Chapter 9

986 125 1
                                    

"Gulfi, apa itu kau?" Suara dari seseorang membuat Gulfi kembali mendongakkan kepalanya yang semakin sakit setiap detiknya.

Ia menengok ke arah sumber suara dan mendapati Antonieta yang menatap heran ke arahnya.

Dia adalah Antonieta, teman satu kelas Gulfi dan juga.... seseorang yang Gulfi taksir sekian lama.

"Ugh. Sial, kenapa Antonieta harus melihatku dalam keadaan lemah begini? Aku tidak ingin dia melihatku seperti ini. Aku harus kuat!"

"Ah, Antonieta? Tidak papa, aku baik-baik saja. Jangan pedulikan aku. Kamu pergi saja dari sini. Aku oke, kok." Gulf berusaha menahan tubuhnya sekuat mungkin agar tidak terlihat sempoyongan, namun Antonieta tidak sebodoh itu membiarkan Gulfi mematung di lorong dengan keadaan seperti itu.

"Jangan bohong, Gulf! Aku tau kau sedang tidak baik-baik saja. Sini, kubantu kau berdiri. Aku antar ke Uks saja, ya?"

Antonieta menarik tangan Gulfi dan meletakkannya di atas bahunya yang mungil tersebut. Sebenarnya, Antonieta tidak kuat menahan beban seorang pria seorang diri, tapi dia ingin membantu temannya yang sedang kesusahan. Dia benar-benar baik hati, bukan?

"Tidak, Nie. Aku baik-baik saja, sungguh!" tolak Gulf berlagak kuat.

"No, kau harus ke Uks sekarang, Gulfi! Lihat, wajahmu sudah pucat begitu."

"Aku sungguh baik-baik saja. Jangan pedulikan aku. Aku hanya akan merepotkanmu nanti."

"Tidak, kok. Aku dengan senang hati membantumu. Lagipula, aku kan anak Uks. Jadi sekalian saja, aku yang akan mengobatimu. Dan kau diam saja, ya?"

"Ugh... Ya ampun. Wajahnya sangat imut, aku tidak sanggup menolaknya begini," batin Gulf dalam hati.

Wajah Gulfi memerah diperlakukan seperti itu oleh orang yang dia sukai. Bagaimana tidak? Antonieta adalah wanita yang cantik, baik hati, murah senyum, dan setau Gulfi dia tidak pernah membenci atau memiliki dendam kepada siapapun. Dia bahkan bersikap baik kepada Gulf yang kelakuannya minus di mata orang-orang. Antonieta benar-benar perfect.

Dengan segera Antonieta membopong tubuh Gulf menuju Uks. Kau tau apa itu Uks, bukan? Baguslah jika kau tau.

Dengan langkah yang tertatih-tatih, Antonieta berhasil membawa Gulf ke ruang Uks. Dia membuka pintu tersebut lalu segera masuk ke dalam.

"Sepertinya Bibi Selva tidak ada di sini. Apa dia sedang istirahat, ya? Oh, Gulf. Kau berbaring saja di situ. Aku akan mengambilkan minuman herbal untukmu dan juga obat. Jangan membantah, ya?"

Hanya dengan satu kali pandangan yang menawan dari wajah Antonieta, mampu membuat jantung Gulfi berdetak tak karuan. Jantungnya berdetak beberapa kali, wajah dan seluruh tubuhnya menjadi panas dingin, bibir Gulf juga terus tersenyum karena bahagia.

Deg.... Deg.... Deg....

"Uh... Ya ampun, kenapa jantungku jadi tak karuan begini? Kalau begini terus, aku akan mati karena cinta. Sial. Aku merasa diistimewakan oleh Nie hanya karena dia membantuku. Aku akan mengajaknya nonton setelah aku sembuh nanti."

Gulf menutup mulut dengan tangannya, agar tidak ada yang tau kalau ia sedang tersenyum bahagia. Bisa-bisa, ia dikira tidak waras.

Dan pada saat itu juga, Gulfi merebahkan tubuhnya di atas kasur berwarna putih itu. Aroma kasur tersebut wangi, tidak seperti biasanya. Dan Gulfi benar-benar menyukainya.

"Setelah hal sial yang terjadi padaku hari ini, akhirnya aku mendapat banyak keberuntungan dari kesialan itu," ucapnya senang, namun dengan wajah yang pucat.

GULFI - MEWGULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang