Hai...
Saya Angel, sang penulis sekaligus tokoh utama dalam cerita ini.
Sejak kecil, aku selalu bermimpi untuk bisa melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Aku ingin mengejar ilmu, membangun karier, dan membuktikan bahwa seorang wanita juga bisa meraih kesuksesan. Namun, impianku seakan runtuh saat keluarga ibuku dengan tegas melarangku untuk kuliah. Mereka berpegang pada keyakinan lama bahwa seorang wanita tidak perlu menempuh pendidikan tinggi, cukup menikah dan mengurus rumah tangga.
Awalnya, aku mencoba melawan. Aku berbicara baik-baik, berusaha meyakinkan mereka, bahkan mencari beasiswa agar mereka tidak perlu khawatir soal biaya. Namun, semua usahaku berakhir sia-sia. Mereka tetap pada pendiriannya, semakin mengekangku, bahkan mengancam jika aku nekat melanjutkan pendidikan.
Setiap hari terasa seperti penjara bagiku. Aku melihat teman-temanku merancang masa depan mereka dengan penuh semangat, sementara aku terjebak dalam batasan yang dipaksakan oleh orang tuaku. Aku mulai merasa putus asa, bertanya-tanya apakah hidup ini benar-benar adil.
Hingga akhirnya, di semester keenam SMA, aku membuat keputusan besar. Aku tidak bisa terus hidup dalam keterpaksaan ini. Aku mulai menyusun rencana-kabur dari rumah, mengganti nama, dan memulai hidup baru di tempat di mana aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa tekanan, tapi tentu saja itu tidak mudah, itu memakan waktu dan biaya.
Namun, di balik keberanian itu, ada ketakutan yang selalu menghantuiku. Bagaimana jika aku gagal? Bagaimana jika aku tidak bisa bertahan sendirian? Tapi satu hal yang pasti-aku lebih takut jika harus menjalani hidup yang bukan pilihanku sendiri.
Dan di sinilah perjalananku dimulai.
**Ini bukan hanya kisahku. Ini adalah suara bagi mereka yang merasa terkungkung oleh harapan dan aturan yang bukan milik mereka sendiri. Jika kalian pernah mengalami hal yang sama, ketahuilah bahwa kalian tidak sendirian.**
lesbian oneshots !!
includes smut and fluff, chapters near the beginning are in the process of being updated and republished.
i try and update regularly, i promise.