(#Musim kedua)
Aku mendapatkan sebuah kehidupan yang lebih sempurna di bandingkan para adik-adikku. Aku berhasil lulus pendidikan menengah atas, ketika para adik-adikku harus menerima kenyataan bahwa mereka telah kehilangan orangtuanya saat masih kecil.
Itulah mengapa aku tidak pernah mengeluh mengambil semua tanggung jawab orangtuaku untuk membesarkan dan menyekolahkan adik-adikku.
Aku memiliki banyak adik, dan itu membuat aku tidak memiliki waktu untuk mengeluhkan orangtuaku yang memilih jalan instan, yaitu bunuh diri di depan-depan kami untuk melepaskan tanggung jawab itu.
Hanya saja, ketika aku merasa sudah bebas karena telah selesai menyekolahkan dan membesarkan mereka dengan baik, aku terbangun di sebuah tempat asing dengan sistim yang berbeda dengan duniaku dulu.
Lalu sebuah fakta lainnya mengejutkanku, dimana aku kembali memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar, yaitu membesarkan tiga anak yang telah mengalami penyiksaan sejak mereka lahir.
Di dunia baru itu, aku terkenal sebagai seorang antagonis yang gemar melakukan penyiksaan dan pelecehan terhadap ketiga anaknya, lantaran tidak mendapatkan kasih sayang dari suami yang merupakan seorang kaisar di tempat itu.
Sungguh sangat kacau, ketika pikiran modrenku harus beradaptasi dengan dunia penuh kasta ini. Apakah aku berhasil merawat dan menyelamatkan ketiga anak itu, dengan asumsi aku akan kembali ke duniaku sendiri, dimana para adik-adikku sudah menunggu atau aku telah terjebak di dunia itu selamanya dan harus menerima fakta bahwa aku seorang Ibu?
Dia di bunuh secara keji oleh saudara tirinya sendiri. Bahkan sang tunangan sama sekali tidak pernah mengharapkan dirinya, hanya menginginkan harta peninggalan orangtuanya.
Terlebih saat sang tunangan bermain api dengan saudara tirinya sendiri. Hingga kematian itu tiba, dia berharap Tuhan akan memberikan kesempatan untuk dirinya hidup kembali, untuk menuntut apa yang selama ini dia terima dengan tidak adil.
Tuhan mengabulkan doanya, dia dihidupkan kembali sebagai Putri Mahkota suatu kerajaan di masa lampau dan statusnya yang kini menjadi seorang istri.
"Aku sudah menikah? Lalu.. siapa suamiku?"
"Suami anda Yang Mulia Putra Mahkota, Putri."
Namun sama halnya di kehidupan sebelumnya. Sang suami tidak pernah menginginkannya.
Bagaimana Li Xian menghadapi kehidupan keduanya??
°°°
Bukan novel terjemahan, ini karya dari imajinasi aku sendiri.
Perdana nulis cerita fantasi. Semoga kalian suka.
Cekidot...!!
✍️ 1 Mei 2020