Part 31

1.6K 161 34
                                    

Happy Reading 💞💞💞

Mata Andrew mengerjab beberapa kali sebelum pandangannya terpaku pada sosok pria yang bersandar di dinding depan kamar rawat Abigail.

Setelah keluar dari kamar Abigail tadi, Andrew memang diselimuti berbagai emosi yang lantas membuatnya mencari apapun yang diharapkannya bisa meredakan emosinya. Ia bahkan langsung meninggalkan Ashley yang terisak pilu di depan pintu kamar rawat Abigail.

Hal itulah yang membuat Andrew tidak menyadari jika ternyata sejak tadi Arthur sudah berada disana dan memperhatikan semua yang dilakukannya. Kedua tangan Arthur bersedekap, sementara kedua matanya secara terang-terangan memandang Andrew dengan pandangan merendahkan dengan segaris senyum sinis yang tercetak di bibirnya.

Ekspresi yang tidak pernah dilihatnya hingga membuat Andrew nyaris tak mempercayai jika pria itu adalah Arthur, pria polos yang selama ini menjadi asisten pribadinya.

“Kau! Apa yang kau lakukan disini?” ucap Andrew setelah berjalan mendekati Arthur yang tadinya hanya berjarak sekitaran tiga meter darinya.

“Ini tempat umum, Sir. Siapapun berhak ada di tempat ini.”

“Apa kau tidak mendengar perintah Mr.Jenner yang menyuruhmu untuk pergi?”

“Saya tidak mengingat ada perkataan seperti itu. Yang saya tahu Mr. Jenner hanya meminta saya memberikannya waktu untuk bisa menjaga nona Abey.”

Jawaban tenang Arthur membuat Andrew menggeram. Belum lagi ekspresi yang masih ditampilkan pria itu seakan menyentil kuat egonya.

Sebelum Morgan dan Nathalie pergi ke ruangan dokter Sean untuk mengetahui kondisi terbaru abigail, Morgan memang meminta tolong pada Christy dan Arthur untuk membiarkannya menjaga putrinya malam ini. Karena itu, melihat Arthur yang sekarang masih ada di tempat ini sungguh sangat mengganggu ketenangan Andrew.

“Jangan bodoh, Arthur! Perkataan itu sudah jelas menunjukkan bahwa Mr. Jenner ingin menjaga Abey tanpa adanya kau. Lalu untuk apa kau masih disini?”

“Untuk melindunginya dari orang-orang seperti kalian.”

Bukan hanya Andrew, tapi perkataan itu juga cukup mengejutkan Ashley yang seketika menghentikan tangisannya dan menoleh ke arah mereka.

Sejak tadi rupanya Arthur berdiri di pintu kamar rawat Abigail yang sengaja dibukanya sedikit untuk mengetahui apapun yang terjadi di dalam melalui suara yang didengarnya. Hal itulah yang sekarang membuat Arthur begitu marah dan menahan diri untuk tidak meledakkan amarahnya.

“Jangan merasa hebat hanya karena Abey tidak pernah menolak kehadiranmu, Arthur! Kau hanya pria asing yang baru masuk ke dalam kehidupannya.”

“Tapi pria asing inilah yang sangat mencintainya. Pria asing inilah yang tidak pernah sekalipun menyakitinya,”

Untuk beberapa saat Andrew membeku.  Sejak awal ia memang sudah bisa menduganya. Sebagai pria sekaligus orang yang sejak lama mengenal Arthur, sangat mudah untuk mengartikan jenis tatapan yang setiap kali pria itu tunjukkan pada Abigail. Namun setelah mendengarnya langsung dari bibir Arthur, Andrew merasa aliran darahnya mendidih karena amarah.

“Benar, saya mencintai wanita bernama Abigail Jenner. Satu-satunya wanita yang mengajarkan saya tentang ketulusan cinta melalui pengorbanan dan perjuangan bukan hanya melalui ucapan.”

Kali ini giliran Ashley yang membeku. Terlebih setelah mendapat lirikan sinis Arthur yang seakan ingin menunjukkan bahwa kalimat terakhir Arthur sengaja diucapkan untuk menyindirnya.

Ashley tidak menampik. Kata-kata itu terasa tepat untuknya. Nyatanya cintanya pada Abigail selama ini hanya berbentuk ucapan bukan pengorbanan ataupun perjuangan. Tidak ada satupun bukti nyata yang menunjukkan bahwa Ashley benar-benar mencintai adiknya itu.

Hello, Miss.A!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang