10. WHO HIM?

2.7K 308 7
                                    

"Yang benar-benar peduli akan ada disaat kamu butuh. Tanpa kamu tau orang itu sekalipun." - Figuran

10. WHO HIM?

Mau tau apa yang Zelin hindari saat di sekolah?

Yap, Satria.

Cowok gigih yang terus-terusan mengusik ketenangannya, seperti sekarang ini misalnya. Telinga Zelin rasanya sakit mendengar setiap ocehan yang keluar dari mulutnya. Sudah berulang kali mengatakan 'tidak', namun tetap saja dia belum juga menyerah.

"Woi, please lah bantuin gue kali ini aja. Ntar kakak lo keburu digebet cowok lain gimana sama nasib gue?"

Ah, Satria harus melupakan harga dirinya sebentar sampai usahanya ini menghasilkan buah. Kalau saja dari awal tidak ditolak mana mau dirinya melakukan ini. Cinta memang menyengsarakan.

Zelin yang sejak tadi bergeming dan hanya mendengarkan celotehan dari manusia tidak punya malu kini mulai angkat bicara, menarik napas lalu menghembuskannya perlahan.

"Gini ya bang Satria Arkasena, dari awal gue udah tegesin kalau gue enggak mau. Jadi walaupun lo ngebujuk gue pake cara apapun kagak bakalan mempan, karna gue bukan orang yang dengan gampang pindah haluan. Ngerti?"

"Sekali ini aja, dengan begitu utang budi lo bakalan lunas. Gue janji nggak akan ada pihak yang dirugiin." tukas cowok itu menyakinkan. Demi para janda-janda Billy, Satria berjanji.

Zelin mencebik, Satria masih juga tidak paham dengan keputusannya.
Membantu cowok itu hanya akan menibulkan simbiosis parasitisme dan sudah jelas dia adalah pihak yang akan dirugikan.

"ZELIN!"

Teriakan dari seseorang membuat cewek itu spontan membalikan badan. Begitupun dengan Satria yang langsung mengalihkan pandangan ke sumber suara. Terlihat Alikka tengah berlarian di koridor menuju kearahnya.

"Kenapa lo lari-lari Al? Abis di kejar cowok?" tebak Zelin karna biasanya cewek itu selalu menghindar setiap kali ada cowok menemuinya untuk mengutarakan perasaan.

Alikka menggeleng kuat.

"Nyokap lo masuk rumah sakit! Penyakitnya kambuh lagi Zel!" ucap Alikka dengan napas yang tak beraturan.

Mata cewek itu membulat seketika, dia menggeleng tak percaya. Tadi pagi Zelin melihat sendiri Mamanya baik-baik saja. Dan baru satu minggu Mamanya keluar dari tempat itu, tapi kini sudah berada disana lagi?

"Tadi Tante lo nelfon ke gue karna hp lo nggak aktif. Buruan Zel susul Mama lo." timpal Alikka.

Zelin mengangguk lalu memegang pundak Alikka, "Al, buatin surat ijin ya!"

"Iya Zel lo tenang aja."

Tepat setelah itu Zelin berlalu pergi, namun baru sejengkal melangkah ujung kucirnya ditarik oleh seseorang. Reflek dia berbalik.

"Gue anter,"

oOo

Zelin berlarian di koridor rumah sakit, tak peduli dengan orang-orang sekitar yang memperhatikannya. Yang terpenting dia bisa segera melihat kondisi mamanya. Secepat mungkin.

Dari kejauhan, netranya dapat menangkap seorang wanita yang sedang duduk di depan ruang ICU. Buru-buru dia pergi kesana.

"Tante gimana kondisi mama?" Pertanyaan itu yang pertama kali dia lontarkan saat bersimpuh di depan Riri- adik mamanya.

Riri tidak menjawab, diam dari tantenya menandakan kalau mamanya tidak baik-baik saja. Zelin menggigit bibir bawahnya, meremas roknya dengan tangan gemetar. Tanpa sadar setetes peluh keluar dari matanya.

FIGURAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang