20. The Main Road

602 90 10
                                    

Sementara di penjara, para narapidana Penjara Besi tampak riuh karena adanya keributan besar yang terjadi di luar. Suasana menjadi tidak kondusif dan mulut setiap orang bertanya-tanya tanpa berhenti. Semua orang hanya mendengar kabar tentang Nero yang datang membobol penjara. Sebagian dari mereka mengetahui bahwa akan ada hari di mana pahlawan bertopeng itu membebaskan mereka dari sini—dan inilah saatnya.

Para tahanan tersebut berusaha tidak mendekati jeruji yang masih dialiri listrik meskipun mereka tidak sabar untuk keluar. Di sisi lain, mereka melihat seorang pria tengah merusak alat yang terpasang di dinding dengan menggunakan kampak. Beberapa ruang tahanan segera padam, dengan segera jeruji itu bebas dari aliran listrik.

Saat itulah Lavi datang dan dia segera menghampiri Deene, di tempat ini penjaga sama sekali nol. Mereka sudah tumbang di lantai berlumuran darah di tanah.

"Aku akan membantumu," kata Lavi.

"Beberapa penjara sudah bisa kau buka, aku sudah memutus aliran listriknya," jawab Deene cepat. "Oh ya, hati-hati, banyak 'sampah' berserakan."

Lavi tahu apa yang dimaksud pria itu, dengan penerangan minim yang berasal dari obor menyala di dinding, Lavi mulai membuka beberapa penjara dan membiarkan para tahanan lolos.

"Terima kasih, Nero," kata seseorang tiba-tiba, memegang tangan Lavi.

Lavi memandangnya sebentar dan berkata, "Cepatlah pergi dari sini."

Pria itu mengangguk. "Ayo, sebelah sini!"

Lavi menoleh ke arah dua pria yang segera lari menuju lorong yang menghubungkan penjaga dengan gudang milik Klan Agura. Dia terdiam sesaat, merasa pernah melihat mereka berdua, atau lebih tepatnya pernah melihat pria dengan rambut merah dengan ciri khas tato di dahi.

"Hei, cepat!"

Lavi segera membuka beberapa penjara terakhir dan mereka segera menghambur keluar. Ada tiga orang pria yang mendekati Deene. Lavi tidak mengenal mereka.

"Lihatlah, adik kecil kita ini menjadi penyelamat sekarang. Dia pahlawan!" Seorang pria kurus berkata bangga.

Deene tidak merasa terpuji dengan kalimat itu. "Panggil aku senior, Raku bodoh!"

"Maafkan aku, Senior kecil."

"Bajingan ini memang berani! Kau ingin kupukuli sampai mati?"

"Berapa sampah lagi yang masih hidup?"

Ucapan itu membuat Deene menghentikan perburuannya pada pria bernama Raku. Pandangannya teralih pada pria berkulit hitam yang memiliki badan kekar dan tinggi yang hampir dua meter. Pria itu punya mata yang besar dan menakutkan. Namanya adalah Walta, yang artinya pelindung.

Deene menghela napas dengan berat. "Masih ada beberapa pasukan hebat Klan Agura, mereka sedang bertarung dengan Karna dan Tuan Muda Uriel."

Di tempatnya Lavi tertegun di tengah kebingungannya. Setelah berbincang sedikit bersama Deene seperti reuni kawan lama, tiga orang itu akhirnya melihat ke arahnya.

Deene segera menjelaskan, "Dia adalah Nero."

Pria berambut putih menatap Lavi dengan teliti. "Aku tahu."

BLACK MASK [Dalam Revisi]Where stories live. Discover now