Chapter 63

5K 885 85
                                    

***

‘Aku perlu mencari tahu apakah gereja menjualnya kepada orang lain selain Ibu suri.’

Aku mengikutinya yang meninggalkan aula untuk minum obat.

Saat aku mendekati Ibu Suri yang baru saja keluar dari pintu, dia bertanya padaku,

"Kenapa kamu tidak di aula?"

"Saya ingin bersama dengan Anda. Saya takut karena ada begitu banyak orang di aula."

Hanya sedikit orang yang membenci anak kecil yang membuntuti mereka.

Ibu Suri tertawa saat dia melihatku dengan bersusah payah mengikutinya, seperti anak ayam yang mengejar induk mereka.

‘Ibu Suri tidak menganggapku begitu istimewa saat aku masih kecil. Kurasa aku melakukannya dengan baik kali ini.’

Tapi kemudian,

"Yang Mulia."

Suara familiar mengalir ke telingaku. Aku melihat ke belakang dengan heran.

‘Pendeta Adolf.’

Lima tahun lalu, dia adalah orang yang menekan Dubblede dengan spinel dan terus-menerus menyiksaku di kehidupan pertamaku,

“Kenapa kamu tidak gantung diri saat kau dinyatakan palsu? Tidakkah kau lihat betapa rusaknya reputasi gereja karenamu?”

Ibu Suri terlihat senang, tapi segera melirik kearahku dan berkata,

"Apa yang kau lakukan disini? Dubblede akan marah jika mereka melihatmu."

"Saya membawa lebih banyak obat. Saya khawatir obat anda tidak cukup."

"Iya, stoknya hampir habis karena aku meminumnya setiap siang dan malam."

Saat Ibu Suri tertawa, pendeta itu memberikan kotak berisi botol obat kepada pelayannya.

Permaisuri mendorong sedikit punggungku. "Ini anak takdir. Dia berkembang dengan pesat, bukan?"

Orang yang mengatakan sebelumnya bahwa dia tidak akan memanggil pendeta ke istana saat aku datang, menerima sekotak obat, lalu orang itu memperkenalkanku kepada pendeta.

Ibu Suri memang orang yang seperti ini. Dia akan segera berpindah sisi jika seseorang memberinya sesuatu yang lebih besar.

Adolf tampak sama sekali tidak tertarik padaku, tapi dia menyapaku untuk menyenangkan Ibu Suri.

"Senang bertemu dengan Anda, nona kecil. Saya Adolf dari gereja pusat. Anda memang sudah banyak berkembang."

"Halo."

"Berbaktilah dan tetap fokus, anda memiliki misi yang lebih besar dari yang anda pikirkan, jadi anda membutuhkan kesabaran tanpa batas."

Adolf menatapku seolah melihat parasit, tersenyum dan kembali menatap permaisuri.

"Kulit anda terlihat membaik.”

"Semuanya berkatmu. Khasiat obatnya luar biasa."

"Pasti menyakitkan sekali, saya sudah berusaha keras membuatnya untuk Anda karena obat aslinya dijual dengan persediaan terbatas."

Dia tidak tahu malu sudah mencuri resepku.

Adolf dari dulu sampai sekarang, akan selalu mencuri dari orang lain.

Sudah beberapa kali dia mencuri formula suci yang dengan susah payah aku selesaikan dan memberikannya ke Vatikan.

"Terimakasih. Puncak hope menghasilkan jumlah yang rendah, dan aku tidak bisa membelinya kecuali aku pergi kesana sendiri."

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang