Part 30

1.2K 148 13
                                    

Saat (namakamu) turun dari Lexus RX putih itu, (namakamu) kira jika Aldi akan langsung melajukan mobilnya kembali bukannya ikut turun bersamanya.

"Kamu..."

"Boleh aku mampir sebentar?"

"Apa?" Mata (namakamu) membulat. Kepalanya bergerak perlahan berputar ke belakang menatap bangunan bertingkat dua yang ada di belakangnya. Rumah orang tuanya.

Seperti sebelum-sebelumnya setiap kali Aldi mengantarnya pulang, (namakamu) akan meminta Aldi mengantarnya ke sana. tetapi sepertinya malam ini (namakamu) membuat kesalahan, seharusnya ia meminta Aldi untuk mengantarnya ke rumah Steffy bukannya ke sana karena tiba-tiba saja ibunya muncul di belakangnya.

"(Namakamu)?"

Jantung (namakamu) menclus mendengar suara wanita yang amat di kenalinya. Perempuan itu langsung berbalik dan menemukan ibunya di dekat pagar bersama sekantung plastik hitam yang berisi sampah. Tengah menatapnya dan Aldi bergantian dengan sorot tajam yang menghakimi.

"Ma.." kedua telapak tangan (namakamu) terasa dingin. Kakinya terasa kebas hingga ia tidak bisa merasakan telapak kakinya yang menyentuh permukaan tanah.

"Masuk."

*

(Namakamu) duduk di ruang tengah rumah orang tuanya dan tidak henti-hentinya bergerak gelisah. Ia bahkan mengabaikan Aldi yang duduk di sofa lain dan tengah menatapnya.

Ariana datang membawakan segelas minuman untuk Aldi kemudian duduk di sofa lain. "Nak Aldi sudah lama tidak ke sini,"

Aldi tersenyum.

Suara ibunya terdengar manis dan bersahabat tapi (namakamu) tahu jelas apa yang ada di baliknya. Ingat jika ibunya memiliki bakat akting mumpuni sekelas bintang Hollywood yang seharusnya mendapat piala Oscar? Ibunya sedang mempraktikkan keterampilannya berakting saat ini.

Dulu sebelum (namakamu) menikah dengan Iqbaal, saat (namakamu) membiarkan laki-laki berkunjung ke rumahnya, Aldi adalah salah satunya. Aldi juga laki-laki yang sempat membuat ibunya jatuh cinta.

Ibunya pernah mengatakan jika Aldi adalah calon suami idaman untuk (namakamu) mulai dari segi fisik, keuangan, hingga sikap. Ibunya menyukainya. Sayangnya karena posisi Aldi sebagai atasan (namakamu), perempuan itu selalu segan terhadapnya. Di mata (namakamu), Aldi adalah bos nya bukan laki-laki yang patut dia kencani tapi di hormati.

(Namakamu) tidak perlu repot-repot menyingkirkan Aldi karena laki-laki itu pada akhirnya di sibukkan dengan pekerjaannya. Aldi pun mulai jarang datang ke rumah (namakamu) dan ibunya juga berhenti bertanya-tanya kemana perginya Aldi sejak ia berfikir untuk menjodohkan (namakamu) dengan Iqbaal.

Tidak sulit bagi ibunya untuk jatuh cinta pada Iqbaal. Anak laki-laki tetangganya yang sudah sejak bayi ia kenali itu tentu saja target berikutnya. Jika di mata ibunya Aldi adalah calon suami idaman, maka Iqbaal adalah 'suami idaman'. Bukan calon lagi melainkan sudah paten.

Sudah sejak dulu ibunya menyukai Iqbaal hanya karena anak laki-laki itu sering bertandang ke rumahnya tanpa asalan yang jelas. Seperti di suatu Minggu pagi yang cerah Iqbaal tiba-tiba datang dan langsung ikut nimbrug ke halaman rumahnya membantu ibunya menanam bunga dan menemani nya belanja ke pasar, atau membantu ayahnya mencuci mobil, mengecat rumah, sampai membenarkan genteng yang bocor.

(Namakamu) yang saat itu membenci Iqbaal menganggap Iqbaal adalah anak yang doyan caper. (Namakamu) semakin kesal padanya saat ibunya mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Iqbaal yang katanya lebih rajin padahal Iqbaal seorang laki-laki.

"Saya ke sini mau menyapa Tante,"

Ariana mengangguk. "Terimakasih ya nak Aldi, kabar tante baik gimana kabar kamu?"

After Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang