Chapter 37

782 24 0
                                    

Setelah berusaha untuk mencari informasi, akhirnya Elliot menemukan lokasi Eve melalui beberapa koneksi globalnya, memang Eve bukanlah wanita yang populer atau semacamnya, namun wajahnya bisa terbilang tidak pasaran sehingga ketika seseorang menemuinya di jalanan, mereka akan langsung mengetahui bahwa itu adalah Eve. Ketika Elliot mengetahui bahwa Eve sedang berada di Santorini, ia bisa sedikit bernafas lega karena itu bukanlah salah satu daerah yang sering terjadi kasus perdagangan manusia, memang sebuah alasan yang aneh untuk takut pada sesuatu tetapi dari lubuk hatinya yang terdalam, Elliot memang benar - benar takut jika ada sesuatu yang buruk yang terjadi dengan Eve, paling tidak jika Eve berada di Santorini maka ia bisa tahu bahwa semuanya sebenarnya baik – baik saja.

Itu tetaplah tidak menghalangi niatnya untuk berangkat kesana dan menemui Eve. Ia mengambil cuti kantor selama beberapa hari hanya untuk menemui Eve. Karena sekali lagi, ia tahu bahwa jika wanita itu tidak ada bersamanya, ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, bukannya Elliot seorang pria bodoh yang hanya memikirkan urusan cinta, namun Eve, wanita itu benar – benar sudah merasuki jiwanya, membuatnya kehilangan akal sehat.

Akhirnya pesawatnya tiba juga di pulau itu, ia sudah mendapatkan sedikit informasi mengenai perlakuan Dante terhadap Eve, rumornya, Dante menyita sementara semua barang – barang milik Eve yang ia bawa agar Eve kehilangan kontak sepenuhnya dari dunia luar dan hanya mengandalkan Dante sebagai satu – satunya sumber kenyamanannya. Sebuah strategi isolasi yang sangat baik untuk mendapatkan kembali cinta Eve.

Semakin ia mengetahui sifat asli Dante, semakin ia berpikir bahwa perasaan yang Dante miliki terhadap Eve bukanlah suatu cinta yang sesungguhnya, melainkan sebuah obsesi gila yang lama – kelamaan akan melukai Eve. Dante tidak pernah mencintai Eve, ia hanya ingin memiliki wanita itu. Karena cinta tidak seperti itu, cinta tidak akan menyakiti. Yang Dante lakukan selama ini hanya menyakitinya. Eve pantas mendapatkan yang lebih baik dari seorang pria kasar yang hanya bisa menyakiti dan bersikap posesif dengannya.

Setidaknya itulah yang dipikirkan Elliot.

Sementara ia berusaha untuk menenangkan pikirannya yang sedang gundah, ia menerima panggilan telepon dari Lucinda, ia tidak tahu kenapa saudari perempuannya itu tiba – tiba menelepon, hal itu tidak biasanya.

"Ya, Lucinda, ada apa?" Ia berusaha untuk tetap terdengar tenang seperti dirinya yang biasa, karena ia tahu bahwa kemungkinan besar Lucinda pasti akan khawatir jika mendengar bahkan sedikit saya keraguan atau kesakitan di suaranya.

"Elliot apa kau sudah gila? Kudengar dari salah satu karyawanmu bahwa kau mengambil cuti kerja untuk pergi ke Santorini? Apa yang ingin kau lakukan di sana? Kau tahu kan bahwa ini bukan jatahmu untuk pergi liburan?" Lucinda mulai memarahinya dan wanita itu punya hak untuk melakukannya. Namun Elliot sudah memilih apa yang ingin ia lakukan dan ia akan tetap melakukan apa yang harus ia lakukan.

"Aku tidak perlu menjelaskan apapun kepadamu Lucinda, ini adalah pilihanku. Aku ingin melakukan ini. Aku harus mencari Eve-" di sela – sela pembicaraannya tiba – tiba ia keceplosan dan menyebutkan nama Eve. Sial! Tidak seharusnya ia melakukan hal itu, karena sekarang Lucinda pasti akan benar – benar menganggapnya tidak waras.

"Ya Tuhan! Kenapa kau melakukan ini Elliot!? Kau tidak tahu ya bahwa wanita itu sudah pernah menyakitimu. Kau sudah gila? Kenapa kau mengorbankan dirimu untuk wanita yang bahkan tidak peduli padamu sama sekali!" Dari sisi lain telepon terdengar jelas bahwa Lucy sangat marah dan kecewa tentang keputusan Elliot untuk menolong seorang wanita yang bahkan bukan pacarnya sendiri.

"Aku tidak akan pernah mengerti jalan pikiranmu Dante, kenapa kau begitu peduli pada wanita ini, kenapa? Dia bahkan tidak pernah memberikan apapun kepadamu, kau sudah benar – benar kehilangan akal sehatmu! Apakah kau mencintainya?" tanya Lucinda sambil menarik nafas panjang.

Elliot tidak ingin mendengar ocehan saudarinya itu lebih lama lagi jadi ia melakukan sesuatu yang seluruh pria akan lakukan ketika ia sudah tidak ingin mendengar sesuatu, yaitu ia langsung mematikan teleponnya setelah mengucapkan selamat tinggal dan kembali memfokuskan perhatiannya terhadap perjalanannya.

Tidak lama kemudian ia berhasil mendarat dan ketika ia keluar dari sana, ia langsung menuju ke sebuah hotel dimana ia akan singgah selama beberapa hari, saat itu langit sudah mulai gelap dan hari sudah menuju malam. Sebenarnya Elliot sangat lelah namun ia sama sekali tidak ingin menunda apapun, karena jarak sehari bisa membuat perbedaan yang cukup signifikan. Sementara menunggu, ia menghubungi salah satu kenalannya yang memberitahunya tentang lokasi Eve, mereka berhasil melacak beberapa property yang dimiliki Dante di seluruh dunia dan kebetulan ia hanya memiliki satu buah properti di Santorini, jadi di sanalah kemungkinan besar mereka sedang berada dan ia langsung meminta alamat dari villa tersebut.

Elliot tidak banyak membuang waktu, ia segera mengganti pakaiannya dengan sesuatu yang lebih nyaman, dimana ia bisa bergerak dengan bebas lalu berjalan keluar dari hotel dank arena ia tinggal di salah satu hotel berbintang di sana, maka selama ia tinggal di Santorini, ia mendapatkan fasilitas kendaraan yang dapat ia gunakan seharian penuh sehingga ia tidak perlu pusing memikirkan masalah itu.

Sepanjang perjalanan gestur tubuhnya langsung menunjukan bahwa ia sedang gelisah karena ia terus – terusan mengubah posisi duduknya, meletakkan tangannya di bawah dahinya sementara jari telunjuknya menyentuh ujung bibirnya. Tidak pernah ia begitu galau dan ia masih memikirkan juga apa yang akan ia lakukan ketika ia bertemu dengan Eve nanti dan kira – kira bagaimana kondisi wanita itu di sana.

Ia hanya berharap bahwa Eve baik – baik saja dan jika ia berhasil menemui Eve maka ia akan membawa wanita itu keluar dari Santorini bersamanya dan memastikan bahwa Dante tidak akan pernah bisa menyentuhnya lagi.

Setelah perjalanan yang terasa cukup panjang it akhirnya ia tiba di villa milik Dante dan ketik amobil tersebut berhenti di depan gerbang ia langsung diberhentikan oleh sekuriti yang sedang menjaga properti malam itu. Sekuriti tersebut menanyakan kepada Elliot apa urusannya di sana dan apakah ia sudah membuat janji sebelumnya dan jika sudah maka mereka akan mengkonfirmasi hal itu kepada Dante terlebih dahulu.

Tentu saja, saat itu Elliot belum membuat janji dan memang ia tidak pernah berniat untuk membuat janji. Akhirnya, ia memikirkan cara lain yaitu dengan mengatakan bahwa ia adalah teman dekat dari Eve dan bahwa ia ingin menemui Eve seorang diri jadi mereka bisa konfirmasi kepada Eve saja, hanya ia tidak tahu bahwa sekuriti itu sudah diminta oleh Dante untuk tidak membiarkan orang asing masuk ke sana, sehingga mereka menolak alasan Elliot dan mengatakan bahwa mereka berdua sedang berada di luar dan jika ia ingin menunggu maka ia harus menunggu di mobil hingga Dante dan Eve kembali.

Dengan kesal, Elliot harus mengambil keputusan apakah ia akan tetap berada di sana dan menunggu entah sampai kapan atau ia bisa kembali ke hotel dan datang ke sana lagi keesokan harinya, akhirnya ia memilih pilihan kedua.

Walaupun dengan berat hati, ia meminta supirnya untuk mengantarkannya kembali ke hotel dan keesokan harinya ia akan mengunjungi villa itu lagi.

Bagaimanapun juga, ia akan mendapatkan Eve kembali.

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang