𝑯𝒂𝒊𝒌𝒚𝒖𝒖!! 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆ღ 𝐀𝐤𝐚𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐣𝐢 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞

03. Manager baru

"[NAME]!!" teriak Kaori dari kejauhan.

[Name] yang sedang berjalan menuju kelasnya berbalik, "Ya? Ada apa Kaori?"

"[Name]!" Kaori memegang kedua bahu [Name], dia menunduk berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Ku mohon! Bantu aku!" ujar Kaori menatap [Name] penuh harapan.

"Bantu apa Kaori?" tanya [Name].

"Apa kau bersedia?" tanya Kaori kembali berdiri tegak.

"Memangnya kau ingin aku membantumu apa?"

"Apa [Name] mau?"

"Tergantung kau memintaku mau membantu apa," jawab [Name].

"Jadi, apa kau bersedia [Name]?" tanya Kaori bersemangat.

"Memangnya apa yang bisa ku bantu?" tanya [Name].

"Aku sangat butuh bantuan mu [Name]!"

[Name] menghela napas pasrah, dari tadi arah pembicaraan nya dengan Kaori terus saja berputar-putar.

"Yah, aku akan membantumu. Apa yang bisa ku bantu Kaori?" tanya [Name] pasrah.

"Tolong jadilah manager klub bola voli Fukurodani!"

Eh?

♥〰♥

"Ada apa [Name]?" tanya Keiji saat [Name] yang duduk di depan mejanya dengan kursi lain melamun, ah tidak sepertinya ada suatu hal yang di pikirkan gadisnya itu.

[Name] tidak bergeming di tempatnya, dia terlalu fokus dengan pikirannya sendiri.

"Kalau kau tak segera memakan makananmu, istirahat akan segera berakhir nanti."

"[Name]?"

"Keiji-kun!" histeris [Name] tiba-tiba.

[Name] menatap Keiji yang menampilkan ekspresi sabarnya.

"Apa wajahku terlihat seperti orang yang bisa di andalkan?" [Name] menatap lurus Keiji.

Keiji membalas menatap [Name] dengan raut biasanya, "Ya seperti itulah, memangnya ada apa?"

"Oh ayolah Keiji-kun berikan aku jawaban yang jelas."

"Ada orang yang mengandalkanmu?" tanya Keiji, [Name] mengangguk cepat seperti seorang ayah yang bertanya kepada anaknya ingin permen atau tidak.

"Dia mengandalkanmu apa?" tanya Keiji lagi.

[Name] menatap langit-langit kelas, dia teringat pembicaraannya dengan Kaori tadi pagi.

"[NAME]!!" teriak Kaori dari kejauhan.

[Name] yang sedang berjalan menuju kelasnya berbalik, "Ya? Ada apa Kaori?"

"[Name]!" Kaori memegang kedua bahu [Name], dia menunduk berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Ku mohon! Bantu aku!" ujar Kaori menatap [Name] penuh harapan.

"Bantu apa Kaori?" tanya [Name].

"Apa kau bersedia?" tanya Kaori kembali berdiri tegak.

"Memangnya kau ingin aku membantumu apa?"

"Apa [Name] mau?"

"Tergantung kau memintaku mau membantu apa," jawab [Name].

"Jadi, apa kau bersedia [Name?]" tanya Kaori bersemangat.

"Memangnya apa yang bisa ku bantu?" tanya [Name].

"Aku sangat butuh bantuan mu [Name]!"

[Name] menghela napas pasrah, dari tadi arah pembicaraan nya dengan Kaori terus saja berputar-putar.