Jack memasuki kamar yang dipesan atas namanya, ia yakin Soraya pasti sudah tertidur mengingat ini sudah tengah malam. Namun, semua itu sirna saat melihat Soraya yang masih membaca sebuah buku di atas tempat tidur.
Mendengar langkah kaki Soraya mengalihkan pandangannya dan menemukan Jack yang baru saja datang. "Oh, kamu sudah pulang. Aku pikir malam ini kamu akan menginap di tempat lain." Soraya menutup bukunya, "aku akan menyiapkan air hangat untuk mandimu." Soraya segera bangun dari duduknya.
"Tidak usah. Aku mau mandi air dingin saja, tidurlah," ujar Jack sembari berlalu.
Dia tidak berani menatap wajah tak bersalah Soraya, mau bagaimanapun dia yang membuat wanita itu menunggu hingga selarut ini. Mungkin dia bisa meminta maaf saat selesai mandi nanti.
"Tunggulah aku selesai mandi, ada hal yang ingin aku sampaikan," ujar Jack sambil berlalu menuju kamar mandi.
"Aku juga ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan kepadamu," ujar Soraya.
Memang, hubungan mereka saat ini berubah menjadi dingin setelah kejadian tadi, Jack yang merasa bersalah tidak ada keberanian untuk berbicara panjang lebar sedangkan Soraya merasa kesal juga tidak enak di saat bersamaan.
Soraya menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup, terdengar juga suara gemericik air. Bagi pengantin baru mungkin saja malam pertama adalah malam yang paling ditunggu, tetapi bagi Soraya malam pertama ini terasa dingin dan tidak ada kehangatan seperti hari biasa.
"Apa yang aku inginkan dari pernikahan ini? Dari awal bukannya aku sudah tahu ke mana ujung dari pernikahan ini, tapi tetap saja ada sedikit kekecewaan saat melihat suamiku hendak menghabiskan malam pertama dengan wanita lain," ujar Soraya lirih.
Setelah menunggu hampir setengah jam akhirnya Jack keluar dengan mengenakan piyama lengkap dan rambut yang basah usai terkena air.
"Bisa keringkan rambutku?" tanya Jack memutus keheningan di antara mereka.
"Oh, bisa." Soraya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja rias. "Duduklah di sini aku akan mengeringkan menggunakan hair dryer untuk menghindari flu karena mencuci rambut di tengah malam."
Dengan patuh Jack duduk di depan meja rias. Hati Soraya menghangat saat melihat betapa patuhnya Jack saat ini, di saat seperti ini mereka terlihat seperti pasangan yang sesungguhnya dan ingin waktu berhenti. Namun, semua itu hanya angan.
Dengungan dari alat pengering rambut yang berbunyi menjadi saksi biksu bungkamnya kedua pasangan itu, tidak hanya itu Jack memperhatikan betapa seriusnya seorang wanita saat mengeringkan rambut pasangannya. Mungkin memang terlihat biasa saja, tetapi bagi Jack ini adalah hal yang paling luar biasa, selama ini tidak ada yang peduli kepadanya saat berada di dalam kamar seperti ini.
Jack memeluk Soraya yang sedang mengeringkan rambut. Menenggelamkan kepala di perut datar Soraya, memikirkan bahwa dirinya pergi dengan wanita lain saat usai pesta pasti hal itu menyakitkan. Sangat tidak lazim bahwa mempelai pergi secara diam-diam dengan lawan jenis begitu saja, terlebih meninggalkan beban untuk menjelaskan kepada seluruh keluarga ke mana pergi dirinya.
"Maaf, aku tadi pasti merepotkanmu," lirih Jack teredam perut Soraya.
Soraya mematikan hair dryer dan mengerutkan kening bingung. "Jack, aku sedang mengeringkan rambutmu, jangan seperti ini dan juga kamu itu sedang berbicara apa aku tidak mendengarnya karena suara pengering rambut?" tanya Soraya bingung.
Jack melepas pelukannya dan menyentuh rambut. "Begini saja, ini sudah kering. Aku meminta maaf karena meninggalkanmu begitu saja tadi, kau pasti kesusahan saat menjelaskan kepada keluarga ke mana perginya aku."
Soraya melepas hair dryer dari sambungan listrik, dia masih mengingat dengan jelas bagaimana alasan konyol yang dia ucapkan saat usai pesta dan mereka mencari Jack.
"Tidak juga. Aku mengatakan bahwa kamu kebelet buang air besar dan pergi ke kamar lebih dulu. Mereka percaya dengan alasanku, jadi, untuk apa meminta maaf." Soraya memegang erat pengering rambut yang dia pegang.
Dia merasakan emosi saat mengatakan itu, apa gunanya jika hati dan pikiran tidak selaras, menjadi pergulatan batin yang menyakitkan. Soraya berbalik dan kembali menyimpan pengering itu di tempat semula.
"Aku tahu tidak pantas untuk mengatakan ini, tapi aku benar-benar minta maaf sudah menyeretmu ke dalam masalahku seperti ini. Aku tidak bisa untuk tidak merasa bersalah seperti ini, tadi juga aku minta maaf membuatmu menunggu selarut ini," ujar Jack sambil mengikuti ke mana perginya Soraya.
"Tidak masalah aku ini istrimu meski hanya sesaat nanti. Sudah sewajarnya jika seorang istri akan menunggu suaminya saat tidak kunjung pulang dan juga aku masih belum mengantuk," elak Soraya.
Belum mengantuk katanya? Padahal Soraya hampir saja tertidur saat menunggu Jack tadi. Mendengar itu Jack merasa tersentuh dan separuh dari hatinya menghangat dipeluknya tubuh Soraya dari belakang.
"Katakan apa yang ingin kamu katakan kepadaku tadi, mengeluhlah jika ada yang ingin kamu keluhkan aku akan mendengarmu dan memperbaiki kesalahanku." Jack mengerutkan pelukannya.
Dia juga dapat merasakan tubuh Soraya yang tiba-tiba menegang saat dipeluk. Soraya memegang tangan Jack yang melingkar di tubuhnya, senyum kecil terbit di wajah Soraya.
"Apa wanita tadi adalah kekasihmu?" tanya Soraya langsung kepada intinya.
Pelukan Jack semakin mengerat mendengar itu, Jack tidak menyangka bahwa sesuatu yang ingin ditanyakan, membahas kekasihmu dengan istri? Apa itu tidak menyakitkan?
"Ya, dia adalah kekasih yang aku ceritakan saat itu. Namanya Eriska Shaqueena, dia adalah seorang model papan atas yang sedang merambah ke industri perfilman. Kontrak awalnya adalah lima tahun dia bisa menghentikan atau bisa juga melanjutkan saat kontrak habis demi mendapat kepercayaan dari manajemennya dia tidak ingin melanggar kontrak," jelas Jack kepada Soraya.
Soraya tersenyum masam saat mengatakan itu dia tahu betapa cintanya Jack kepada kekasihnya, dia merelakan semua untuk wanita setitik rasa iri muncul di hatinya.
"Begitu, ya. Aku tidak tahu banyak tentang dunia hiburan, hanya saja jika dia memang mencintaimu dengan benar maka dia tidak akan memperlakukanmu seperti ini. Aku hanya ingin meminta satu hal kepadamu, jangan terlalu sering keluar bersama dengannya di saat seperti ini terlebih saat ada keluargamu. Mereka akan kecewa saat mengetahui anaknya pergi dengan wanita lain di keramaian. Bawalah dia ke tempat uang tidak banyak orang jika kau memang merindukannya, aku tidak ingin pernikahan ini terkena skandal," ujar Soraya penuh perasaan.
Membawanya ke tempat yang tidak banyak orang? Istri gila mana yang secara terang-terangan mengatakan bahwa tidak masalah dengan hal semacam itu, mungkin saja hanya Soraya seorang yang sudah gila dengan hal itu.
"Aku mengerti, aku akan lebih memperhatikan lagi kontakku dengan Eriska di luar rumah. Eriska adalah wanita yang sangat baik, penuh perhatian, dia juga sangat mengerti keadaanku, jika tidak mengerti keadaanku dia tidak akan mengizinkan aku untuk menikah lebih dulu seperti ini."
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka
Salam sayang.
Author L.11 Desember 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita ini sudah ending, jangan lupa follow dan jangan lupa juga dukungannya) Ketika sahabat terbaik mulai merebut suami tercinta dan membunuh anak yang baru berada di dalam kandungan. Siapa pun pasti akan merasakan amarah yang tidak terkira. Begi...