Di negara Arunio, tempat kecerdasan adalah mata uang tertinggi dan ambisi adalah bahasa universal, berdirilah sebuah institusi yang menjadi simbol supremasi intelektual: High-N . Sekolah ini bukan sekadar tempat belajar-ia adalah medan pertempuran bagi para jenius muda yang berlomba-lomba untuk membuktikan diri. Di dalamnya, setiap siswa-siswi diukur, dinilai, dan diberi peringkat melalui sistem Rank yang ketat. Sistem ini bukan hanya alat motivasi, tetapi juga pedang bermata dua yang memisahkan mereka yang "layak" dari yang "tidak cukup baik."
Di antara ribuan murid High-N, lima sosok menonjol sebagai puncak piramida akademik. Mereka adalah Top 5, murid-murid terbaik yang menjadi panutan sekaligus sorotan.
Ada Carl, dengan IQ 150, otak analitisnya seperti mesin presisi yang tak pernah salah. Ia adalah
Rank 1.
Kemudian ada Alisa, dengan IQ 140, visioner yang selalu merencanakan langkah-langkah ke depan. Matanya selalu tertuju pada tujuan besar.
Lalu ada Oculum, dengan IQ 131, si pengamat cermat yang selalu menemukan detail-detail kecil yang terlewatkan orang lain. Ia adalah penyeimbang kelompok.
Berikutnya adalah Zritsa, dengan IQ 120, jiwa bebas yang membawa semangat ceria ke dalam kelompok. Di balik senyum lebarnya, ia adalah seseorang yang selalu memperhatikan suasana hati teman-temannya.
Dan terakhir, Maxtrix, dengan IQ 111, anggota kelompok yang paling manusiawi. Meskipun berada di posisi terbawah Top 5, tekadnya tak pernah padam. Ia adalah penyelaras tim, yang selalu mencari cara untuk membuktikan bahwa nilai bukanlah segalanya.
Di tengah semua ini, ada satu pertanyaan yang menggantung: Apakah persahabatan mereka akan abadi atau berakhir dengan tragis?
Tujuh tahun yang lalu Veronica Aswati atau kerap disapa sebagai Vera menikah ketika usianya 20 tahun dengan Bisma Atmaja. Usia pernikahan mereka hanya bertahan 3 bulan karena tidak ada pondasi kekuatan dalam rumah tangga mereka, juga terlalu banyak campur tangan mertua serta adik ipar. Tujuh tahun kemudian, Vera kembali dipertemukan dengan Bisma hingga pertemuan-pertemuan kembali terjadi di antara keduanya kembali menumbuhkan rasa yang memang tidak pernah padam. Bisma berjuang untuk rujuk kembali dengan Vera, namun wanita itu menolak. Sayangnya, Bisma jelas bukan tipe perempuan yang akan menyerah begitu saja dan terus berusaha menarik perhatian Vera agar mau kembali lagi padanya.