Syilla 23

874 54 2
                                    


"Cepet La."Ucap Aldo.

"Bentar elah."Ucap Syilla,sambil membereskan buku bukunya.

"Yuk"Ucap Syilla setelah selesai membereskan barangnya.

Syilla,Aldo dan Arga jalan beriringan menuju kantin dengan Syilla yang berada di tengah tengah antara Aldo dan Arga.Setibanya di kantin Satya dan Rahma sudah menunggu di tempat biasa mereka duduk bersama.

"Kalian udah pesen?"Tanya Arga.

"Belum."Ucap Rahma.

"Gue pesenin,kalian mau apa?"Tanya Arga lagi.

"Bakso sama es jeruk."Ucap Syilla.

"Samain aja lah ya,biar gak ribet."Ucap Satya,semua yang ada di meja mengangguk.

"Oke."Ucap Arga kemudian meninggalkan Satya dan yang lainnya.

Setelah menunggu beberapa saat Arga kembali dengan sebuah nampan di tangannya.

"Makanan datang."Sorak Arga.

Mereka makan dengan hikmat sambil berbincang bincang.Saat sedang asik berbincang bincang tiba tiba,

Byurr

Syilla memejamkan matanya sebentar kemudian mengalihkan tatapannya pada Serly yang menyiramnya dengan air mineral.Syilla langsung menyiram kuah bakso miliknya pada baju Serly.Serly melotot melihat Syilla yang berani menyiramnya dengan kuah bakso yang masih panas.

"Beraninya lo ngelakuin ini ke gue."Teriak Serly murka.

Plak

Serly menampar Syilla dengan keras.Syilla memegang pipinya yang terkena tamparan sambil menatap Serly dengan murka.Satya dan yang lainnya langsung berdiri.Saat Satya hendak memarahi Serly,Syilla langsung menyuruhnya diam.

"Panas kan?ini yang hati gue rasain sekarang!panas!"Ucap Syilla.

"Gue udah peringatin lo kemarin bukan?"Ucap Syilla tenang dan penuh penekanan.

"Iya,gue tau."Ucap Serly santai.

Plak

Syilla menampar Serly sehingga menimbulkan suara yang nyaring.Semua peratian teralihakan pada Syilla dan Serly saat ini.

Tak terkecuali Vano,Ferdy dan Abrar yang baru sampai di depan pintu kantin.Mereka bertiga langsung berhenti dan akan menyaksikan apa yang akan Syilla lakukan.

"Ini mau di pisahin apa gimana?"Tanya Vano.

"Di pisahin lah."Ucap Ferdy.Saat hendak berjalan menuju Syilla. Abrar menahan tangan Ferdy.

"Tonton aja dulu,gue suka yang ribut ribut gini."Ucap Abrar yang bersandar di pintu.

Vano menggunakan kaos hitam dengan tulisan 'Bad Boy'dengan celana jins hitam robek pada lututnya,dan Abrar menggunakan jins hitam seperti Vano dengan hoodie abu abu.Terkesan sangat santai padahal mereka pemilik sekolah dan donatur terbesar di sekolah ini.Tidak seperti Ferdy yang sangat berwibawa dengan celana bahan,kemeja putih dan jas hitam.

Kembali lagi pada Syilla dan Serly.

"Lo berani beraninya nampar gue."Ucap Serly murka.

"Berani lah."Ucap Syilla.

Plak.

Syilla nemampar Serly lagi.

"Berani kan?"Ucap Syilla santai.

Plak

"Gue berani kan."Ucap Syilla.

"Lo!"Ucap Ratna.

"Jangan ikut campur,pergi dari sini."Ucap Syilla pada Ratna.Saat Ratna ingin menjambak Syilla,tangannya langsung di tepis oleh Syilla.

"PERGI"Bentak Syilla pada Ratna.Ratna langsung berlari dari kantin ketika mendengar bentakan Syilla.

"Gimana babe,sakit ya."Ucap Syilla sambil mengelus pipi Serly yang ia tampar.

Plak

"Sakit?"Tanya Syilla lagi.Air mata Serly sudah luruh,pipinya terasa terbakar mendapat tamparan dari Syilla.

"Lawan dong,kok diam aja sih,nggak asik lo."Ucap Syilla santai.Serly hanya menunduk sambil menangis.

"Beraninya cuma pas gue sendiri,ni pipi gue udah abis lo tampar ampir tiap hari,kepala pusing karna jambakan lo,bahkan keluarga gue nyium pipi gue bukanya nampar pipi gue kayak apa yang lo lakuin ke gue.Gue nggak nangis cuy,lo cuma gue libas sekali aja langsung mewek,"Ucap Syilla mengejek.

"Syilla!Stop."Ucap Vano.Syilla membalikkan tubuhnya kemudian menatap Vano,Ferdy dan Abrar yang berjalan mendekat.Seluruh peratian langsung menatap Vano,Abrar dan Ferdy sambil menunduk.Syilla kembali menatap Serly.

"Sekarang lo nyesel bukan?"Ucap Syilla Serly mengangguk.

"Ini balsan dari gue karna lo udah usik kehidupan gue.Kalo lo berani usik gue lagi gue pastiin lo nggak bisa liat matahari besoknya."Ucap Syilla.

"Sana,dasar cengeng."Ucap Syilla mengusir Serly.Syilla kembali duduk dengan nafas yang masih memburu.Ia membuka bajunya yang basah setengah menyisakan kaos hitam polos.

Vano langsung duduk di hadapan Syilla tepat di samping Satya.Sementara Abrar dan Ferdy mengambil kursi dari meja sebelah dan ikut duduk satu meja dengan yang lain.

"Fer,jamkos ampe pulang."Ucap Vano.

"Ck."Decak Ferdy.

"Sekali sekali elah biar seneng murid murid di sini."Ucap Abrar.

"Rian."Panggil Ferdy pada seseorang yang tak jauh darinya.yang di panggil langsung berjalan menuju Ferdy.

"Umumin kita jamkos sampai pulang,kalo mau pulang juga silahkan."Ucap Ferdy pada Rian selaku Ketos

"Baik Pak."Ucap Rian.

"Kenapa hm?"Tanya Vano pada Syilla.Syilla bersandar di bahu Aldo sambil memejamkan matanya sejenak untuk menurunkan emosinya.

"Lala muak Pi,sama kelakuan dia."Ucap Syilla.

"Susah emang kalo punya calon laki ganteng."Ucap Syilla melirik Aldo.

"Kendaliin emosi kamu La,kamu udah kelewatan loh,balas Serly itu."Ucap Vano lembut.

"Maaf."Ucap Syilla.

"Kalo Papi nggak hentiin,Lala pastiin dia bakal jadi korban ke tiga Lala."Ucap Syilla menunduk.

"Papi maafin."Ucap Vano,Syilla tersenyum.

"Emang siapa aja La?"Tanya Abrar.

"Waktu tawuran Lala bikin satu cowok masuk rumah sakit.Dia anak sekolah sebelah.Pas istirahat beberapa hari yang lalu ada cowok yang ngatain Lala jalang,dia selamat karna Satya meluk Lala dari belakang pas mau bonyokin dia."Ucap Syilla.Vano mengagguk.

"Kamu harus bisa kendaliin emosi kamu La."Ucap Abrar.

"Susah Pa,kalo emosi bawaan pengen war."Ucap Syilla.



***

syilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang