14. Sempatkah?

1.1K 216 65
                                    

Di dalam mobilnya, Kenma membuka sepasang manik matanya. ia melirik keluar jendela dan menatap pemandangaan diantara sadar dan mengantuk. Kenma beringsut untuk membetulkan posisi duduknya dan menghela napas ringan.


"oh, kau bangun sekarang".


Kenma melirik supir yang menoleh sedikit padanya. kemudian menatap jari yang menunjuk tepat kearah di dekat kursi sampingnya. "alat itu berkedip sejak tadi"


Menyadari apa yang dimaksud sang supir, Kenma langsung terbangun dan menatap layar detektor kecilnya. ia menatap lampu yang berkedip-kedip merah dengan cepat dan segera menoleh pada si supir. "percepat laju mobil"



"baik"


Supir mobil segera menginjak rem dan mempercepat laju hingga diatas 100, walau begitu Kenma tidak terlihat peduli dan ada kemungkinan untuknya menambah kecepatan. Kenma melirik lagi pada detektor yang masih berkedip.

'apa yang Shōyo lakukan kali ini?'. batinnya.

Ia sangat yakin kalau rantai yang dipakaikannya untuk Hinata sama sekali tak bisa dibuka. bahkan ia juga sudah memberitahu Hinata tentang pendeteksi yang ada pada rantai. Kenma terdiam dalam pikirannya.


Apa dia lupa? atau apa ada sesuatu yang terjadi?

Kenma merenungkannya lebih dalam. ia menyandarkan punggungnya pada kursi dan menyibak poninya. berkata dengan yakin dalam batinnya bahwa yang kedua adalah yang paling tepat.




Beberapa saat yang lalu, ia mendapat laporan bahwa Kageyama terlihat di sekitar Miyagi. tanpa disuruh olehnya mereka segera bergerak untuk lebih waspada. lalu laporan tentang keluhan mengenai sensor yang berlebihan di sekitar rumah Hinata itu lagi-lagi datang. awalnya ia ingin menghubungkan hal ini dengan munculnya Kageyama. namun, karna Kageyama baru kembali dari Tokyo kemarin jadi itu sangat tidak mungkin.



Selain itu, ia tidak percaya bahwa yang mengenai sensor itu adalah hewan lewat atau semacamnya. pada dasarnya, sensor yang ia pasang adalah sensor inframerah dan hewan yang instingnya jauh lebih kuat dari manusia tidak mungkin tidak melewatinya. mereka bahkan pasti melompatinya walau jaraknya dengan tanah hanya 1 cm.



Walau Kenma tidak mengacuhkan kemungkinan memang hanya hewan lewat, namun ia juga sangat was-was jika ada orang diluar kendalinya yang bertindak di atas telapak tangannya. ia sudah mengendalikan para aktor sejauh ini, bahkan Hinata sudah ada di tangannya. jika akan ada lagi perusak yang muncul Kenma mungkin tidak akan ragu lagi untuk melancarkan tindakan ekstrim.





Ia sudah ditinggalkan keluarga, ditinggalkan oleh orang yang ia cintai juga, ia tidak ingin lagi kehilangan mataharinya, Hinata.






Kenma menatap jalanan didepan dengan tajam.


Apapun akan Kenma lakukan untuk mempertahankan Hinata tetap berada di sisinya.


Kenma menyentuh wireless di telinganya. "apa yang kau dapatkan?"



"tidak ada apapun yang terjadi disini"



Kenma mengernyit. "kau yakin?"


Kenma menatap detektor yang masih berkedip-kedip. "kau tahu aku bisa membunuhmu jika kau berbohong kan?"




Di suatu tempat, seseorang duduk diatas dahan pohon dan tersenyum menatap pemandangan dari bawah kakinya. "aku serius, tidak ada apapun yang terjadi disini. apa kau pikir aku akan diam saja?"


Search Truth, Find a Peace, and Our Destiny || KAGEHINA  || [ END ]Where stories live. Discover now