●PROLOG●

6 2 16
                                    

Now playing

🎼Reset - Tiger Jk ft Jinsil🍒
___________________


WARKOP yang letaknya tepat dibelakang sekolah SMA The Gift Star, tak pernah sepi pengunjung. Apalagi setelah jam pelajaran usai, beberapa anak yang terikat dengan geng motor yang kalian kenal dengan Gardapati, hampir setiap pulang sekolah tak pernah absen untuk berkumpul kemari. Contohnya saja seperti sekarang, gerombolan cowok berbadan kekar berjaket kulit hitam dengan tulisan Gardapati di dada kanan yang menjadi ciri khas mereka, berebut memesan mie instan pada ibu penjaga warkop tersebut.

Lain halnya dengan pasangan sejoli yang sedang di mabuk asmara, sebut saja Alva dan Zara. Mereka duduk di bangku panjang kayu yang ada didepan warkop, sedang merayakan hari jadi yang ke enam bulan. Kasih selamat dulu yuk!

Manik mata Zara menerawang ke atas langit jingga di sore hari. "Gak kerasa ya, kita udah enam bulan sama-sama," ujarnya menoleh ke samping, tempat dimana Alva duduk. Sedangkan kekasihnya menatap lurus kedepan, kearah jalan raya-melihat kendaraan yang berlalu lalang. "Aku berharap, semoga kita bisa sama-sama sampai besok, lusa, kalo bisa sampai tua."

"Tapi itu hanya angan-angan lo," ujar Alva, tatapannya masih lurus kedepan.

"Maksud kamu?" tanya Zara mengernyit bingung.

"Kita putus."

Plong!

Lancar kayak jalan tol.

"Apa?" tanya Zara berharap ia salah dengar.

"Kita putus," ulang Alva.

"Kamu bercanda kan? Ini cuma prank kan? Kamu lagi bikin konten untuk—"

"Gue serius," potong Alva cepat. Ia menoleh ke samping.

Kini tatapan keduanya bertemu. Tidak ada kebohongan yang tersirat di mata Alva, lelaki itu berbicara sungguh-sungguh.

"Tapi kenapa?" pertanyaan yang tercetus dari bibir Zara begitu saja tanpa rasa bersalah sedikitpun, membuat Alva merasa kesal.

"Etdahh bucin mulu lo berdua," cibir Raka tiba-tiba datang lalu meletakkan semangkuk mie instan di atas meja. Kemudian duduk dihadapan keduanya.

"Raka," panggil Zara pelan membuat kegiatan Raka yang ingin menyuapkan makanan ke mulutnya terhenti. "Boleh tinggalin kita berdua?"

Raka menggaruk tengkuknya. "Kayaknya gue ganggu deh. Gue makan di dalem aja—"

"Gak usah Rak. Panggil anak-anak aja, sekalian suruh kumpul disini," ujar Alva membuat Raka mau tidak mau mengangguk lalu masuk kedalam memanggil anak Gardapati lainnya.

Aura yang dipancarkan oleh Alva benar-benar menyeramkan. Sorot matanya yang tajam serta urat-urat di tangan dan leher yang menonjol tanda bahwa lelaki itu sedang marah.

Berbeda dengan Zara yang terlihat cemas, tangannya meremas-remas rok abu-abunya di bawah meja. Bibir bawah-nya yang tanpa sadar ia gigit serta mata yang memerah hendak menangis.

Alva melirik Zara sekilas. "Kenapa? Takut semua rencana busuk kalian berdua terbongkar?" tanya Alva menarik sudut bibir kanannya.

"Maaf Al, aku bisa jelasin," ujar Zara menunduk lalu terdengar isakan.

"Cenayang lo? Padahal gue belom ngomong apapun," balas Alva ketus.

Tak lama yang ditunggu pun datang. Lelaki bertubuh kekar membentuk kerumunan mengelilingi meja. Dengan anggota inti Gardapati duduk di kursi yang berhadapan dengan Alva dan Zara.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALVARO (On Going)Where stories live. Discover now