Chapter 67

5.6K 1K 150
                                    

***

Para wanita bangsawan memandang anak takdir dengan wajah takjub. Ibu Suri yang muram mulai berbicara dengan energik.

Ibu Suri mengikuti ucapannya, mandi tanpa garam dan berganti dengan pakaian yang lembut.

Sungguh menakjubkan bahwa Ibu Suri, yang begitu keras kepala bahkan pada Raja, mengikuti kata-kata anak itu seperti boneka.

Anak itu juga mengoleskan krim pada kulit Ibu Suri, yang telah berganti pakaian.

"Apa yang biasanya Anda pakai?"

"Aku punya minyak yang diberikan pendeta padaku."

"Apa yang anda makan hari ini?"

"Aku makan daging karena stamina sangat penting untuk menyingkirkan penyakit."

"Aneh…"

Anak itu menoleh dan menutup matanya.

"Apa yang kamu maksud dengan aneh?"

"Pendeta itu sangat aneh…"

"Mengapa?"

"Ada banyak pasien di gereja. Pasien dengan penyakit yang tidak biasa akan mencoba mendapatkan pengobatan disana. Tapi mengapa pendeta itu tidak tahu tentang penyakit Anda?"

"Itu…"

"Saya mendengar bahwa minyak atau daging buruk untuk atopi. Penyakit kulit justru akan semakin parah."

Ekspresi wajah Ibu Suri seketika berubah.

'Anak itu benar.'

Dia telah melakukan apa yang disuruh gereja, tapi dia merasa kondisi kulitnya semakin memburuk.

Jika anak takdir mengetahuinya, pendeta itu seharusnya juga tahu.

Alasan mengapa dia belum memberikan perawatan yang tepat sejauh ini untuk memanfaatkan dirinya.

'Bajingan itu!'

Dia telah melakukan banyak hal untuk gereja. Dia bahkan membantunya walaupun sampai melawan kehendak raja.

"Kaulah satu-satunya yang peduli padaku."

Leblaine tersenyum saat Ibu Suri berbicara dengan sedih.

"Tidak!"

Kemudian aku berlari ke arah para wanita dan berkata,

"Mereka semua peduli pada Yang Mulia. Semua orang terlihat sedih sebelumnya karena mereka khawatir."

"Apakah begitu?"

Karena LeBlaine tidak melupakan mereka, ekspresi para wanita menjadi cerah.

"Iya Yang Mulia. Kami sangat mengkhawatirkan Anda."

"Aku tidak akan melupakan ketulusan kalian. Kurasa hidupku tidak sia-sia."

Sampai saat ini, Ibu Suri tidak pernah berkesempatan untuk berkenalan dengan para wanita karena dia terlalu sibuk dengan gereja. Tampaknya masa depan Ibu Suri akan berbeda dari masa lalu.

Para wanita memandang Leblaine dengan ramah karena telah menciptakan situasi ini.

"Aku melakukan apa yang kamu katakan dan rasa gatalnya berkurang dari biasanya. Hadiah apa yang harus aku berikan pada anak yang begitu cerdas ini?"

Ibu Suri bertanya sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa. Saya senang Yang Mulia tidak menderita lagi."

"Aku senang mendengarnya. Tapi di saat seperti ini, aku lebih senang mendengar keinginanmu. Katakan padaku. Apa yang kamu inginkan? Mainan? Permata?"

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang