Part 2

70.9K 7.3K 1.4K
                                    

Taeyong menggerutu pelan ketika ia berjalan ke luar kantor, sungguh kenapa rasanya Taeyong sangat ingin resign dari kantor ini setelah bos barunya itu datang, rasanya ia akan gila sebentar lagi. Bagaimana bisa Taeyong di suruh menyiapkan kopi untuk bosnya, membeli makanan di luar kantor dan lainnya padahal itu bukan pekerjaan Taeyong!

Saat Taeyong mengadu pada Wonwoo dana manajer Choi mereka hanya terkekeh pelan lalu menepuk bahu Taeyong pelan lalu berkata. "Jung Sajangnim memang seperti itu, seenaknya jika kau tidak mau menuruti permintaannya maka kau akan kehilangan pekerjaan." 

Mendengus pelan Taeyong pun berjalan ke arah halte bus untuk pulang ke apartemennya, hari mulai gelap dan ia harus segera pulang sebelum penumpang bus semakin ramai karena semakin malam maka akan semakin ramai.

Taeyong berjalan ke arah bus yang berhenti tepat di depannya, ia memasuki bus itu dan bernapas lega ketika di dalamnya tidak begitu ramai penumpang dan masih ada beberapa kursi kosong jadi Taeyong tidak perlu berdiri lama, itu akan membuat kakinya sakit.

Lelaki bermarga Lee itu duduk di samping jendela, ia melihat pemandangan di luar bus yang sangat padat oleh kendaraan karena ini sudah jam pulang kantor jadi kemungkinan akan padat bahkan macet. 


Ia mengeratkan jaket yang ia kenakan, masih ada waktu hingga tiga puluh menit lagi untuk sampai apartemennya ia bisa bersantai sambil menikmati pemandangan kota dari dalam bus.


Tiga puluh menit berlalu akhirnya bus yang Taeyong tumpangi sampai di halte dekat apartemennya, turun dari bus Taeyong berjalan santai di sisi jalan tidak terlalu jauh dari halte ia bisa melihat apartemen yang ia tinggali.


Taeyong menyapa resepsionis dan beberapa orang yang berlalu di lobby lalu menaiki lift untuk menuju lantai tujuh, lantai unit apartemennya. Sampai di lantai tujuh Taeyong keluar dan berjalan menuju unit apartemennya. 


"Taeyong."


Suara seseorang yang memanggil membuat Taeyong menoleh dan melihat lelaki tampan yang sedang membawa beberapa plastik besar berjalan ke arahnya dengan senyum lebar menghiasi wajah lelaki tampan itu.

"Hai Yuta." Sapa Taeyong balik.

Nakamoto Yuta, lelaki tampan yang tinggal satu lantai apartemen dengan Taeyong. Lelaki itu berasal dari Jepang dan bekerja di restoran Jepang yang tak jauh dari apartemen mereka. Taeyong dan Yuta juga sudah cukup akrab, beberapa kali mereka pergi menghabiskan waktu berdua seperti jogging di pagi hari atau pun makan malam bersama.

Yuta menunjukkan plastik yang berada di tangan kanannya. "Aku mendapat bonus dari bos dan aku membawa beberapa makanan dari restoran, kita bisa makan malam bersama." Ucapnya semangat.


Si lelaki cantik tersenyum lucu. "Ah kebetulan sekali aku belum belanja bahan makanan, terimakasih Yuta."

"Tidak masalah, aku akan membersihkan tubuh terlebih dahulu nanti aku akan ke tempatmu." Lalu Yuta memberikan dua plastik besar yang berisi banyak makanan yang ia bawa pada Taeyong.


Mengambil plastik yang Yuta berikan Taeyong pun mengangguk. "Baiklah, aku juga harus membersihkan tubuh dulu." Serunya.

"Baiklah." Setelah mengatakan hal itu Yuta berjalan ke arah unit apartemennya sendiri yang tidak terlalu jauh dari unit apartemen Taeyong.


Taeyong tersenyum kecil lalu menunduk melihat plastik yang berada di tangannya, ah memang benar Taeyong belum membeli bahan makanan karena kemarin ia tidak sempat ke supermarket hanya ada ramen instan dan beberapa telur saja yang tersisa.

Mettled {Jaeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang