28

4.8K 374 16
                                    

Tidak ada orang yang menginginkan sesuatu yang dinamakan perpisahan. Mungkin untuk sesaat bukanlah masalah yang besar. Tapi bagaimana dengan selamanya?

Contoh saja lelaki bernama Lee Jooheon itu. Untuk kesekian kali ia merasakan perpisahan yang sangat ia hindari. Rencananya untuk berpisah sementara namun menyimpang menjadi selamanya.

Ia duduk dengan perasaan campur aduk. Menatap kobaran api di depannya tanpa ingin berpindah posisi.

"ah.. Jadi ini rasanya"


















Tit tit tit tit

Suara monitor berbunyi menandakan adanya kehidupan di salah satu ruangan pasien. Bukan hanya suara monitor yang mengisi kesunyian malam, tapi suara televisi pun ikut serta menemani seonggoh manusia yang belum terbangun hingga 3 hari lamanya.

Ceklek

Suara pintu terbuka dan seorang lelaki masuk tanpa izin. Seperti biasa, ia akan menaruh bunga di atas nakas dan pergi begitu saja setelah meninggalkan sebuah ciuman kasih sayang di dahi lelaki yang masih terlelap dalam tidurnya.

Tanpa ia sadari, jika lelaki yang bernama lengkap Im Changkyun itu mulai membuka matanya.

Untuk pertama kalinya selang 3 hari ia bisa mendengar dan melihat dunia nyata. Sempat sakit di kedua indra pendengar dan pelihatnya, namun setelah sekian detik, ia dapat mengontrol itu semua.

'sekitar 23 mayat ditemukan di titik lokasi. Sejauh ini, tidak ada keterangan alasan pemboman ini dilakukan'

Baru saja Changkyun terbangun, tapi suara televisi memaksakannya untuk memfokuskan pendengarannya pada berita malam yang menayangkan bangunan runtuh.

'ini adalah daftar korban yang tertimpa reruntuhan gedung. Kedua orang tua dari CEO LEEcrop turut menjadi korban atas peristiwa ini'

Tubuh Changkyun menegang. Bukan hanya terkejut dengan ucapan sang reporter, tapi ia juga terkejut dengan wajah yang terpampang di layar televisi itu.

"Jae-jaeseong hyung..." gumamnya tidak percaya.

Mungkin Jaeseong pernah menghianatinya. Tapi tidak dapat dipungkiri, jika Changkyu masih menanggap Jaeseong adalah hyungnya.

Ia melihat sekitarnya dengan gusar. Mencari siapa saja yang dapat menjelaskan apa yang terjadi. Tapi ia tidak bisa menemukan siapapun. Hanya kesunyian yang ia dapati.

Ceklek

Suara pintu kembali terbuka. Seorang lelaki dengan badan yang besar menghampiri dirinya dengan terburu-buru.

"hey hey Changkyun. Ada apa?" tanyanya panik.

"hyung... Jae... Jaeseong hyung" tangis Changkyun.

Wonho menatap layar televisi yang masih menayangkan berita yang sama. Ia mengambil remot yang tergeletak di sofa dan mematikannya dengan cepat. Setelahnya, ia memencet tombol yang berada di samping ranjang pasien dan kembali memeluk Changkyun erat. Mencoba menenangkan lelaki itu.

Beruntung malam ini ialah yang bertugas menjaga Changkyun. Tidak terbayang jika Hyungwon atau Kihyun dalam posisinya sekarang. Mungkim sudah terpental jauh.

Changkyun semakin memberontak di dalam pelukan Wonho. Tangisannya semakin kencang. Bahkan Wonho kesulitan menahan tubuhnya agar tidak terlepas dari tubuh Changkyun.

Tidak lama, dokter dan beberapa suster masuk ke ruangan Changkyun. Dengan bantuan suster dan juga Wonho, dokter itu menyuntikan cairan penenang pada lengan lelaki yang masih sibuk melawan.

I'm Not A Gay •Jookyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang