1. Look at Me

4 2 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Memiliki kemampuan melihat dan berinteraksi dengan hantu sebenarnya tidak seburuk yang dipikirkan kebanyakan orang, begitulah pendapat Ethan Dison. Ia tetap bersyukur atas pemberian dari Tuhan yang satu ini karena bisa mendapat pelajaran lebih tentang hidup dan kematian.


Jika ditanya tentang ketakutan, awalnya Ethan merasa takut. Tapi seiring berjalannya waktu rasa takut itu mulai berkurang karena Ethan bisa menanganinya, tapi bukan berarti ia tidak takut sama sekali.

Bicara tentang sosok mereka banyak sekali bentuk, rupa, hingga sikapnya. Biasanya jika rupa sosok itu menyeramkan bisa jadi karena ia berbuat kejahatan belum termaafkan pada masa lalu. Sosok seperti itu kadang menipu, ada yang terlihat baik padahal niatnya buruk atau bahkan rupanya seram namun malah bersikap menjaga suatu tempat yang merupakan tempatnya terdahulu. Maka dari itu berhati-hati lah.

Tentang hantu bunuh diriㅡarwah mereka masih tertinggal di dunia, melanglang buana tanpa arah entah kemana tujuannya hingga akhirnya menetap di suatu bangunan kosong.

Nyatanya manusia lebih jahat, terkadang jenazah yang baru meninggal karena bunuh diri digunakan untuk media ritual.

Baik korban bunuh diri, arwah masih tersesat di bumi, hingga yang bertindak jahat pada saat semasa hidupnya, kelak energi mereka sering kali diserap dan digunakan oleh sosok yang lebih berkuasa sebagai 'makanan' atau bahkan dijadikan bawahan mereka.

Tugas mereka pun beragam jenis, misalnya dengan kata manis membisik jiwa manusia yang sedang dalam keadaan goyah agar terpancing mengikuti jalan kesesatan serta gelap lalu berakhir mengakhiri hidup. Siklus lingkaran setan pun terus terulangㅡmulai dari arwah yang tersesat, energi diserap sang penguasa, hingga menjadi budak akan berputar sampai akhir dari kehidupan dunia ini.

Kehidupan yang sementara dan kematian yang menunggu, itu semua sudah menjadi bagian cerita kita. Baik dan buruk maupun suka dan duka akan mendapat balasannya masing-masing.

Jangan sombong ataupun merasa tinggi, karena mereka senang mendapat makanan dari energi itu.

Jangan pula menyerah apalagi sampai termakan bisikian jahatnya, maka mereka akan menjadi teman dalam kegelapan dan yang akan tertawa ketika melihat ruh disiksa di kehidupan selanjutnya.




• *☽ .* :☆゚.* ────



Ethan sedang mengunyah permen karet sembari menatap langit malam yang ditemani bulan sebagai penerang serta taburan bintang penghias. Tidak ada yang aneh memang, maunya sih menyendiri. Ada sebuah kemampuan unik didalam dirinya, ia memiliki kelebihan di mana ia bisa melihat makhluk dari dunia lain.

Namun sayangnya ketika sedang menikmati kesunyian mendadak angin bertiup kencang, pemuda pemilik rambut pirang itu refleks menoleh ketika mendapati suara seseorang dari belakang. Ia mengira di sini hanya seorang diri, ternyata ada orang asing berdiri tak jauh dari nya.


"Siapa?" tanya Ethan.


Orang di belakang seperti enggan menjawab pertanyaan Ethan barusan. Orang itu menyamakan posisi nya dengan Ethan tanpa menoleh sedikit pun.

"Eh!" Ethan hampir terjatuh jika saja satu kaki nya tidak menahan bobot tubuhnya itu. Ia sedikit terkejut. Ada hal janggal yang menarik perhatiannya.

Kaki orang itu tak menapak pada tanah.


"Eum, aku duluan, ya. Semoga harimu menyenangkan!" Ethan berujar kaku sambil bersiap bergegas dari sana setelah mengetahui fakta tersebut. Bukan takut, ia hanya ingin ketenangan tanpa gangguan siapapun.


"T-tunggu, Ethan." suara yang terdengar tak lancar memanggil namanya.


Ethan segera menghentikan langkah lalu menoleh ke belakang. "Bagus, kamu yang kesekian kalinya sudah mengetahui namaku." ujarnya tak aneh.

"Apa kamu percaya kalau ini bukan pertemuan pertama antara aku dan kamu?" Ethan mengangkat bahu, bukan acuh melainkan tidak tahu. Sebelumnya pun ia tak pernah melihat sosok ini.


"Kapan kita bertemu?"

Sosok itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kalung emas dengan permata biru sebagai kepala hiasannya. "Kamu cari ini, 'kan?" tangan pucatnya menjulur memberi bukti pada Ethan.

Dua alis Ethan bertaut bingung. "Kenapa kamu tahu?!" sentak Ethan. Kalung biru tersebut merupakan benda yang Ethan cari sejak 2 minggu lalu karena terjatuh, seingatnya. Bahkan ia telah mengikhlaskan jika benar kalungnya hilang.


Mana mungkin hantu bisa memegang benda? dalam benak Ethan.

"Well, ini terjatuh saat kamu lari waktu itu."


"Hehe, kamu jangan coba menipuku, aku nggak bodoh tahu!" Ethan tersenyum menggoda.


Sosok itu justru tersenyum lebar. "Sengaja, agar kita mulai bertukar sapa."


Bibir plum Ethan mengerucut. "Dasar aneh!" ujarnya, kemudian Ethan teringat sesuatu. Buru-buru ia mengambil buku sketsa tak lupa dengan pensil untuk sekedar menggambar sosok teman barunya. Ia mengalihkan pandangan kembali melihat sosok itu, namun tanpa disadari sosoknya menghilang seketika.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Whisper From the GraveWhere stories live. Discover now