Arland memang sudah sembuh dari tumornya. Namun, jika karena hal itu ia harus kehilangan Naya, maka Arland memilih untuk tidak sembuh dari penyakitnya.
Semenjak kepergian Naya setahun lalu, membuat hidup Arland berubah 180 drajat berbeda. Sekarang Arland benar-benar menutup dirinya untuk dunia. Arland menjadi super introvert.
Namun, dunianya kembali berbeda dari biasanya. Seorang gadis yang pernah ditemuinya di Jepang waktu itu, muncul tiba-tiba di hadapannya, di kampusnya sekarang.
Cahaya, mengingatkan Arland pada Naya akan kenangan yang buruk. Karena Cahaya, Arland hampir menyakiti Naya.
Selain kisah Arland yang kelam, Cahaya tidak kalah menderita dengan kehidupannya yang buruk.
Cahaya berbeda dengan Naya yang polos dan anggun. Sombong, frontal, dan Arogan. itulah 3 sifat dari sekian banyak sifat Cahaya yang melekat pada dirinya. Belum lagi ada sebuah rahasia besar yang Cahaya sembunyikan pada dunia.
Mungkinkah Arland dan Cahaya bisa disatukan?
Atau kisah ini hanyalah penuturan duka dari masing-masing mereka?
Warning !!!
Jika kamu tidak kuat hati, skip aja cerita ini :)
[ on going ]
"No wa nya dong" kata Faisal
ASTAGFIRULLAH rasanya ni jantung mau copot kaya nya. Kenapa deg degan banget sihh.
"Gk punya wa" kata Caca bohong
"Tuh kann bohong lagi. Gimana kalo nanti anak kita jadi pinter bohong kalo ibu nya aja bohong mulu" kata faisal sambil liatin gua.
Itu matanya tolong mas! Anda tau? Jantung saya disko nih.
"Bodoamatt gak peduli" gue pun mau pergi tapi tangan gue keburu di pegang sama dia.
"Nanti gua chat. Ngingetin lo makan. Nanyain kabar lo. Dan gua telpon kalo gua kangen" kata faisal sambil tersenyum tipis
Astaghfirullah mamahhh tolongggg anakmu inii kenapa diaa begituu mamahh. Caca gak kuat astaghfirullah.. Rileks ca staycool okee!
"Gila lo. Lepas gue mau pulang" kata gue sambil mencoba melepaskan tangan gw
"Salim dulu biar jadi istri soleha" kata faisal dengan senyum manis nya
"Awas ih lo gak jelas banget" kata gue sambil lepasin tangan gua yang di Pegang si Faisal.
"Caca kalo marah lucu yah" kata dia sambil tertawa pelan