Halaman terakhir

1K 74 7
                                    

Bismillah ini part terakhir, enggak tau  gimana feel-nya dapet enggak. Kalau kurang serah deh tambahin aja garam , atau gula. Di kira sayur? Bagas bobroknya nular ya Bun😫😫😫😫.

1

2

3

            ~ Happy reading ❤️~

Levin menghela nafas berat, bingung mau menjelaskan mulai dari mana.

"Mulai sekarang dia nggak akan ngikutin gue terus. Tadi lo bilang biasanya dimana ada gue, di situ juga ada dia kan? tanya Levin.

Bianca hanya mengangguk saja.

"Itu dulu, karena sekarang dimana ada gue. Di situ juga harus ada lo Bianca."

Perut Bianca seakan mual mendengar penuturan Levin. Apa seperti ini rasanya, di gombali kulkas dua pintu?
rasanya sangat aneh, image Levin sudah terpasang cuek dan dingin. Tidak pantas rasanya jika menjadi banyak bicara.

Tapi jika kembali di perhatikan, laki laki itu tidak bercanda. Malah terlihat sangat serius. Ck ! kebiasaan ciwi ciwi +62 liat yang begini langsung minta di seriusin.

"Pulang yuk, udah jam lima nih." bukannya mengalihkan pembicaraan, tetapi memang sekarang sudah sore.

Levin terlihat menahan kesal. Tapi cowok itu tidak mungkin marah saat ini, dengan cepat levin mengangguk. Bianca pasti sudah lelah, sabar boy!

"Nanti malem ada acara?"

Bianca nampak berfikir sebentar, acaranya setiap malam hanya sebatas rebahan dan lanjut halu. Ck ! sama ya kayak kalian :v

"Enggak ada, paling cuma rebahan."

Levin hanya diam, kini keduanya sudah berada di parkiran kampus. Hanya ada beberapa kendaraan yang masih berada di parkiran, suasananya sepi membuat keadaan semakin hening.

Keduanya sama sama diam. Bianca juga bingung, kenapa Levin menjadi diam. Sepertinya cowok itu kembali menjadi kulkas berjalan.

'baru aja gue ngerasa ada peluang, eh si kutub Utara udah beku lagi.' keluh Bianca dalam hati.

*****

Setelah mengantarkan Bianca pulang dengan selamat. Levin langsung pulang ke rumah, beruntung Bagas sudah pergi dari rumahnya.
Levin merebahkan tubuhnya di kasur kamarnya. Pandangan kosong, seolah ada hal yang sedang cowok itu pikirkan.

"Gue harus apa?" tanya Levin pada dirinya sendiri.

Cowok itu mengacak rambutnya frustasi. Berdiri di dekat jendela kamar.

"Apa ini enggak terlalu kecepetan ya? tapi kalau lama lama dia berubah gimana?"

"Arghh!"

Levin kembali merebahkan tubuhnya mencoba memejamkan mata untuk tidur.

Baru saja Levin ingin memejamkan matanya, ponselnya berdering. Cowok itu berdecak kesal. Sudah bisa di tebak, pasti Bagas lah orang yang menggangu acara tidurnya.

"Halo!"

Levin segera menjauhkan ponsel saat Bagas berteriak.

'Bangs*t' umpat Levin dalam hati

"Halo... ada orang?"

Levin mendengus kesal, pertanyaan yang sudah jelas jawabannya adalah 'iya'. Kalau tidak ada orang, mana mungkin telvonnya tersambung.

"Hm," Levin sangat mengantuk sekarang, apa tidak bisa di tunda dulu acara tanya jawabannya?

"Astaghfirullah, gue nanya apa jawabnya cuma hm." di seberang sana, Bagas pasti sedang menguatkan dirinya sendiri.

Bang Jago Si Almet Merah ❤️ (End)Kde žijí příběhy. Začni objevovat