Prologue

336 21 3
                                    

Kecelakaan beruntun itu berhasil membuat orangtua Ardan meregang nyawa. Ardan benar-benar terpukul. Akan bagaimana kehidupan selanjutnya jika tanpa kedua orangtua nya?

Remaja berumur 17 tahun itu terduduk di kursi tunggu sambil menundukkan kepala nya. Tidak, Ardan tidak menangis. Karena Ardan selalu ingat pesan ayahnya. Anak laki-laki itu harus kuat, karena akan ada ribuan beban dan tanggung jawab yang akan dipikul dipundaknya nanti.

"Ardan.." seseorang menepuk pundak Ardan pelan dari belakang. Remaja itu menoleh. Ternyata itu adalah Tante Reisa—adik dari ibunya, bersama suaminya Om Gino.

Belum Ardan menjawab, Tante Reisa langsung duduk disebelahnya. "Kamu bisa tinggal sama Tante sekarang. Mulai hari ini, kamu adalah tanggung jawab Om Gino dan Tante."

Ardan menoleh sebentar, detik berikutnya ia mengangguk. "Terimakasih, Tante, Om. Tapi, Ardan memutuskan untuk tinggal sendiri. Boleh?" pertanyaan Ardan dijawab anggukan dan senyuman oleh Tante Reisa. "Ya, tentu boleh, sangat boleh."

"Kamu anak yang kuat, Ardan. Jangan pernah terpuruk ya." Om Gino meremas pundak kiri Ardan, berniat untuk menyalurkan kekuatannya untuk Ardan.

Ardan tersenyum dan memejam. Setidaknya, Ardan tak benar-benar sendirian hidup di dunia ini. 'Ayah, Ibu, Ardan yakin bisa. Tenang disana ya, Ardan janji akan selalu doakan kalian dan akan banggakan kalian.' bisiknya pada semesta. Berharap, Ayah dan Ibu nya dapat mendengar bisikannya.

____

A/N

TRAILER

Mau kasih tau, sebenernya biarpun covernya bernuansa gelap, ini bukan genre thriller yaa, ini masih teenfic kok. Hehe.

Cuma mau kasih suasana yang beda, kali ini bukan lagi teenfic yang cuma menye-menye. Tapi teenfic yang sedikit dibumbui mistery.

Semoga suka dan see u di part
selanjutnyaa!

Best Regards,

@Laelatisyr_

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang