Dia Angkasa Dewangkara, yang semua orang kenal sebagai manusia tanpa belas kasih. Seperti namanya, Angkasa tumbuh bersama rasa percaya diri setinggi langit, berkuasa atas banyak hal, dan tentunya bersahabat dengan angkara yang selalu menyelimutinya.
Angkasa tidak mengenal apa itu hati nurani, apalagi kasih dan cinta. Sejauh ini, dia tidak tertarik untuk mengenal berbagai macam perasaan itu lagi. Yang sekarang ini Angkasa tahu, dia datang untuk membawa derita bagi orang-orang yang meragukan dirinya.
Angkasa tidak menggantungkan diri pada orang lain, tetapi Angkasa membuat orang lain bergantung padanya. Angkasa tidak pernah menjadi mangsa, karena dia adalah pemangsa. Saat Angkasa sudah menetapkan targetnya, tidak ada seorangpun yang bisa melepaskannya dari Angkasa.
Sebuah pengkhianatan membawa Angkasa pada kematiannya, yang berujung membuat jiwa Angkasa masuk ke dalam tubuh seorang karakter figuran novel. Seseorang yang semua orang kenal dengan nama Gardan Angkas Stara, karakter yang akan mati pada bab keempat novel, tubuh itulah yang Angkasa masuki.
Namun bagaimana jadinya jika seorang remaja tanpa sengaja menarik perhatiannya, hingga membuat Angkasa, sang manusia penuh angkara bersedia untuk melunakkan hatinya? Akankah Angkasa berubah? Atau malah malah merubah orang itu agar menjadi sama dengannya?
"Kenapa harus dia, Angkasa?"
"Karena cuma dia yang gue mau."
Ingat, tidak ada aturan yang tidak bisa dia rubah dan tidak ada batas yang tidak bisa dia langgar, termasuk seluruh aturan dan batas yang Angkasa ciptakan sendiri.
Arsha anak biasa yg tiba-tiba mengalami kecelakaan tunggal saat ia membeli barang-barang yg bunda nya inginkan. Namun kejadian naas menimpa nya ia mengalami kecelakaan tunggal yg fatal
Tiba-tiba saja ia mengalami transmigrasi ke dalam tubuh ayah dari antagonis pria. Bukannya Gimana ya... Tapi ayah antagonis ini seorang figuran yg hanya sekali saja saat antagonis ini membawa kekasihnya ke rumah
Tapi aneh saja saat ia tanpa sengaja merubah alurnya membuat kedua putra nya yg cuek itu tiba-tiba menjadi posesif dan mengekangnya. Apalagi putra bungsunya yg tidak suka ia dekat dengan sang protagonis pria...
"Papa tidak boleh dekat-dekat dengan Justin lagi! Papa ayahku! Bukan ayahnya!!" -Hiro
"Papa tidak boleh keluar tanpa seizin Aku" -Leo
Dan saat ia terganggu dengan sifat keposesifan kedua putranya malah datang keluarga besar yg begitu menyayangi nya apalagi mereka terobsesi...
'sial! Kapan gue gak di Kekang seperti ini?!!'