Chapter 69

4.6K 867 57
                                    

***

Tapi tidak ada kemungkinan. Pada bulan Januari Risette meninggal karena melahirkan. Sedangkan aku lahir pada tanggal 29 Februari.

Aku tahu ini konyol, tapi saat aku melihat ekspresi wajah Javelin, atau saat aku melihat ayah menatap sepatu putrinya, itu membuatku merasa sedikit bersalah.

"Jika aku adalah putri mereka, aku akan sangat sedih melihat Javelin."

"……"

"Sungguh memilukan melihat bibinya tercinta bersedih karena dia."

Javelin menertawakan kata-kataku.

"Berhati-hatilah saat kembali."

Aku tersenyum padanya dan kembali ke kamarku.

Hari itu, kami meninggalkan mansion setelah semua orang mengantar kepergian kami.

***

15 hari setelah kembali ke wilayah Dubblede.

"Halo, nona kecil."

"Apakah Anda bermimpi indah?"

Aku menuju ke ruang ganti bersama para pelayan, setelah disambut oleh mereka.

Aku bangun terlalu pagi sehingga aku merasa mengantuk. Dahlia, Linda, dan Yuni merekam ku yang sedang menggosok mata. Mereka berseru,

"Imut—!"

Selain mengelusku, hobi mereka sekarang adalah membagikan videoku dengan alat sihir.

Rasanya canggung dan memalukan karena aku baru sampai di sini beberapa minggu yang lalu, tapi aku segera terbiasa.

Tapi…

'Hah?'

Aku terkejut melihat banyak pelayan di ruangan ganti.

"Hari ini ada lebih banyak pelayan dari biasanya."

Saat aku meraih lengan baju Lea, tiga pelayan menjawab dengan senyum lebar.

"Karena hari ini adalah hari yang istimewa."

"Ya, ini hari yang istimewa."

"Pesta teh pertama nona kecil!"

Ah benar. Hari ini adalah pertama kalinya aku bertemu anak-anak seusiaku.

Ayah mengadakan pesta teh seperti yang dijanjikan.

Sejauh ini, aku hanya bertemu orang-orang Dubblede dan pengikut berpangkat tinggi di kastil.

Lea yang mendudukkanku di kursi, bertanya sambil menyisir rambutku.

"Apakah Anda bersemangat?"

"... Aku sedikit bersemangat.”

Sejujurnya, aku sedikit bersemangat karena ini adalah pertama kalinya aku mengadakan pesta teh.

Saat aku tersipu, aku mendengar suara merekam dari alat sihir di sekitarku dan para pelayan berseru.

"Imut!"

"Dia sangat cantik hari ini!"

Aku menggelengkan kepala.

Aku memakai gaun dari Melvin, juga pita dan sepatu yang diberikan Seria padaku.

"Anda sangat cantik hari ini."

"Aku tahu!"

Mengenakan gaun merah dengan pola keluargaku, aku menatap diriku yang ada di cermin dari atas ke bawah dengan tangan di pinggang.

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang