01. Awal Mula

3.3K 313 53
                                    

"Hari ini kita praktek olahraga apa ya?" tanya [Name] pada temannya.

"Aku tidak tau, mungkin saja voli," jawab teman [Name] berpakaian olahraga yang sama dengannya.

"Voli ya..." gumam [Name] mengusap dagunya sambil tersenyum.

"Ah, bukankah [Name] payah dalam olahraga?" tanya teman [Name] yang lain.

"Eh." [Name] menatap temannya itu.

"Kau gampang lelah 'kan?" Teman [Name] menatap tubuh kurus [Name] dari atas sampai bawah.

[Name] tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ah, aku tidak-"

"Aku berharap nilai praktek olahraga ku tidak buruk karena kau [Name]," ucap siswi itu lagi.

Teman yang di samping [Name] mencoba mengubah situasi dingin di antara mereka, "Sudah-sudah, jangan bertengkar," pertengahnya.

"Tenang saja! Akan ku buat nilai praktek olahraga kita tinggi!" ucap [Name] dengan semangat.

Teman [Name] yang sarkas tadi hanya memutar bola matanya malas, sedangkan temannya yang lembut itu mengusap-usap punggung [Name] mencoba menenangkannya.

"Baiklah, silahkan buat tim terdiri dari enam orang pemain voli dan tentukan posisinya masing-masing!" perintah sensei.

Tim [Name] sudah terbentuk, tinggal menentukan posisi masing-masing dari mereka.

"Aku akan menjadi setter," ujar teman [Name] yang lembut tadi.

"Ah aku yang akan menjadi spikenya!" ucap [Name] antusias.

"Tidak. Pukulan mu tidak kuat. Kau lebih baik menjadi libero," sahut teman [Name] yang sarkas.

"Libero?" gumam mereka semua kecuali [Name].

"Sensei, setiap kelompok membutuhkan libero bukan?" tanya teman sarkas [Name].

"Ah iyah! Sensei lupa mengatakannya," jawab sensei.

"Bukankah libero bagian pertahanan? [Name] akan mudah lelah nanti," seru teman [Name] yang lembut.

"Lagi pula [Name] itu tinggi! Dia cocok menjadi middle blocker," sahut seorang siswi berkuncir kuda.

"Heh... [Name] itu pintar! Dia cocok menjadi setter," seru seorang siswi yang rambutnya di gulung.

"[Name] itu cocok menjadi apa saja. Karena [Name] multitalenta," puji seorang siswi berkacamata.

"Aku tidak begitu kok." [Name] tersenyum menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tapi jika [Name] yang mengambil bagian pentingnya, kita hanya menjadi pion-pionnya saja."

"Heh... Tentu tidak! Karena kita satu tim maka peran kita sama-sama penting," ucap [Name].

"Bagaimana kalau aku menjadi libero saja?" usul [Name] walaupun dia sebenarnya sangat menyukai spike.

"Itu juga terlalu mencolok untukmu [Name], kau keluar masuk lapangan mengundang mata mereka melihatmu."

"Yah itu benar, kami tidak akan di lihat para lelaki nanti."

 𝑯𝒂𝒊𝒌𝒚𝒖𝒖!! 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆ღ 𝐀𝐤𝐚𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐣𝐢 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞Where stories live. Discover now