualaikum!"

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya Icha.."

Tut..Tut..

"SEKOLAH KU!!! ICHA DATAANG!!" Teriak gadis itu, membuat orang di sekitar nya bingung melihat tingkah lakunya.

~~~

Langkah kaki nya akhirnya berhenti di depan pagar, ya! Pagar sekolah barunya, Jakarta internasional high school. Di ujung bibir nya tertarik, sehingga terbentuk lah senyuman yang sangat manis menghiasi wajah imut nya.

"Maaf anda siapa ya?"

Seorang pria paruh baya menyapa gadis itu, dengan menggunakan seragam satpam nya yang telah lama sekali Ia pakai selama Ia bekerja di sana.

"Oh iya Pak, kebetulan sekali! Icha mau daftar di sekolah ini Pak!"

"Kelas berapa ya?"

"Kelas 11 Pak!"

"Hm, ok silahkan Masuk! Biar saya tunjukkan dimana ruang kantor nya"

"Waah.. bapak baik banget.. Icha jadi makin seneng melihat nya!"

Gadis itu berjalan sambil bersenandung, dan ia pun berhenti di depan pintu ruangan diiringi bapak paruh baya tadi, di pintu masuk ruangan itu terdapat tulisan tertempel 'RUANG KANTOR' terpajang di pintu masuk ruangan tersebut.

"Siapa?" Keluar seorang wanita berjilbab coklat sambil memegang sebuah buku menatap gadis mungil di depannya.

"Saya Icha buk, mau masuk sekolah ini buk, kira-kira Icha bisa ga, di terima di kelas 11??" Tanya gadis itu, tak lupa Ia menatap ibu itu dengan senyumannya.

"Ooh kelas 11 ya? Tetap diterima kok.. tapi syaratnya harus ikut tes dulu, kalau lulus baru di terima"

"Ooh gitu ya buk, kira-kira Icha bisa ikut tes nya kapan buk?"

"Sekarang juga bisa kok, kebetulan lembar soalnya masih ada, kamu ikut ibuk masuk ya"

"Oke buk! Icha ga sabar ikut tes nya!"

~~~

"Huft! Selesai juga tesnya! Dan Alhamdulillah Icha langsung di terima! Icha jadi makin ga sabar!!! O ya, kira-kira tadi Icha masuk nya lewat mana ya? Kok Icha lupa" gadis itu berjalan sambil melihat kiri dan kanan.

Bruk!

ya di sangka, gadis itu telah menabrak seseorang, "eh maaf ya kak! Icha ga sengaja!" Dengan menelungkup kan kedua tangannya, dengan perasaan sangat bersalah.

"Lo punya mata kan?"

Lelaki bertubuh tinggi dan kekar, memiliki kulit yang sangat putih, ya dialah laki-laki yang telah Ia tabrak secara tak di sengaja tadi.

"Punya kok! Ni Icha tunjukkan mata Icha! Ni" gadis itu menatap laki-laki itu sambil melotot, dan menjinjit karna lelaki di depannya ini sangat lah tinggi.

Laki-laki itu hanya menatap gadis itu datar, tanpa ekspresi. Dan pergi meninggalkan nya, seakan-akan tidak ada yang terjadi di antara mereka berdua saat itu.

"Ih! Sombong banget si sama Icha! Icha ga suka sama orang kaya gitu!" Gadis itu hanya bisa menatap punggung laki-laki itu hingga tak bisa terlihat lagi, sambil memajukan bibir nya, menandakan dirinya amat teramat kesal.

"Oke Icha, Icha harus sabar.. itu lebih baik!"

~~~


      Langit yang tadinya kini menjadi gelap, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga. Dan Icha sudah dari tadi berada di dalam kamar nya, di atas kasur, tempat favorit nya. Dan kini ia sedang berada di dalam mimpi yang indah.

"Ya Allah Icha! Bangun! Udah ashar!"

     Ryan menatapi adik satu-satunya yang masih tidur, dengan tenang seakan-akan ia sedang mendapat mimpi indah.

"Iiih.. 1 jam lagi.."

      Icha menatap Kakak nya sekilas dengan pandangan yang masih berkunang-kunang dan melanjutkan kembali tidur 'nyenyak' nya.

      "APA? 1 JAM? KAMU MAU BIKIN KAKAK MARAH?!! BANGUN ICHA!!" Icha yang tadi nya mau melanjutkan kembali tidur'nyenyak'nya tiba-tiba langsung tegak dari kasur nya. "Eh iya kak, iya" Icha paling takut jika ia telah membuat kakak nya yang satu ini marah, Ia pun bergegas pergi ke kamar mandi.

~~~

"Kak!! Icha ke kedai dulu ya kak!"

"Mau ngapain?"

"Beli ice cream kak"

"Yaudah, hati-hati ya"

"Iya kak"

     Icha melangkah ke arah pintu dan keluar menggunakan Hoodie berwarna coklat kesayangannya dengan rambut yang ia kuncir kuda, tak lupa ia menggunakan headset untuk mendengarkan lagu KPOP favorit nya sambil menari-nari di pinggir jalan, tingkah laku nya berhasil membuat orang-orang di sekitar nya menggeleng-geleng melihat  tingkah gadis itu.

    Dan akhirnya langkah ia pun berhenti di depan supermarket, senyum nya pun mengembang dengan sendirinya, ia sudah tak sabar memakan ice cream favoritnya itu.

   Dan, beberapa menit setelah gadis itu masuk, sosok lelaki tinggi dengan jaket hitam yang menutupi rambut hitamnya, dengan celana hitam dan di mulut nya terdapat permen tangkai yang belum habis dihisabnya.

   Lelaki itu perlahan membuka pintu mini market tersebut, dan masuk ke dalam minimarket itu.

~~~

   

 Innocent girlWhere stories live. Discover now