Devandha & Polaroid

15 3 3
                                    

Karya: KaaSeptihy_


“Aku telah berjuang agar bisa mendapatkanmu, tidak mungkin aku akan menyerah begitu saja karena kenyataan yang bisa aku ubah ini. Tunggu saja! Tunggu aku berdiri di posisi yang sama denganmu.” ~Revina Naila Latifah~

****

Di salah satu lorong menuju kelas XI IPS 3, seorang gadis berjalan mengendap-endap mengikuti langkah seseorang. Ponsel masih setia ia pegang. Saat seseorang didepannya sedang melakukan sesuatu, ia segera memotret orang itu. Mata-mata? Bukan!

Revina masih fokus mengikuti langkah Devanda, cowok yang ia sukai dari awal pertemuan. Saat Revina melihat Devandha berhenti, ia was-was. Apakah Devandha sadar ada yang mengikutinya? Sepuluh detik berlalu, Revina segera bersembunyi di balik pilar bangunan saat Devandha tiba-tiba balik badan.

“Huh, aman,” lirih Revina saat melihat Devandha kembali melanjutkan langkahnya.

Devandha berhenti di loker depan kelasnya, saat itu juga Revina menjepret kamera dengan cepat. Mengambil foto Devandha untuk dijadikan poto polaroid tentunya. Untuk hiasan kamar Revina.

Terhitung sudah satu tahun lebih Revina melakukan kebiasaan itu. Ia tidak pernah melewatkannya seharipun. Sehari tanpa mengambil foto Devandha rasanya ada yang kurang.

Revina tersentak kaget saat seseorang menepuk punggungnya dari belakang. Dia menoleh lalu mengembuskan nafas lega ketika tau itu adalah Lili, temannya.

“Lagi apa?” tanya Lili sambil melihat sekeliling. Dia memang tidak tau kebiasaan Revina tentang ini.

“Enggak. Udah, yuk, ke kelas.” Revina menarik tangan Lili, segera membawa gadis itu ke kelas sebelum Devandha melihat mereka.

Lili hanya menurut saja tanpa membantah. “Kaya kambing gue ditarik-tarik gini,” lirih Lili.

••••

“Lo tadi lagi ngapain di depan kelas XI?” tanya Lili setelah mereka berdua sampai di kelas X IPS 2.

Revina tidak menjawab, ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Membuka aplikasi PicsArt lalu mulai mengedit foto Devandha tanpa mempedulikan Lili yang misuh-misuh karena pertanyaannya yang tidak dijawab oleh Revina.

“Budu, ah, kacang terus. Mending gue tik tok-an aja si,” ujar Lili mulai membuka aplikasi tik tok.

Maula ya sholli wasaliim daiman Abadan

A'la habibika khoiril kholqi kullihimi

Maula ya sholli wasallim daiman Abadan

A'la habibika khoril kholqi kullihimi

Revina menghentikan aktivitas mengeditnya. Dia mengalihkan pandangan ke arah Lili. “Li, gue kira lo mau main tik tok yang joget-joget. Ternyata sholawatan? Sejak kapan lo suka ginian?” tanya Revina.

Lili melirik Revina. “Udah lama la,” balasnya acuh

“Oh,” kata Revina singkat.

Saat ia sedang menoleh ke arah jendela. Dia tidak sengaja melihat Devandha berjalan lewat depan kelasnya. Bahkan dari jendela pun ketampanan Devandha tidak hilang sedikitpun. Buru-buru Revina mengambil ponsel lalu membuka kamera hpnya.

“Jalan aja gantengnya MasyaAllah,” lirihnya yang mampu didengar oleh Lili. Sontak gadis itu mengalihkan pandangan ke arah jendela.

“Siapa yang ganteng?” tanya Lili.

“Kepo!”

“Astaghfirullah, cuek dan judes dicampur juteknya natural.” Lili mengelus dadanya sabar.

Kidung SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang