Chapter 30. Berubah Dingin

485 45 3
                                    

“Sedingin-dinginnya es batu pasti akan mencair juga. Apalagi kamu. Tinggal bagaimana aku berusaha.”

– Melody Nareswari

°
°
°

“Rangga!” Panggil Melody saat melihat Rangga berjalan di koridor sekolahnya.

Rangga menghentikan langkahnya namun sedetik kemudian ia melanjutkannya lagi.

Melody menatap nanar Rangga yang seakan tuli dengan panggilannya barusan. Ia pun segera mensejajarkan langkahnya dengan langkah Rangga.

“Rangga,” panggil Melody sambil menarik lengan Rangga ke belakang. Alhasil Rangga pun terpaksa berhenti dan menatap nyalang Melody.

“Aku mau ngomong sama kamu. Kamu kemana aja selama beberapa hari ini?” Melody menatap Rangga penuh harap. Yap! Karena setelah kejadian itu Rangga tidak pernah menampakkan dirinya baik di sekolah maupun di mansion.

Kenapa Melody bisa tahu kalau Rangga tidak berada di rumahnya? Jawabannya hanya satu, Citra. Mama Rangga sendirilah yang memberitahu Melody dan berharap Melody bisa membantunya untuk menyuruh Rangga pulang. Tapi sebelum mulai mencari, hari ini Rangga kembali menunjukkan wajahnya. Dan luka bekas bogeman Papa Rangga juga sudah hampir tidak kelihatan, syukurlah. Entah siapa yang telah mengobati luka-luka itu.

“Mau masuk,” jawab Rangga sambil melepaskan tangan Melody kasar.

“Bentar aja,” pinta Melody.

“A––”

“Rangga sayang,” panggil seseorang yang mengakibatkan Rangga harus rela memotong ucapannya.

Melody menatap bingung ke arah Mentari yang kini bergelayut manja di lengan Rangga, “Mau ke kelas kan? Yuk bareng aku, biasanya kan gitu.”

Rangga menatap Mentari dari atas sampai bawah, “Apa sayang kok ngeliatin aku kaya gitu, aku cantik kan hari ini.” Dengan pedenya Mentari mengatakan itu.

“Lo––”

“Iya sayang, mulai hari ini aku mau kita balikan. Aku capek putus sama kamu dan aku kesel banget waktu kamu jadian sama Melody. Kamu mau kan balikan lagi sama aku terus mutusin dia.” Tunjuk Mentari dengan dagunya, Melody.

“Apa-apaan ini!” Ucap Melody tak terima.

“Heh gue nggak minta pendapat Lo! Gue tanyanya ke Rangga, jadi gue mohon Lo diem.”

“Tap––”

“Penawaran bagus. Lagian gue udah muak sama dia. Body Lo bagus juga,” puji Rangga menatap penuh minat ke arah Mentari.

“Ah aku jadi baper.” Mentari menjawil hidung mancung Rangga dengan manja dan Rangga pun terkekeh dibuatnya.

“Tapi kok panggilan kita beda, lo-gue?”

Rangga memutar matanya ke sembarang arah, “Pengen aja.”

“Yaudah nggak papa yang penting kita balikan lagi,” ujar Mentari puas.

“Bentar gue lupa, eh lo.” Rangga menunjuk Melody, “Dengan gue jadian sama dia berarti hubungan kita berakhir sampai disini, ayo honey.” Rangga menarik tangan Mentari dan menggenggamnya.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang