Sequel 'Umi untuk Putraku' __________________________ Dulu, ia menikah dengan seorang duda berbuntut satu. Namun, kini giliran ia menjadi janda. Pikirnya semua akan baik ketika hatinya telah tertata apik setelah mengikhlaskan kepergian sang suami. Kenyataan berbanding terbalik .... Tertinggal putra putrinya yang menjadi kunci ia bersemangat. Keduanya pula yang menjadi alasan kuat ia berusaha bangkit dalam kesenduan. Awalnya semua baik, sangat baik. Sampai ia dijatuhkan oleh perasaan yang ia pikir baik. Semua kembali seperti dulu. Ketika ia dipinang almarhum sang suami dan memiliki putra sambung yang saat itu belum menerimanya. Ia harus berperang kembali merebut hati sang putra. Namun, bedanya tak ada sang suami yang menyemangatinya. Dengan hati yang masih berusaha mengikhlaskan almarhum sang suami, ia harus menggunakan sisa hatinya untuk melunakkan hati putranya yang tiba-tiba kembali mengeras entah karena apa. Ketika dulu sang suami melarangnya untuk bekerja, kini ia harus memaksa tulangnya untuk bekerja keras. Bukan hanya satu atau dua pekerjaan yang ia lakukan, tapi banyak pekerjaan yang dilakukannya. Tak ada waktu luang baginya. Hari-hari hanya ada kerja, kerja, dan kerja. Dengan menggendong sang putri ke mana pun langkahnya membawa. Semua demi sang putra yang berubah layaknya singa kelaparan. Pun dengan putrinya yang berubah menjadi takut tiap kali melihat sang kakak. "Tak peduli badanku hanya tersisa tulang dan kulit. Apapun akan kulakukan untuk putraku." "Tak peduli badanku kurus kering tak terawat. Apapun akan kulakukan asal putriku bisa makan dengan kenyang." Kisah akan dimulai. Bagaimana single parent rapuh itu menjalani hidup barunya .... SELAMAT MEMBACA:) Cover: Pinterest+Canva 18 Juli 2021-All Rights Reserved